Fokus

1.9K 180 9
                                    

Ray POV

Ini hari pertama penyamaranku. Sebenarnya aku takut sekali dengan penyamaran ini. Lebih tepatnya aku risih dengan semua atribut yang aku gunakan untuk penyamaran ini. Bra busa yang sudah ditambal dengan beberapa bahan agar terlihat payudara yang seksi, seperti milik Fay. Kemeja yang benar-benar membuatku sedikit sesak nafas karena pas dengan tubuhku, dan juga rok di atas lutut yang memperlihatkan lututku. Beruntungnya Fay tidak suka menggunakan sepatu atau sandal yang memiliki heels. Mungkin karena dia termasuk perempuan yang sangat tinggi jadi heels tidak berguna lagi untuk menunjang tubuhnya.

"Kok baru sampai Fay?" sapa seseorang saat aku baru saja menginjakkan kaki di kelas. Padahal aku sudah berangkat pagi-pagi sekali, dan kelas ini juga masih termasuk sepi tapi ternyata ada juga yang berangkat lebih pagi dariku. Siapa dia? Fay tidak menunjukkanku foto-foto temannya. Dia berpesan padaku untuk melihat name tag yang ada di seragamnya saja. Itu kata Fay.

Diandra... Aku ingat. Fay cerita kalau Diandra yang sering dipanggil Dee itu adalah sahabatnya, teman sebangkunya juga.

"Oh Dee..." Ini adalah PRku, harus bisa meniru suara Fay yang memang sedikit merdu. Sumpah aku ini laki-laki, dengan jakun yang pastinya membuat suaraku semakin berat. Tapi karena latihan selama beberapa hari ini, aku jadi terbiasa dengan suara yang sengaja aku buat seperti Fay, walaupun hasilnya tidak sama, setidaknya tidak mencurigakan. Untungnya Fay sudah menyiapkan syal untuk menutupi leherku jadi jakunku tidak terlihat oleh teman-teman yang lain.

"Suara lo kenapa Fay?" tanya Dee khawatir.

"Gue flu Dee, makanya gue pakai syal ini!" tunjukku ke syal yang melingkar di leherku. Dan Dee pun percaya kata-kataku.

"Lo harus banyak istirahat Fay. Jangan kebanyakan latihan basket! Bagaimanapun lo itu perempuan, jadi lo harus jaga kondisi tubuh lo." Pesan Dee membuatku merasakan perhatian lebih dari sahabat Fay ini.

Aku perhatikan Dee ini sangat cantik. Aku jarang sekali memuji perempuan, apalagi perempuan seperti Dee yang bagi orang awam tidak ada cantik-cantiknya. Tapi aku melihat sebaliknya. Kaca mata bulat yang menutupi mata indahnya itu, membuatku tertarik. Pakaian yang terlihat kuno itupun membuatku nyaman melihatnya. Sikap perhatiannya membuat aku senang. Hidung lancipnya membuatku ingin mengecupnya. Tubuh mungilnya ingin sekali aku memeluknya. Oh Ya Tuhan aku lupa tujuanku datang ke sini. Ini semua karena pesona Dee. Aku jadi terkecoh dengan tujuan semulaku.

"Iya Dee, thanks ya!"

"Heei!! Ada gosip hangat!" teriak seseorang mengagetkanku dan Dee yang hanya berdua di dalam kelas. Veronica... tertulis namanya di name tag itu. Dia juga salah satu sahabat Fay, biasa dipanggil Icha, hanya saja beda kelas. Dan dia adalah sahabat yang paling heboh diantara mereka bertiga. Itu kata Fay.

"Apaan sih Cha? Mulai deh penyakit hebringnya," ucap Dee.

"Ini hot news!" kayaknya Icha berbakat menjadi presenter gosip.

"Apa?" tanyaku.

"SMA Bhakti Mulia akan tanding basket dengan tim basket putra kita." Aku terkejut, sangat terkejut malah. Tapi aku coba terlihat biasa. Aku tidak ingin kedua sahabat Fay curiga.

"Lo kenapa Fay? Kok muka lo tegang begitu?" ternyata Dee menyadari perubahan sikapku, padahal aku sudah berusaha untuk menutupinya.

"Mungkin ini karena efek belum sarapan Dee. Gue ke kantin dulu ya!" jawabku mengalihkan perhatian Dee.

"Gak usah ke kantin. Nih gue bawa bekal. Tadi pagi gue juga belum sempat sarapan. Yuk kita makan sama-sama!" ajak Dee. Di depanku sudah ada sekotak nasi goreng. Ada irisan ayam dan telur dadar di atasnya. Yummy. Tapi masa aku dan Dee makan berdua, satu sendok pula.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang