22. End of year 2

2.2K 388 20
                                    

⤍⤍⤍ Tacenda ⤌⤌⤌

Pesta akhir tahun ajaran berlangsung dengan normal. Muka tertekuk Slytherin saat melihat aula besar dihias dengan warna merah-emas sudah cukup menghibur bagi anak-anak Gryffindor.

"Sepertinya kalian hanya akan melihat Gryffindor memenangkan House cup selama empat tahun berturut-turut berikutnya." Marcus Flint tahun ke-tujuh bergumam dengan nada mengejek.

"Oh yeah, untung saja aku sudah pernah merasakan kemenangan mengalahkan Gryffindor," timpal Hailey White tahun ke-enam dengan mengibaskan rambut pirangnya.

"Selama ada Harry Potter, kurasa kita akan sulit merebut House cup," lanjut Hailey sambil menunjuk Harry Potter yang kelihatan bahagia di tengah-tengah teman Gryffindor nya.

Lilian yang berada di dekat mereka mendengarkan dengan seksama, mengangguk pada dirinya sendiri seolah-oleh ikut pembicaraan mereka. Benar yang mereka bilang, dari Harry Potter berada disini, Slytherin harus menelan kesombongan mereka saat melihatnya memenangkan berbagai pertandingan Quidditch maupun House cup.

"Apa kau melihat Daily prophet semalam?" Suara lain terdengar, Lilian mencondongkan tubuhnya ke kiri sedikit untuk mendengar mereka.

Oke, Lilian merasa jadi orang yang suka menguping sekarang.

"Ya, sidang ulang Sirius Black, permintaan Dumbledore akan di laksanakan jika kementerian menerima ajuannya."

"Demi Salazar Slytherin, apa yang terjadi pada dunia sihir? Bukankah Sirius Black sudah ditetapkan sebagai pembunuh beberapa tahun yang lalu?"

"Aku tidak tahu mate. Yang aku tahu hanya Profesor Dumbledore yang mengajukan sidang ulang."

Suara mereka mengecil seiring mereka yang berjalan menjauh. Lilian mengambil Daily prophet yang tergeletak tidak jauh darinya, dan tanpa permisi membaca judulnya dan melihat potretnya. 'Pengajuan sidang ulang pembunuh berantai Sirius Black oleh Albus Dumbledore'. Kilatan cahaya kamera menghiasi halaman depan dengan Albus Dumbledore sebagai patokannya, dia ditemani Profesor Mcgonagall dan Profesor Flitwick di sisinya.

"Maaf, itu punyaku." Suara sopan di belakangnya membuat Lilian berbalik.

"Oh maafkan aku, aku mengambilnya tanpa permisi." Lilian mengembalikan Daily prophet ke tangan murid perempuan Ravenclaw yang sering dia lihat makan di meja Slytherin.

"Menjauh dari adikku Looney," seru seorang perempuan berambut pirang panjang. Dia mengambil tangan perempuan yang berbicara dengan Lilian dan menjauhkannya darinya.

"Dia tidak melakukan apa-apa Daphne."

"Kau yakin Tori?" Daphne memandang sengit Lilian dan membawa adiknya menjauh.

Lilian hanya bisa berdecak dan kembali memikirkan judul di halaman depan majalah tadi.

Apa itu berarti rencananya berhasil?

"Lilian!" Ginny memanggilnya dan menghampirinya, di belakangnya Luna mengikuti dengan santai.

"Ada apa Gin?"

"Ikut aku, aku ingin memberi tahu sesuatu." Ginny dengan cepat menarik mereka berdua memasuki kelas kosong, dan menutup pintunya dengan erat menghasilkan pandangan bertanya dari Lilian.

"Kau tahu? Dad baru saja mengirim surat pada kita, di surat itu tertulis. Sirius Black yang selama ini kita kira Pembunuh, ternyata dijebak. Dumbledore entah bagaimana akan menyerahkan Pettigrew yang ternyata menyamar menjadi tikus peliharaan Percy dan Ron selama dua belas tahun di rumah ku, bisa kalian bayangkan? Aku dan keluargaku selama ini tinggal dengan seorang pembunuh yang sebenarnya," Ginny memekik dengan histeris yang tertahan. Dia duduk dan memucat, terlihat seperti akan muntah kapan saja. Luna menenangkannya dengan mengelus bahunya.

TacendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang