"Anaaaaaa..... lo kemana sih? Ambilin gue korek gih." Audrey berteriak. Dengan suara cetar membahana dan nada perintah yang tak terbantahkan.
Ana berjalan malas-malasan keluar dari kamarnya. Okey, mungkin perlu diperjelas lagi.
Sekarang kamar Ana dan Audrey terpisah. Audrey di kamar mereka yang lama, sedangkan Ana pindah di kamar sebelah.Hal itu terjadi, tak lain dan tak bukan, karena Ana tak mau lagi mencium bau alkohol, rokok dan sejenis barang haram lainya. Maka dari itu, Ana memilih keluar dan menepati kamar sebelahnya.
Semua orang juga tau, gadis supel, manis dan primadona sekolah itu kini menjadi gadis urakan yang benar-benar minim pengetahuan sopan dan santun. Semua itu bermula sejak Audrey mengenal Wahyu, mahasiswa dari komplek sebelah perumahannya.
Audrey yang mulanya gadis baik, 11 12 sama Ana, kini mulai menjelajahi dunia hiburan malam seperti clubbing dan sebagainya. Toh, menurutnya semua itu wajar, masa-masa remaja. Hal itu membuat Ana merasa khawatir sekaligus sedikit menjaga jarak dengan Audrey. Ia merasa risih terhadap Audrey. Audrey Alena Binke the BadGirl di Inc'school. -sekolahnya.
"Nggak usah teriak-teriak juga kali," sahut Ana masih mendumel karena ia harus menghentikan acara mencoret kanvasnya. Dan dilanjutkan melaksanakan perintah Audrey yang kini bersandang 'Wajib' untuknya.
"Nih koreknya. Buat apaan sih? Jangan bilang, kamu mau-",
"Ntar kalau ada yang dateng bukain pintu ya. Ajak ke kamar gue!" Seperti tak menghiraukan ucapan Ana, Audrey menyalakan rokoknya dan menghisapnya kuat. Lalu tanpa permisi memotong ucapan Audrey dengan asap yang mengepul di sela bibir mungilnya.
"Tapi Drey, uhukkk-uhukkk... Kalau cowok gimana? Masa iya, suruh maen kekamar?" Ana mengibaskan sebelah tangannya untuk mengusir asap rokok yang mengepul di depan wajahnya.
"Gak usah banyak bacot lu. Bukain ya bukain aja. Emang kalau cowok kenapa? Masalah?" Audrey melotot pada Ana dengan mata merahnya. Wajahnya kian pucat tak sesegar dulu.
"Tapi," Ana menggeleng samar. Memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi. Namun segera dihilangkannya.
"Gak ada tapi-tapian. Yang dateng itu, Wahyu cowok gue. Dah sana pergi!" Audrey mendorong kuat lengan Ana. Detik selanjutnya di lemparkannya putung rokok yang baru beberapa kali dihisapnya hingga asap itu menyeruak di dalam kamar itu. Karena merasa terganggu, Ana terpaksa menjauh dan keluar tanpa kata-kata dari kamar adiknya itu.
.
Via telepon, Ana dan Beta.
"Mom...." Ana merintih sambil tetiduran di kamarnya. Menatap kosong langit-langit kamar sambil membenarkan posisi handphone pada telinganya.
"Iya sayang, kenapa?" terdengar helaan nafas lelah dari ujung telepon.
"Audrey Mom. Audrey tu lama kelamaan jadi aneh deh."
"Aneh gimana?"
"Aneh gitu, dia suka clubbing, ngrokok dan malem ini dia ngajak cowok kerumah. Ana takut mom,.." Ana menunduk, prihatin dengan perubahan drastis dari sikap Audrey.
"Udah sayang.. Gak papa! Besok Mom sama Dad pulang buat mastiin kebenaranya. Dan kalau terbukti Audrey seperti yang kamu bicarakan, Mom akan cari solusi buat menghentikannya. Bisa malu-maluin keluarga kita kan kalau ada yang tau?"
"Ya udah Mom. Udah malem, pasti Mom sibuk kan? Dah mom!"
"Dah sayang...!" Ana menutup panggilannya. Menyentuh tombol merah lalu menangkupkan kedua tangan ke wajahnya. Hatinya masih diselimuti kegelisahan. Feeling nya mengatakan ada sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending for Alone On Editing (Completed)
RomanceTak selamanya seseorang itu sendiri. Tak selamanya seseorang itu terkena musibah. Sesuatu pasti indah pada waktunya. Tapi apakah itu benar? Mengapa gadis ini selalu dipermainkan keadaan. Seolah olah tak ada kebahagian yang tersisa untuknya. Kesalah...