꒰🌺꒱ 23 :: Memories.

363 66 28
                                    

Beberapa menit lalu (dari sisi Gojo)

“Aku ke toko mana dulu, ya?” Gojo dengan riang menuruni tangga setelah berada di luar ruangan Kepala Sekolah. Senyuman mengembang, sedikit tak sabar mencicipi makanan enak itu.

“Yah, terserah yang mana saja, deh,” katanya.

Langkahnya tenang dan ringan. Kemudian, dia sampai pada bangunan are pinggir lapangan. Menemukan tempat luas hijau itu ditimbun salju membuatnya berdeham panjang.

Gojo bungkam. Sesaat tenggelam dalam pikiran. Kenangan masa lalu? Yah, menginjakkan kaki di sekolah di mana semua kenangan masa mudanya berlangsung dulu, ia sudah memperkirakan ini sebelum menjadi guru.

“Apa ruangan Kepala Sekolah dekat dengan lapangan?”

Huh? Satu alis Gojo terangkat, lantas menoleh ke asal suara. Ia menemukan seorang gadis berdiri membelakanginya. Tampak perempuan itu memasang pose berpikir, dan apa yang dia katakan tadi?

Orang itu mencari Kepala Sekolah? batinnya. Menatap punggung kecil yang tertutup surai hitam itu dengan saksama. Apa kutunjukkan jalannya? Tapi Kepala Sekolah kayaknya masih emosi, deh.

“Tapi daripada itu ... kenapa rasanya familier, ya?” Gojo mengapit dagu, berdeham panjang sebentar. Lantas menatap punggung kecil itu kembali.

Rasanya aneh ... aku bisa saja pergi sekarang, tapi ... kenapa aku tak mau? batinnya heran. Bahkan sempat memasang wajah yang seolah berkata ini merepotkan. Namun, perasaan asing apa ini? Meski dikata asing, tapi ... ia merasa dejavu.

Tanpa sadar, dia berjalan mendekati gadis itu. Tiap langkah yang ia ambil, terasa makin kuat pula perasaan asing itu mendera, hingga dia sampai di belakang perempuan itu.

Aku kayaknya pernah melakukan ini, deh? batinnya sembari sedikit membungkuk untuk mendapat perhatian sang gadis.

“Kau tersesat?” katanya dengan wajah datar.

Gojo bungkam melihat ekspresi perempuan itu. Bukan, mata gadis itu. Emerald. Warna yang cerah dan segar, dan itu ... mengingatkannya pada seseorang.

Kenapa? Wajah gadis itu tampak familier di mata. Perasaan asing tadi juga membuatnya teringat masa lalu.

“Hmm ...?” Ia menegakkan tubuh. Setelah berdeham pun tak mengatakan apa-apa lagi hingga membiarkan keheningan datang sebentar.

“Kau orang baru?” tanya Gojo.

“Sebenarnya ... aku hanya mencari ruangan Kepala Sekolah, tapi lupa ada di mana.”

“Hee.” Gojo menoleh ke arah lain. Suaranya ... sepertinya aku pernah dengar, dan dia bilang 'lupa' berarti pernah ke sini, dong? batin pria ini.

“Aku tahu ada di mana, tapi aku lagi ada masalah dengan dia,” ucap Gojo. Situasi ini ... bukannya pernah terjadi? batin pria ini lagi.

“Yah, aku bisa mengantarmu ke sana, tapi sampai di depan ruangannya saja, ya,” lanjut Gojo. Melangkah melewati gadis itu.

“Kau ... Gojo? Gojo Satoru?”

Gojo kontan berhenti melangkah. Dia tahu namaku .... Pria ini menoleh sedikit. Melihat ekspresi Sang Gadis. Raut muka penuh harap yang disembunyikan dalam ketenangan.

[Name] ...? Mata Gojo membulat dari balik kain hitam. Namun, ia segera menyadarkan diri dari keterkejutan. Mengganti raut wajah jadi datar. Lantas berkata, “Oh? Kau tahu namaku ternyata.”

Ekspresi pria ini berubah dingin saat melihat gadis itu menahan napas.

(Kembali ke masa kini)

[Name] kesulitan menjaga raut tenang di saat semua perasaan menyerang. Senang, sedih, dan rasa bersalah. Di situasi ini ... apa yang harus dia lakukan? Tak mungkin hanya berdiam diri saja, bukan?

“Omong-omong, kau tahu namaku dari mana?”

Aduh, batin [Name]. Apa yang harus dia jawab? Langsung bilang jika dia adalah temannya yang memberikan gelang dulu? Lantas, bagaimana reaksi pria itu jika melihat orang yang telah pergi datang kembali secara tiba-tiba?

Iya, ya. Bagaimana reaksinya? Aku tak memikirkan itu karena terlalu senang bisa pulang ke Jepang. [Name] menggigit bibir bawah.

Gojo bungkam melihat respon [Name]. Tampak sekali gadis itu kebingungan. Entah karena apa. “Yah, aku terkenal dengan sebutan Yang Terkuat. Wajar kalau kau tahu namaku. Bahkan para kutukan tingkat tinggi tak terdaftar pun tahu siapa aku.” Nadanya terdengar bangga.

“Aah ... um.” [Name] mengangguk. Memilih untuk setuju saja pada ucapan Gojo.

“Ikuti aku.” Gojo kembali melangkah.

Apa dia tak mengingatku? batinnya. Kalau memang begitu, aku harus mencari waktu yang tepat dulu untuk mengatakan siapa aku ....

[Name] mengikut. Memperhatikan punggung tegap Gojo yang tertutup jaket hitam. Lalu melihat kain gelap yang mengelilingi kepala pria itu hingga rambutnya berdiri.

Aku nyaris tak mengenalinya karena perubahan penampilan itu, batin [Name]. Kemudian ia menyadari sesuatu, lalu mengambil ponsel dalam saku jaket. Membuka aplikasi kamera. Melihat pantulan diri sendiri. Satu tangannya menyentuh pipi dan agak memiringkan kepala.

Apa wajahku juga ada perubahan hingga dia tak mengenaliku? [Name] mengernyit, masih melihat pantulan dirinya. Kurasa tak ada, deh, atau ... dia tak punya ingatan bagus?

“Sudah sampai.”

[Name] tersentak, spontan menyembunyikan ponsel di balik punggung. Pipinya merona, dia bahkan melihat ke arah lain. Kelakuannya tadi tak dilihat Gojo, 'kan?

Gojo berbalik, menunjuk—dengan jempol—bangunan khusus untuk Kepala Sekolah. “Dia ada di dalam. Kau masuk saja.” Ia melangkah melewati Sang Gadis. “Jangan lupa ketuk, ya. Nanti kau diserang ... [Name].”

Mata [Name] membulat. Kontan dia berbalik, menatap punggung Gojo yang mulai menjauh, kemudian hilang di balik gerbang.

“Dia mengingatku?” gumam [Name]. Menyentuh kedua pipinya yang masih sedikit merona.

Di depan gerbang. Gojo berhenti melangkah di anak tangga kedua. Wajahnya tak mengukir ekspresi apa pun. Kedua tangannya mengepal dalam saku. Telapak kanannya bahkan menggenggam erat gelang pemberian [Name].

Dia pulang, batin pria itu.

Perasaannya campur aduk. Entah bagaimana dia harus menghadapi gadis itu.

“Cih, menyusahkan.” Gojo kembali menuruni tangga.

Dia tak tahu apa yang ia rasakan. Bahkan pikirannya pun tak jernih sekarang. Ia hanya ingin pergi menjauh untuk sementara agar akal sehatnya kembali jalan. Kepulangan gadis itu terlalu tiba-tiba ...

... untuk dia yang masih memendam luka.

 untuk dia yang masih memendam luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen Gojo :3

Ann White Flo.
25 Desember 2022.

The Pursuit of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang