Suara bel terdengar menggema pada pagi hari. Merusak ketenangan yang sempat singgah dalam rumah bernuansa hijau. Rumah [Name].
Sang gadis buru-buru menuruni tangga, kemudian berlari menuju pintu rumah sambil berkata, "Tunggu sebentar!" Ia membuka kuncinya susah payah, lalu menarik kenopnya.
"Maaf menganggu waktu pagi Anda."
[Name] mengerjap. Ia menemukan seorang pria mengenakan kacamata, berjas hitam, dengan tinggi yang hampir sama dengannya.
"Tak masalah, tapi ada apa?" tanya Sang Gadis.
"Perkenalkan nama saya Kiyotaka Ijichi. Saya salah satu asisten di sekolah Jujutsu," kata Ijichi dengan tenang.
"Ah ... ada alasan apa kemari?" [Name] memiringkan kepala sembari tersenyum ramah.
"Anda dipanggil menghadap para petinggi."
"Oh?" Satu alis [Name] terangkat. Cukup kaget mendengar ucapan pria berkacamata itu. Tentu saja, selama ini dia tak pernah sekali pun menerima panggilan dari para petinggi.
Apa yang mereka inginkan? batin [Name]. Kemudian mengembangkan senyum. "Pukul berapa aku harus ke sana?"
"Pukul dua siang. Saya akan datang menjemput Anda di sini."
"Ah, baiklah. Terima kasih."
Ijichi mengangguk, kemudian membungkuk singkat. "Kalau begitu saya permisi."
[Name] membalas dengan senyuman. Memperhatikan Ijichi melangkah menuju pagar, kemudian menghilang di balik sana. Sang gadis lalu menghela napas dan menutup pintu.
"Siapa? Suaranya terdengar asing."
[Name] berbalik. Mendapati Haruto bersandar santai di dinding. Satu alis pria itu naik, menunjukkan wajah tanya sekaligus penasaran.
"Katanya salah satu asisten sekolah Jujutsu," kata [Name]. "Dia bilang, para petinggi memintaku untuk menghadap mereka."
"Ha? Tiba-tiba?" Haruto mengerjap. Ada apa?
"Iya. Aku juga kaget." [Name] melangkah melewati Haruto. Menuju arah dapur untuk memasak sarapan.
"Kapan [Name]-chan pergi?" Haruto mengikut di belakang.
"Jam dua siang nanti."
"Apa Gojo tahu?"
[Name] berhenti. Lalu menoleh. "Gojo? Kenapa dia harus tahu kalau aku akan bertemu para petinggi?"
Haruto bungkam sebentar. Kemudian menutup mulut menggunakan tangan dengan ekspresi dramatis. Tak bermaksud apa-apa pada sang keponakan. Namun, ia memikirkan reaksi Gojo saat tahu [Name] dipanggil oleh para orang tua itu.
"Kenapa?" tanya [Name] heran.
"Bukan apa-apa!" Haruto menggeleng. "Sudah, sudah! Ayo cepat masak sarapan. Paman sudah lapar!" Ia tersenyum ceria sembari mendorong bahu sang keponakan dengan pelan.
꒰🌺꒱
"Apa aku membuatmu menunggu lama, Kiyotaka-san?" [Name] tersenyum kecil seraya menutup pintu pagar rumah. Sesuai janji mereka pagi tadi. Pada jam dua siang ini, sang gadis akan menemui para petinggi untuk pertama kali.
"Ah, tidak." Ijichi menunduk. Merasa tak nyaman dipanggil Kiyotaka oleh salah satu penyihir kuat.
Hati-hati, Ijichi. Dia bisa melemparmu dengan mudah, lho.
"Untung Gojo-san memperingatiku ...," gumam Ijichi lalu menelan ludah. Walau caranya memberi tahu agak ....
"Hm? Kau tahu Gojo?" [Name] memiringkan kepala sembari melempar tatapan tertarik. Yah, dia sadar sudah sewajarnya orang-orang di sekolah Jujutsu dan para penyihir tahu siapa Gojo. Namun, tak semua dari mereka mengenalnya, bukan?
"Ah, iya ... saya asisten yang sering disuruh-suruh olehnya." Aura Ijichi berubah suram.
[Name] menanggapi itu dengan tawa kecil. "Ayo pergi."
"Baik."
[Name] membuka pintu mobil. "Tempat para petinggi itu ... di area sekolah Jujutsu, 'kan?" Ia masuk dan duduk di kursi bagian tengah. Pandangannya fokus pada Ijichi yang membuka pintu pengemudi.
"Iya, saya akan mengantar Anda sampai ke ruangan mereka," kata pria ini sembari memakai sabuk pengaman.
"Baiklah."
Ijichi menyalakan mesin. Kemudian melaju dengan kecepatan sedang. Ia bungkam dengan tubuh tegang. Beberapa menit kemudian, dia baru bernapas lega. Gadis yang duduk di belakangnya itu tak mengeluarkan aura mengancam ataupun berbicara. Ijichi tak merasakan bahaya di sekitar orang kuat ini, selain ketenangan.
Berbeda jika dia bersama Gojo.
Oh, iya. Aku baru ingat ... Gojo-san sedang pergi. Ke mana, ya? Aku tak mendengar perintah begitupun dengan asisten lain ..., batin Ijichi. Kemudian merasakan firasat buruk-karena perasaan inilah dia mau memikirkan atasannya itu.
"Kita sampai, Kouno-san."
[Name] menoleh. Menemukan tangga menuju sekolah Jujutsu. Setelah mobil terparkir. Ia langsung turun begitu juga dengan Ijichi.
Gadis itu mengikuti sang pria dengan santai sembari melihat-lihat jalan yang asing di mata. [Name] baru tahu kalau area seperti ini ada di sekolah Jujutsu. Yah, wajar saja. Selama bersekolah di sini, ruang lingkupnya hanya kelas, lapangan, dan ruangan Kepala Sekolah.
"Tempatnya di sini, Kouno-san."
[Name] merasakan jantungnya berdetak kencang entah kenapa. Ia mengatur napas. Kemudian menatap Ijichi yang mengetuk pintu bercorak cokelat dengan pelan. Lalu membuka penghalang itu.
"Apa maksudnya kami tak boleh memanggilnya, Gojo Satoru?!"
[Name] agak tersentak mendengar bentakan juga disebutnya nama Gojo. Ia memfokuskan pandangan ke dalam ruangan, melihat punggung terbalut jaket hitam berdiri di tengah-tengah para petinggi.
Gojo berbalik saat sadar pintu terbuka. Ia mengernyit kala menemukan sang gadis berdiri di ambang pintu.
"Tak ada maksud apa-apa. Aku hanya tak mau kalian menganggu seseorang yang berada di bawahku." Gojo berbalik. Melangkah meninggalkan para petinggi.
"Dasar arogan! Sejak kapan gadis itu bekerja untukmu!"
Gojo berhenti melangkah di depan [Name]. Menatap wajah yang dipenuhi ekspresi tanya itu sebentar, lalu menarik tangannya. Mengajak sang gadis meninggalkan tempat ini.
"Eh! Gojo-san!" Ijichi panik. Firasat buruknya terjadi. Gojo berulah.
"Sebentar." [Name] berusaha menarik tangannya. "Gojo? Aku tak punya urusan denganmu-"
"Jangan menemui mereka, [Name]. Nanti kau bisa stres."
"... Ha?"
"Ayo jalan bersamaku. Aku akan membawamu ke toko camilan~!"
[Name] mengernyit. Menatap punggung Gojo dengan tatapan heran. Sungguh, ada apa dengan pria ini? Bukankah kemarin dia meninggalkannya begitu saja?
"Apa perasaan asing itu mengendalikanmu lagi?" tanya [Name] spontan.
"... Nggak tau."
"Gojo ...."
"Jangan berisik. Ikuti aku saja."
"... Oke."
Aku nulis ini sambil dengerin lagu Lose You To Love Me x Someone You Love ... cocok sih 😭😭
Ann White Flo.
27 Februari 2023.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pursuit of Love
FanfictionAda cinta yang tak terwujud di kehidupan masa lalu. Takdir memberi satu kesempatan pada mereka berdua untuk mewujudkan cinta itu di masa yang baru. Namun, hanya satu orang saja yang mengingat kehidupan masa lalu itu. "Kenapa kau terus membuatku bing...