The Last and The First Begin

1.6K 149 4
                                    

Akhirnya bisa melanjutkan cerita ini setelah setahun berlalu... Ini juga karena permintaan beberapa readers... thanks ya yang sudah menantikan cerita ini!!! Sorry typo!!! Selamat membaca!!! ^_^


Fay POV

Kevin memegang tanganku, mengajakku masuk ke dalam pesta yang menurutku mewah. Ballroom yang sudah disulap menjadi tempat yang sangat indah membuatku terkejut karena berpikir apa ini acara pernikahan atau hanya ulang tahun pernikahan. Semua desainnya begitu sempurna bagiku.

Kevin menuntunku perlahan seolah aku seorang bocah cilik yang takut terkena genangan hujan. Dia sungguh lembut malam ini. Dan pandanganku, tak lepas dari sosoknya yang begitu tampan. Oh tidak! Jangan mulai lagi Fay! Sadarlah ini hanya formalitas dan dia hanya membutuhkan tameng yaitu aku.

"Mana orang tua lo, Kev?" tanyaku tidak ingin terlalu larut dalam pesona Kevin malam ini.

"Sayang, kamu sudah datang!" sapa seseorang ke arah kami. Aku lihat pasangan paruh baya yang terlihat serasi. Sungguh perpaduan sempurna. Tampan dan cantik diusia yang tak lagi muda. Tapi sekilas wajah itu mirip orang yang ada di sampingku.

"Mereka orang tua gue!" ucap Kevin berbisik ke telingaku saat aku memandang sosoknya dengan kedua orang di hadapanku bergantian. Kenapa aku jadi terlihat bodoh begini di depannya?

"Gue juga tau!" balasku berbisik tidak ingin terlihat semakin bodoh di depan Kevin.

"Benarkah? Tapi wajah lo agak meragukan!" ledek Kevin masih berbisik dan mengeluarkan seringainya. Dia kembali seperti Kevin yang aku kenal.

"Siapa dia, Sayang?" tanya ibu Kevin ke arahku. Ya... wanita yang cantik, yang tadi aku puji dalam hati.

"Pasti pacarnya, Hon!" ucap pria yang di sebelahnya, ayah Kevin.

"Bukannya Mom ingin aku membawa pasanganku? Kenalkan, dia Fay, Mom!! Dad!!" ucap Kevin memperkenalkanku di hadapan kedua orang tuanya.

"Fay, mereka kedua orang tuaku!" AKU?? Haha... Kevin mengatakan AKU kepadaku?? Aku hampir memecah tawaku mendengar Kevin mengucapkan itu. Sungguh ini sesuatu yang langka. Ingin sekali aku merekamnya di ponselku.

Melihatku hampir tertawa, tiba-tiba Kevin mempererat rangkulan tangannya di pinggangku. Memberi kode agar aku mulai serius berakting di depan kedua orang tuanya. Sejak kapan tangan Kevin merangkul pinggangku?

"Malam, Om! Tante!" sapaku sopan. "Selamat ya, Om! Tante! Atas perayaan ulang tahun pernikahannya! Maaf Fay tidak membawa apapun, karena Kevin baru mengatakannya saat tadi Kevin menjemputku!" ucapku panjang lebar.

"Aku sengaja tidak memberitahumu, Sayang. Karena aku yakin kamu akan membelikan sesuatu untuk kedua orang tuaku!" Kevin menatapku penuh kasih sayang. Palsu.

Aku tatap wajah kedua orang tua Kevin tersenyum ke arah kami. Kalau begitu, artinya akting kami tidak terlalu buruk di hadapan mereka.

"Kevin benar, Cantik! Mommy senang sekali Kevin membawamu. Ini adalah hadiah terbaik di perayaan hari ini," ucap ibu Kevin membuatku tidak enak. Seandainya dia tahu kalau aku dan Kevin hanya berpura-pura, apa mungkin hubungan palsu ini masih menjadi hadiah terbaiknya?

"Pintar sekali kamu memilih pacar, Kev!" kali ini suara ayah Kevin membuatku semakin merasa bersalah.

"Kalau begitu, Kevin cari minum dulu ya, Mom! Dad!" Kevin menarikku menjauh dari kedua orang tuanya. Dan aku hanya mengikutinya saja.

"Orang tua lo baik, Kev! Tapi kenapa lo harus berbohong, sih!" Jujur aku tidak suka cara Kevin membawaku sebagai pacar pura-puranya. Dan aku sangat tidak berharap bahwa Kevin akan membawaku sebagai pacar aslinya. Siapa juga yang akan tahan dengan sikap menyebalkannya itu.

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang