S2: Chapter 9

267 37 6
                                    

Typo bertebaran. Happy reading guys ;-)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Chūsei

"Okaeri"

"Tadaima" balas Yuna santai.

Ia memeriksa seluruh ruangan, ada beberapa anggota yang hilang. Tapi itu bukan masalah, mereka adalah ahli di bagian masing-masing.

"Kairi. Bagaimana dengan para investor?" tanya Yuna sembari duduk.

"Puas seperti biasa. Hanya saja..."

Yuna sadar ada seseorang yang memprotes hasil kerjanya, lagi. Ia mengangguk paham meski Kairi tidak lanjut berbicara.

"Aku akan mengurusnya. Sekarang mari kita istirahat. Oyasumi minna" ujar Yuna sambil berjalan ke lantai atas.

"Oyasumi, Yuna-san!" balas semua orang di sana serentak.






























Pagi hari

Matahari mulai muncul namun Yuna masih mengantuk. Queen mengikuti sang majikan dan bermalas-malasan.

Ketukan di pintu menyadarkan Yuna walau hanya sebentar. Dengan sisa tenaga, ia membuka mulut, "masuk"

Kurangnya cahaya membuat Yuna tak bisa melihat orang yang masuk namun secara alami ia mengenalnya.

"Anda harus berhenti bekerja sampai lupa waktu. Saya sudah menyiapkan teh lavender kesukaan Anda" ucap orang tersebut.

Yuna mulai menegakkan tubuh lalu bersandar di sandaran kasur. Ia tersenyum tipis melihat rambut hitam sedikit coklat membawa nampan berisi teh.

"Kapan kamu pulang?" tanya Yuna setelah mengambil cangkir teh.

Aroma lavender menyebar ke seluruh ruangan, Queen bangun dari posisinya. Ia berjalan menuju si pemuda.

"Saya baru sampai tiga jam lalu. Senang bertemu lagi denganmu, Queen" jawab pemuda itu sekaligus menyapa kucing Yuna.

"Meong"
[Okaeri]

"Zen, selamat datang kembali" ujar Yuna tulus.

Pemuda tadi tersenyum tipis, "tadaima"

Yuna sangat yakin kepulangan Zen akan memicu kerusuhan dari para anggota lain. Bagaimanapun mereka belum pernah bertemu Zen secara langsung terutama Mila.

"Aku tahu kamu sudah menyiapkan rencana hebat untuk muncul di hadapan yang lain" tebak Yuna tepat sasaran.

Zen tersenyum sambil mengangguk setuju. Ia sungguh menantikan ekspresi para rekan kerjanya.

"Meong~"
[Semangat~]

Zen menatap kaget pada Queen, di luar dugaan kucing ini mendukungnya. Tapi dia senang, siapa pun pasti bahagia mendapat semangat dari makhluk imut seperti Queen.

"Terima kasih banyak, Queen" tutur Zen tulus.

Yuna meregangkan tubuh lalu bangkit dari kasur. Dia menyalakan lampu kamar, sekarang wajah tampan Zen terlihat jelas.

"Sejak kapan kamu setinggi ini? Aku yakin tinggi kita sama" ucap Yuna bingung.

"Korea Selatan punya banyak produk bagus bagi tubuh terutama wajah. Anda tahu negara itu semakin terkenal karena boygrup dan girlgrup mereka, saya lupa nama grup tersebut" jelas Zen panjang lebar.

"Mungkin aku bisa membuka cabang di Korea kalau bekerja sama dengan salah satu dari mereka" gumam Yuna yang masih terdengar oleh Zen.

"Anda sudah punya satu" timpal Zen mengingatkan.

Dream (High and Low)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang