I. | Upacara Pemahkotaan

56 4 2
                                    

Hari itu adalah hari yang mungkin bisa dibilang hari bersejarah bagi mereka.

Gloria Wiseman memandang layar tancap yang ada di penghujung pantai, memerhatikan orang-orang mulai berkumpul dan menonton sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Di layar itu terpampang suasana istana yang terletak puluhan kilometer dari tempatnya bertugas saat ini, Provinsi Caelia. Istana tempat sang putri yang dulu adalah teman sekelas mereka tengah bersimpuh di hadapan takhta, menghadap raja yang menganugerahinya mahkota.

Ya, pada hari itu, 07 Februari Y.1342, Eris Malvin telah resmi diangkat sebagai ratu Bluebeard.

"Wiseman? Ngapain kamu di sini?"

Gloria terkesiap mendengar namanya dipanggil. Ia segera mengambil posisi siap dan memberi hormat, hanya untuk disentil dahinya oleh orang yang memanggilnya.

"Aw! Jangan begitu, dong, Kapten Knightley."

Ketua batalion tempat Gloria sekarang bertugas, Julia Knightley, tersenyum berseri-seri. Sebagai penjaga barak Kota Nelayan, bukan tugas mereka mengamankan acara nasional seperti penayangan langsung upacara pemahkotaan Bluebeard, tetapi menjaga keamanan kota selayaknya biasa. Itulah mengapa mereka berdua berada di sana, sementara polisi militer provinsi yang menjaga barikade di sekitar lapangan dan menata penduduk sipil yang berbondong-bondong menyaksikan momen bersejarah itu.

Menurut sejarah, sebagai provinsi yang terus menjunjung tinggi hirarki kerajaan, Bluebeard mengangkat ratu mereka saat pemegang takhta berusia tepat delapan belas tahun. Momen itu akan disiarkan di seluruh penjuru negeri sebagai bagian dari peringatan bersejarah kontinen Angia, walaupun seluruh provinsi tahu bagaimana Bluebeard hampir saja menghancurkan kedamaian pada dua tahun silam.

Gloria menatap layar besar itu lamat-lamat, senyum perlahan terkembang di wajahnya. Sebagai teman sekelas sang ratu dua tahun silam, ia turut bangga melihat upacara tersebut, dan menyayangkan dirinya tidak dapat hadir di sana untuk melihat lebih dekat. Status agresi Angia dan Bluebeard yang diputuskan menjadi provinsi terbatas semenjak perang sipil akibat 'kesalahan' mereka menjadikan upacara pemahkotaan itu sebagai acara tertutup.

Gloria sedikit banyak membayangkan kalau ia bisa hadir di acara itu, tepat di baris depan memandang mahkota tersebut dipasang di kepala sang ratu. Ia akan berada bersama kesepuluh teman mereka yang lain, dan mereka akan memberikan tepuk tangan paling riuh dan berisik dibandingkan pasukan-pasukan kecil yang terpampang di layar.

Sepuluh, imaji Gloria terhenti. Tentu saja, salah satu dari dua belas anggota Kelas Sembilan sudah dipastikan tidak bisa hadir.

Kini, Gloria kembali ke masa kini, ia tengah bercengkrama dengan Julia Knightley, kepala barak tempatnya bertugas.

Selepas pendidikan dasar selesai, para kadet yang telah lulus diharuskan mengikuti wajib militer selama dua tahun. Para kadet diharap mengikuti arahan tugas yang berlaku dan menjunjung tinggi almamater sekolah selama penugasan berlangsung. Mereka yang merupakan lulusan Kelas Sembilan umumnya bisa memilih untuk lokasi penempatan, namun karena kurangnya personil dan dampak dari perang sipil, selama dua tahun ini mereka selalu berpindah-pindah provinsi penempatan selama empat bulan sekali.

Gloria kebetulan mendapat kesempatan untuk bertugas di Kota Nelayan di masa akhir wajib militer, dan kebetulan saja saat ini kakak tiri mantan teman sekamarnya menjabat sebagai kepala barak di Kota Nelayan.

"Omong-omong, seminggu lagi kamu akhirnya bebas dari status kadet masa latihan, ya," ucap Julia. "Ada keinginan mau masuk bagian apa di kemiliteran?"

Gloria menopang dagu, "Ngg, nggak sih, paling saya akan kembali saja ke Spriggan dan meneruskan usaha keluarga."

Risk TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang