XL. | Hitung Mundur, bagian ketiga

8 0 0
                                    

Mereka tiba di masing-masing entry point tepat sepuluh menit sesuai perkiraan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka tiba di masing-masing entry point tepat sepuluh menit sesuai perkiraan. Lianna mengaktifkan penunjang komunikasi sehingga ia bisa melihat keadaan di sekitar Rosen dan Natalia sembari ia dan Mei meniti langkah di Level 1, Sektor 3.

Servis bot telah menghambur mengisi jalanan, merusak sebagian badan jalan dan juga pagar tinggi yang membatasi area sekitaran reaktor dengan area netral, dan telah menjadi bangkai setelah sepertinya pasukan keamanan menggunakan bom berdaya ledak rendah dan magnet agar mereka mampu mengumpulkan para robot di satu titik dan menghancurkannya sekaligus.

Rosen menunggu di salah satu bagian gedung yang tidak terdampak ledakan, menghitung hingga tiga sebelum berlari menerobos pintu dan berhasil masuk.

Natalia yang sudah standby di jarak lima ratus meter dari ruang kendali reaktor sesuai rencana, mulai menembak jatuh satu persatu servis bot yang menghalangi jalan Rosen.

"... Sebaiknya kita juga berjalan lebih cepat," imbuh Mei menanggapi mereka berdua yang lebih senior dan lebih cakap.

Mereka tidak boleh sampai membuat Rosen dan Natalia kelabakan, atau parahnya lagi, terluka karena mereka berdua kurang sigap.

Level 1 Sektor 3 begitu sepi. Tidak biasanya Level 1 sampai sebegitu sepinya bahkan di kondisi semi-darurat seperti ini. Tadi Lianna hanya sempat mengintip daerah sekitar pintu yang dijaga oleh tiga robot humanoid di area reaktor, tidak melihat bahwa bagian Level 1 pun ditinggalkan oleh penghuninya. Entah kenapa Lianna merasa sedih melihat itu, walau ia berusaha untuk terus melangkah dan mengenyampingkan rasa sedih yang timbul.

Semenjak Lianna sibuk menjadi bagian 0027, ia belum sempat lagi berkunjung ke satu-satunya toko buku yang tersisa di Pulau Melayang, sebuah lapak kecil berukuran seadanya dengan satu rak buku yang sama-sama saja isinya. Menyisihkan uang gaji yang selalu terpakai untuk keperluan teknisi dan insinyur adalah hal yang cukup berat bagi Lianna di awal-awal ia mulai bekerja secara resmi.

Kalau Natalia suka menyisihkan uang untuk mereka semua makan, atau Rosen yang membeli perkakas-perkakas untuk melengkapi senjatanya, Lianna akan menabung hampir setengah tahun lamanya untuk membeli sebuah buku.

Ini bukan saatnya larut dalam nostalgia, tapi ingatan itu membuatnya lebih tenang—walau ia tidak bisa setenang Mei yang ekspresinya datar dengan senapannya terus terangkat waspada.

Lianna tidak berlama-lama mencuri pandang ke arah Mei, ia sudah memutuskan untuk memikirkan segalanya nanti. Nanti ketika segalanya mereda dan huru-hara ini sudah usai.

Mei dan Lianna mempercepat langkah, berhenti beberapa saat agar robot-robot penjaga yang mulai terlihat tidak segera menjegal mereka. Robot itu tidak membawa senjata selain tubuh besi mereka, asalkan robot itu tidak mendekat dan menangkap mereka atau melucuti senapan mereka, mereka aman.

Lianna mengarahkan senapannya ketika salah satu robot menyadari mereka. Tembakan itu melesat menembus kepala si robot, menghancurkan tepat prosesor utamanya dan robot itu segera nonaktif. Mei maju di depan Lianna untuk menembak beruntun robot berikutnya. Robot yang terakhir menjadi makanan senapan Lianna yang melumpuhkan kotak utama energinya, dan mereka berdua berhasil menyelinap ke area reaktor.

Risk TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang