You Drive Me Crazy

1.9K 165 6
                                    

Kay POV

Pagi-pagi aku sudah sampai di sekolah Ray. Tidak seperti biasa, saat aku masih di asrama aku tidak perlu bangun pagi-pagi sekali hanya untuk bersiap dan berangkat sekolah dan sekarang aku harus membiasakan diri bangun pagi dan bersiap untuk berangkat. Belum lagi aku harus mendapat teguran Bunda karena aku menyamar menjadi Ray.

Jangan dikira Bunda tidak menyadarinya. Bunda sangat tahu bagaimana anak-anaknya. Dari kebiasaan sampai hal yang mencirikan ketiga anak kembarnya yang hanya Bunda sendiri yang bisa membedakan kami selain dari tinggi badan kami yang memang berbeda, tapi kalau tidak disejajarkan pasti orang tidak akan bisa membedakannya. Ayah saja tidak pernah bisa membedakan kami, mungkin karena Ayah sering ke luar kota jadi jarang di rumah. Bunda hanya tahu aku dan Ray bertukar posisi dan Bunda memaklumi itu. Dan sejak pertukaran posisi ini Bunda tidak pernah bertemu Ray yang menyamar menjadi Fay, jadi Bunda tidak pernah tahu kalau Faylah yang menjadi diriku di asrama. Kalau Bunda tahu, pasti Bunda akan menghukumku dan kedua adik kembarku itu.

Di kelas masih sepi dan ternyata sudah ada makhluk paling indah di depan mataku. Hanya ada aku dan makhluk indah itu. Setelah meletakkan tasku aku coba mendekatinya. Wajahnya yang cantik terus saja aku pandangi dari kursi yang ada di depan makhluk indah itu. Dia sedang asik membaca bukunya. Mata coklat keemasan, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan lancip, bibir yang tipis. (Hayoo tebak ini ciri-ciri siapa?)

"Ngapain lo di sini?" Sepertinya dia baru menyadari kalau sejak tadi aku memperhatikannya.

"Hai Daveeta!!!" Sapaanku ternyata membuatnya bangkit berdiri. Sulitnya mendekati perempuan ini. "Tunggu Veet!!" Aku menarik lengannya, menahan dia untuk tidak pergi dariku.

"Jangan pegang-pengang!" Dia menepis tanganku kasar. Ada ketakutan di wajahnya. Kenapa? Apa aku terlihat seperti orang jahat?

"Veeta! Daveeta!!" panggilku, karena dia sudah berlari ke luar kelas menjauh dariku. Ada apa dengan dia? Kenapa dia setakut itu? Apa dia takut hanya padaku atau pada semua laki-laki? Karena aku dengar dari Irwan kalau dia jutek dan galak dengan semua laki-laki.

Akhirnya aku menemukan Daveeta di bawah pohon apel di taman belakang sekolah. Biasanya di tempat ini ramai dengan para siswa. Aku tahu karena kemarin aku, Irwan, dan teman-teman Ray berkumpul di taman belakang sekolah. Dan sekarangpun di sini sudah ramai. Ada para siswa yang sedang mengerjakan tugas dan banyak perempuan-perempuan yang sedang nongkrong dan menggoda para siswa laki-laki yang tampan, karena aku juga termasuk dalam godaan mereka saat ini, dan aku hanya diam tanpa ingin membalasnya. Itu karena aku berniat untuk mendekati Daveeta sekarang, kalau aku meladeni mereka, Daveeta bisa segera pergi dari rindangnya pohon apel yang menutupi punggung cantiknya.

"Daveeta!" Aku mencoba duduk di sampingnya. Dan aku yakin semua siswi yang tadi sedang nongkrong itu melihat ke arahku dan Daveeta, karena terdengar bisik-bisik yang menyebutkan nama Daveeta.

"Mau apa sih lo?" Seperti biasa, dia jutek dan galak.

"Gue Cuma mau dekat aja Veet."

"Kenapa gak ke yang lain aja sih Ray? Gue malas berurusan dengan lo dan sejenis lo!" Apa maksudnya? Sejenisku itu maksudnya laki-laki?? Atau sejenis laki-laki player? Atau laki-laki brengsek? Atau laki-laki apa? Aaaah! Dia memang sulit dimengerti.

"Kenapa?" tanyaku bingung.

"..." Dia diam. Makin membuatku tidak mengerti. Tapi dia masih asik dengan bukunya dan tidak menghindariku. Yaaa... setidaknya ada kemajuan.

"Memang salah kalau gue mau berteman dengan lo?"

"Gue gak punya teman laki-laki, kecuali lo banci mungkin gue bisa pikirin untuk berteman dengan lo!" jawabnya ketus dan masih asik dengan bukunya tanpa melihat ke arahku.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang