Chapter 7

536 65 3
                                    

Typo bertebaran. Happy reading guys ;-)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rumah Ueda Sachio.

"Terima kasih banyak telah menyediakan tempat serta mengisi bensin motorku. Aku pulang dulu" pamit Yuna, menunduk 45° pada adik perempuan Sachio.

"Kaneko-san!" -Ueda.

"Ya?"

"Apa kita bisa bertarung satu lawan satu?"

Yuna tersenyum tipis, "tanyakan lagi setelah kau berhasil menjadi pemimpin"

"Sayonara"

Menyalakan mesin motor kemudian pergi, kali ini ia yakin tidak akan tersasar seperti kemarin.

























Chūsei

"Anda pergi ke mana semalam? Kami sangat khawatir"

Yuna tersenyum kaku, semua anggotanya hadir lengkap dengan pakaian khas serta senjata khusus.

"Aku tersasar hingga keluar wilayah SWORD. Untung saja ada orang baik yang menunjukkan penginapan" jawab Yuna, masih tersenyum.

"Orang itu mencurigakan. Kita juga harus menginterogasi staff penginapan" bisik Shoto kepada Kairi.

"Yuna-san, apa kami boleh..."

"Tidak" potong Yuna.

"Benar-benar mencurigakan" gumam Eiji, anggota tertua.

"Aku akan mandi dulu. Kalian tunggu di sini" titah Yuna.

"Saya bisa membantu" tawar Aria, saudari kembar Shoto.

Kairi, Shoto dan Eiji juga semua anggota Chūsei menatap iri pada Aria.

'Kami juga ingin membantu Yuna-san'

Itu adalah pikiran mereka saat ini, kesetiaan yang terlalu tinggi hingga membuat geng lain merinding.

Aria menjulurkan lidah, mengejek semua orang di lantai bawah.

"Shoto, aku rasa saudarimu perlu latihan tambahan" ujar Kairi, menatap tajam pintu kamar Yuna.

"Aku setuju" timpal Shoto.

"Kalian tak boleh memutuskan tanpa izin dari Yuna-san" balas Eiji tenang.


























2 jam kemudian

"Kami bisa mengantar Anda" tawar Kairi.

Yuna menggeleng, ia memutuskan pergi ke Sannoh setelah mendengar keadaannya dari Alex.

"Jaa na"

Mereka melambaikan tangan.

"Yuna-san terlalu baik, kalian juga setuju kan?" celetuk Alex, ahli mata-mata.

"Sudah tugasnya menjaga semua geng tetap aman" sahut Hayato dari balkon.

"Mereka bisa menjaganya sendiri. Kenapa menyusahkan Yuna-san?" gerutu Shoto.

"Aku yakin kalian pasti paham jika Yuna-san menceritakan masa lalunya" ujar Kairi.

Eiji mengangguk setuju.

"Ceritakan sekarang!" paksa mereka.

"Tidak bisa" jawab seorang gadis dari arah belakang.

"Mila-san, kami hanya ingin tahu" pinta Shoto, menghampiri kursi roda Mila.

Dream (High and Low)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang