S2: Chapter 7

261 40 2
                                    

Typo bertebaran. Happy reading guys ;-)

Flashback End.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Mumei Gai

"Aku akan mengirim bahan makanan lagi" ucap Yuna setelah selesai sarapan.

"Tapi buah dan sayurnya masih banyak, nanti membusuk jika disimpan terlalu lama" cegah Lala khawatir.

"Uangku juga masih banyak. Itulah fungsi utama uang, untuk dihambur-hamburkan" jawab Yuna santai.

"Yuna, kendalikan ekspresimu" celetuk Shion dari belakang.

"Maaf" balas Yuna sembari berdehem.

'Aku benar-benar harus berlatih mengendalikan ekspresi' batin Yuna menangis.

"Yuna" panggil Smoky tanpa emosi.

Wajah sang pemuda datar seperti biasa. Walau sudah terbiasa, Yuna tetap ingin membuat wajah itu tersenyum.

"Aku pulang dulu" ujar Yuna sambil melambaikan tangan.































Mereka sampai tepat di depan pintu masuk wilayah Rude Boys. Sebuah mobil berwarna hitam terparkir di sisi jalan.

"Smoky?" gumam Yuna bingung.

Leader Rude hanya diam ketika melihat mobil tersebut. Yuna menebak yang dipikirkan pemuda di sampingnya.

"Apa kamu mau?" celetuk Yuna santai.

Smoky menoleh, ekspresinya masih datar namun binar mata itu terlihat sedih.

"Maaf"

Yuna bisa memahami yang ingin dikatakan Leader Rude, ia mengambil tangan si pemuda lalu menggenggam erat tangan itu.

"Aku bisa memberikan segalanya demi kalian" ujar Yuna penuh keyakinan.

Smoky mengelus punggung tangan sang gadis, ia bisa merasakan betapa rapuhnya tubuh ini.

Cup!

"Aku hanya bisa membalas dengan ini"

Yuna bisa merasakan wajahnya memerah.

Smoky menepuk lembut kepala Yuna kemudian kembali ke daerah Rude Boys.


































Chūsei

"Yuna-san" panggil Kairi dari luar kamar.

Kairi khawatir tentang kesehatan pemimpinnya. Gadis itu kembali menolak makan meski sudah dibujuk berkali-kali.

"Tinggalkan saja di sana" jawab Yuna setengah hati.

Dengan napas berat, Kairi menaruh meja troli di depan pintu kamar Yuna.

Pemuda itu turun dan termenung di ruang keluarga hingga tak menyadari jika Eiji duduk di depannya sejak tadi.

"Hayato bilang Yuna-san baik-baik saja. Jadi berhentilah khawatir" ucap Eiji tiba-tiba.

Bruk!

Eiji tertawa kencang melihat Kairi terjatuh dari kursi dengan posisi tak elit. Yang terjatuh memberi tatapan sinis namun diam, rasa malunya lebih besar dari rasa sakit akibat terbentur meja.

"Pfft!"

Kairi menoleh ke belakang, si kembar bersama anggota lain sedang menahan tawa mereka.

"Kalian benar-benar..."

Dream (High and Low)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang