21

2K 383 44
                                    

⤍⤍⤍ Tacenda ⤌⤌⤌

Lilian memandang ke atas tepat pada bulan purnama yang kembali tertutup awan. Suara lolongan serigala Profesor Lupin masih beberapa kali terdengar di kejauhan. Kakinya belum beranjak sedari tadi dari pijakannya.

"Sayang sekali masih ada keadilan yang harus ditegakkan disini," gumamnya berpura-pura kecewa.

Lilian berjongkok dan melihat hewan yang baru diinjaknya. "Maafkan aku hewan kecil, kau harus menjadi pelampiasan ku."

Tangannya bergerak melambaikan tongkatnya ke arah sepatunya. "Scourgify." Darah yang menempel di sepatunya seketika menghilang meninggalkan sisa-sisa isi perut hewan yang tergeletak di dekat sepatunya. Lilian mengambilnya dengan tangan kosong dan menguburkannya bersama tubuh hewan yang terpisah menjadi dua akibat injakan nya.

Lilian menoleh ke tikus yang nampak pada matanya terlihat sangat ketakutan. "Kau beruntung Pettigrew, rasa empati yang kurasakan ke Black dan Potter saat ini membuatmu selamat dari injakan ku. Bersyukurlah untuk oksigen yang masih bisa kau hirup." Diam sejenak, dia membersihkan tangannya dari sisa-sisa darah dengan mantra yang sama yang tadi dia gunakan. "Lagipula keadilan harus tetap ditegakkan kan, Pettigrew?" lanjutnya.

Lilian tidak bisa berlama-lama disini. Dementor mungkin akan segera datang mengejar Sirius Black, dan dia tidak tahu dari arah mana Dementor datang. Akan berbahaya jika dia bertemu Dementor.

"incarcerous." Muncul sebuah tali yang langsung melilit tubuh kaku tikus Pettigrew dengan kuat. Lilian mengambil tikus itu dan memasukkannya ke dalam tas kain kecil yang sedari tadi ada di saku jubahnya, tapi sebelum itu dia mengecek jari tikus itu untuk melihat satu jari hilang yang membuat Sirius Black mengenali Pettigrew. Lilian mengganti jubahnya kembali ke dalam jubah sekolahnya.

Langkah kakinya bergema di lorong yang sepi saat dia berjalan kembali ke kastil, Lilian langsung menuju common room asramanya. Untungnya dia mendapati common room dalam keadaan sepi. Lilian segera memasuki kamarnya dan melihat teman sekamarnya semuanya tertidur nyenyak. Duduk di salah satu meja belajar dekat kasurnya, Lilian menaruh tas kecil berisi tikus itu diatas meja dan termenung menatap tasnya.

Lilian harus menunggu selama beberapa jam sebelum menyerahkan tikus ini, dia tidak bisa menyerahkannya sekarang. Jika dia menyerahkannya sekarang adegan Time Turner tidak akan terjadi. Adegan Time Turner sangat penting demi kelangsungan hidup Sirius dan yah Hippogrif. Lagipula dia sudah melihat Harry Potter dan Harmione Granger di masa depan tadi, jadi dia harus menunggu mereka menyelesaikannya.

Merasa bosan, dia mengambil selembar kertas dan mulai mencoret-coretnya dengan tinta pena ditemani cahaya dari lilin yang dia nyalakan.

Goresan kasar tinta pena bulunya menghasilkan sketsa wajah seseorang yang sudah dia hafal di benaknya. Lilian memandang wajah pria yang terlukis di perkamennya. Mengira-ngira apa yang mungkin terjadi dengannya setelah dia membunuh wanita yang bersamanya selama lebih dari enam belas tahun. Mengembuskan nafas yang terasa berat, Lilian melihat teman sekamarnya yang masih tertidur pulas, dia meletakkan sketsa wajah pria itu ke dalam bukunya dan mengganti pakaian sekolahnya ke piyama tidurnya.

Beralih menatap tas kecil yang naik turun sesuai nafas tikus di dalamnya. Lilian mengambilnya dan keluar dari kamarnya, keadaan masih sangat sepi karna sudah terlalu larut malam. Kakinya membawanya ke kamar mandi putri yang ada di common room nya. Lilian menutup rapat-rapat kamar mandi putri dan memastikan tidak ada yang akan masuk kesini dengan menaruh mantra yang akan membuat siapapun yang mendekati pintu ini akan berbalik dan melupakan apapun urusannya di kamar mandi.

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang