Winter
"Keponakan tante wangi dan cantik banget pasti nanti langsung banyak yang naksir." tantenya Winter menaruh sarapan di hadapan keponakannya, mencoba mencairkan suasana dengan si kulkas frozen food.
Winter cuma melirik sebentar dan menghiraukan, lalu mengambil satu suapan truffle fries, makanan kesukaan tantenya.
Senyum tante memudar, 'receh banget Lis.' gumamnya merasa sudah biasa dihiraukan, "Pokoknya Winter nanti pasti suka sama sekolah barunya."
Winter nggak terlalu memusingkan itu, hal yang paling diinginkannya sekarang adalah tidur. Sudah tiga hari jam tidur Winter berantakan karena dia sibuk mengurus kepindahan sekolah dan tempat tinggal barunya.
Orang tua Winter pindah ke Amerika karena pekerjaan. Winter ngga ikut, pindah sekolah di tahun ajaran terakhir itu repot apalagi ke sekolah luar negri, jadi dia menunggu sampai lulus.
Sekarang, Winter menetap satu kota dengan adik ibunya agar lebih mudah di awasi. Tapi Winter nggak mau serumah dengan tante Lisa jadi dia memilih tinggal sendiri di kos.
Hanya semalam tante Lisa menemani Winter. Sekedar menjelaskan di mana dia bisa mendapatkan segala keperluannya dan juga menunjukan rute menuju sekolah.
Perjalanan pertama ke sekolah dengan tesla milik tante Lisa, memakan waktu 15 menit karena kemacetan, Winter berharap perjalanannya bisa lebih panjang dan andai ada jalan memutar yang lebih jauh dia akan memilih jalan itu.
Seorang wanita jangkung dari dalam sekolah menghampiri mereka dengan senyum lebar. "Hai Lisa, lama nggak ketemu." Lalu dia beralih memandang Winter, dan tatapannya takjub, "Dia pasti Winter?"
Winter membungkuk memberi salam kepada yang lebih tua.
Si wanita membalas dengan anggukan, "Dia sama sekali nggak mirip sama kamu dulu Lis." ujarnya menggunakan kalimat tidak formal.
Tante Lisa mengeluh, "Winter itu keponakanku jadi ya nggak mirip, dia mirip sama ibu bapaknya."
Winter melihat tante Lisa sangat senang bertemu dengan sahabat lamanya. Sebenarnya, dia pernah melihat bu Chaeng, fotonya dan tante Lisa semasa sekolah memenuhi buku-buku album di rumah tantenya, melebihi jumlah foto keluarga.
Segera setelah tante Lisa mengatakan itu, bel sekolah berdering, sudah saatnya mereka menyudahi basa-basinya.
Bu Chaeng meraih pundak Winter, "Ayo, aku antar ke kelasmu."
Dia menunjukan beberapa tempat yang kebetulan mereka lewati: ruang musik dan kesenian (ada beberapa perlengkapan musik, biasanya untuk kegiatan klub), tempat kebugaran (alat-alat gym gratis), perpustakaan (calon basecamp Winter, jauh dari keramaian).
KAMU SEDANG MEMBACA
School Pawrents: (Jiminjeong/Winrina slice of life story)
FanfictionWinter si "nol derajat celcius" murid transfer kelas dua belas, harus duduk sebangku dengan Karina si "kesabaran setipis tisu", membuat sekolah yang monoton dan kaku jadi heboh karena ulah mereka. Wali kelas bertanggung jawab mendamaikan keduanya...