S2: Chapter 15

228 24 1
                                    

Typo bertebaran. Happy reading guys ;-)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chūsei

Yuna tersenyum kaku melihat rumahnya berantakan. Ia langsung tahu pelakunya, tapi dia tidak bisa memarahi si pelaku.

"Meong"
(Mama)

Yuna menghela napas lelah, sang pelaku sudah datang, dengan wajah imut tanpa dosa seolah tidak melakukan apapun.

"Kamu bertengkar dengan siapa kali ini?" tanya Yuna pada Queen.

"Meong, meong. Meong?"
(Mila mengangguku. Apa aku salah?)

"Tidak, kamu tidak salah. Queen sayang, kamu tidak pernah salah di mata Mama" jawab Yuna penuh kasih sayang dan mengelus lembut kepala Queen.

Gadis yang dibicarakan muncul, ekspresinya sangat kesal dan siap untuk mengamuk namun tidak jadi ketika dia melihat Queen sudah berlindung di belakang Yuna.

"Jangan bertengkar lagi. Kalian harus menjaga rumah, aku punya pertemuan penting dengan seseorang" ujar Yuna serius.

"Haik"

"Meong!"
(Baik!)

Yuna tersenyum tipis melihat mereka setuju meski hanya untuk hal seperti ini, setidaknya tidak akan ada kekacauan yang lebih besar, benar kan?

Dia segera mandi dan berganti pakaian lalu pergi ke wilayah ujung menggunakan mobil, orang itu harus mengetahui posisinya bukan lagi sebagai cucu pemimpin Iemura.


































Daerah Pesisir

Yuna memarkir mobil di depan sebuah rumah mewah namun seolah tidak berpenghuni.

Ia menunggu di depan mobilnya ketika seorang pemuda berpakaian hitam dari atas sampai bawah muncul.

"Aku tidak punya banyak waktu, langsung katakan saja jangan berbasa-basi" ucap Yuna tegas, dia jelas tidak mau menemui pemuda di depannya.

"Kamu selalu dingin, sama seperti kakak" balas si pemuda kalem.

"Pantas saja dia cepat mati" timpal Yuna tanpa rasa bersalah. Kalimat ini jelas membuat sang pemuda kesal.

"Jaga bicaramu" peringatnya sambil menahan amarah.

"Kau yang memulai, Ryu" jawab Yuna santai.

Berteman dengan Hyuga Norihisa membuat Leader Chūsei secara tidak sadar suka membuat orang lain kesal karena ucapannya.

"Kaneko Yuna. Cobalah lindungi SWORD yang kamu sayangi itu. Mighty Warriors bekerja sama dengan Lee untuk menghancurkan kalian" ujar Ryu serius, seringai kejam muncul di wajahnya.

Yuna tertawa mendengar ucapan Ryu seolah itu adalah candaan baru.

"SWORD tidak selemah yang kau pikirkan. Aku rasa kau harus mengingat kekalahan Iemura Kai sebelumnya" balas Yuna santai lalu ekspresinya berubah menjadi marah.

"Tidak sopan menguping percakapan orang lain"

Dia melemparkan sebuah belati dan menancap tepat di samping kepala seorang pemuda berkulit coklat.

"Ice. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Ryu pada pemuda itu, ekspresinya khawatir.

Yuna adalah anak paling berbakat dalam keluarga mereka dan lemparan tadi adalah sebuah peringatan tegas.

"Ajari temanmu sopan santun. Jika ini terulang, aku pastikan akan ada darah yang menetes" tegas Yuna dengan tatapan membunuh.

"Kau! Aku tidak tahu kau siapa, tapi kau juga tidak bisa melempar belati hanya karena Ice tidak sengaja mendengar obrolan kalian" seorang pemuda lain maju dan menatap tajam Yuna.

Dream (High and Low)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang