S2: Chapter 11

264 25 5
                                    

Typo bertebaran. Happy reading guys ;-)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chūsei

"Meong, meong"
[Ohayou, minna]

"Aku baru pertama kali melihat kamu sesenang ini. Apa akhirnya kamu mendapatkan ayah?" tanya Shoto tertarik.

"Shoto, berhentilah mengajak Queen bicara kalau kamu belum paham ucapannya" tegur Aria dengan nada kencang, gadis itu sedang mencuci piring.

"Aku sudah membaca kamus bahasa Queen karya Yuna-san!" seru Shoto tak kalah kencang.

"Kamus apa tadi? Tunggu, sejak kapan Yuna-san menulis buku?" tanya Hayato heran.

"Kamus bahasa Queen. Kalau kamu lupa, menulis adalah pekerjaan sambilan Yuna-san. Itu alasan Yuna-san tak pernah kekurangan uang, aku yakin ada dua black card di dompetnya" balas Shoto ceria.

"Kamu salah tentang satu hal" celetuk seseorang dari tangga.

"Meong"
[Mama]

"Ohayou, Yuna-san" sapa keduanya penuh semangat.

Yuna mengelus kepala Queen sebelum duduk di sofa. Aria keluar dari dapur dan ikut duduk di samping Yuna, tidak membiarkan sang adik mendekati pemimpin mereka.

"Yuna-san. Aku tidak tahu cara menyeduh teh, gomen" ujar Aria sedih.

"Kamu mencuci alat makan saja sudah merupakan hal hebat. Jangan merendah hanya karena sesuatu yang sepele" balas Yuna tulus.

Shoto menatap sinis kembarannya namun tak protes, ia asik menjahili Queen. Sepertinya kucing itu kesal hingga naik ke atas meja untuk mengadu pada Yuna.

"Meongg"
[Mamaa]

"Ada apa? Kenapa kamu sedih?" tanya Yuna khawatir.

Ia segera menggendong si kucing. Yuna bisa melihat mata Queen berkaca-kaca, ini aneh karena kucingnya jarang menangis.

"Shoto. Apa yang kamu katakan pada Queen?" tanya Aria kesal.

"Ittai! Aku tidak mengatakan hal yang aneh" sanggah Shoto tegas sambil mengelus kupingnya yang memerah.

"Queen?" -Yuna.

"Meong, meong, meongg"
[Shoto bilang aku punya Ayah nanti]

"Yosh yosh. Jangan menangis lagi" ujar Yuna lembut.

"Meong, meongg"
[Aku tidak mau punya Ayah]

Yuna tersenyum tipis mendengar rengekan sang kucing. Ia mengelus kepala Queen penuh kasih sayang.

"Aku tidak akan menikah. Aku janji" ucap Yuna sambil terus mengelus Queen.

"Meong?"
[Janji?]

"Janji" jawab Yuna yakin.

"Yuna-san. Di depan pintu..." lapor Hayato ragu-ragu.

"Ayo kita sapa. Tak baik membiarkan tamu menunggu" ajak Yuna kepada tiga orang dan satu kucing di ruang tamu.































Pintu terbuka, seorang pemuda menatap datar sang pemilik rumah. Ia menyerahkan sebuah amplop coklat tanpa mengatakan apa pun kemudian pergi.

"Yuna-san" panggil Aria dengan suara kecil.

"Sesuai dugaan. Dia pasti marah karena diusir kemarin. Tapi selalu menyelesaikan semua tugas yang kuberikan" ujar Yuna sambil mengangkat bahu tak peduli.

"Zen-dono sangat hebat. Aku penasaran dia berasal dari keluarga mana" celetuk Hayato penasaran.

Yuna menoleh dengan senyum tipis, "keluarganya jauh lebih berkuasa dari Kuryu namun tetap diam karena mereka terlalu sibuk mengurus bisnis"

Dream (High and Low)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang