BENCI

1.7K 77 6
                                    

     "Kau yakin akan melakukannya,Sakura?" tanya gadis cantik beramput pirang panjang pada sahabat karibnya.
"Tentu saja" timpal gadis cantik berambut panjang berwarna pink selaras seperti warna bunga sakura.
"Apa itu tidak sedikit keterlaluan, Sakura"? tanya gadis berambut pirang.
"Entahlah, mungkin sedikit" timpal Sakura.
"Aku sudah memperingatkanmu, Sakura. Jangan salahkan aku bila terjadi hal diluar kendalimu suatu saat nanti" kata Ino nama gadis sahabat si gadis pink.
Sakura hanya memutar bola matanya bosan.
"Tidak akan terjadi apa-apa,Ino. Percayalah padaku" kata Sakura.
"Tugasmu sekarang hanya meminta tolong pacarmu untuk membawa 'orang itu' ke cafe tempat biasa pacarmu dan 'orang itu' biasa berkumpul bersama. "Dan ah...jangan lupa bawa pil ini dan berikan pada Sai, minta dia untuk mencampurkan pil ini di minuman 'orang itu'. "Kau mengerti"? tanya Sakura memastikan.
Ino hanya mengangguk angguk patuh.
"Tenang saja sebagai imbalannya aku akan mengajarimu tugas yang diberikan sensei sebagai syarat kelulusan kita sampai kau benar benar paham dan mengerti. Ingat Ino, kita hanya tinggal tiga bulan sampai kita lulus dari sekolah kita dan aku yakin kamu pasti belum mengerjakan tugas itu kan" kekeh Sakura.
" Menyebalkan, kau memang selalu mengerti aku" keluh Ino.
" Kita bersahabat sejak kita masih di taman kanak - kanak, Ino. Aku sangat mengerti dirimu luar dalam" kekeh Sakura.
" Baiklah ...baiklah aku kalah Sakura". Aku akan membantumu, akan ku bujuk Sai kun untuk mengerjakannya walau dengan imbalan mungkin dia akan mengurungku dikamarnya seharian dan membuatku lelah setelahnya" hela nafas pasrah Ino terdengar .
Segera ia mengambil pil yang berada dalam tangan Sakura dan memasukkannya dalam tas sekolahnya.
"Bagus Ino, aku menyayangimu oh sahabat sejatiku" timpal Sakura seraya merangkul sahabat karibnya itu sembari membuat wajah yg lucu.
Ino hanya mendengus geli melihat wajah Sakura.
"Jauhkan wajah sialanmu itu,Sakura" kata Ino sambil menghalau wajah Sakura yg memonyongkan bibirnya pura pura akan mencium pipi Sakura.
Mereka pun tertawa bersama menelusuri lorong kelas mereka yang telah sepi. Hanya suara sepatu mereka terdengar menggema di lorong sekolah itu.
"Jadi....kita lihat siapa yang akan terpuruk sekarang ....Shikamaru"  batin Sakura senang.
     Tanpa mereka sadari dari balik dinding lorong menuju toilet pria, sesosok pria tampan berkucir rambut membelalakan matanya kaget mendengar percakapan kedua gadis cantik teman sekelasnya.Shikamaru tidak menyangka objek pembicaraan kedua gadis itu adalah dirinya. Jangan salahkan dirinya yang setelah bel pulang sekolah berbunyi ia merasa perutnya sakit gegara kari kuah pedas yang ia makan di kantin tadi siang. Segera ia memutuskan untuk pergi ke toilet pria.Setelah ia selesai mengeluarkan hajatnya ia segera keluar dari pintu toilet. Baru saja ia akan berbelok arah menuju lorong kelasnya samar ia mendengar suara gadis yang sangat dikenalnya. Ia mengenal suara itu. Suara gadis yang sangat menbencinya di kelas mereka. Sadar bahwa itu adalah suara Sakura, ia berhenti dari langkahnya. Ia berencana keluar dari dinding pembatas antara toilet dan lorong kelas setelah kedua gadis itu pergi.
Tapi betapa terkejutnya dia ketika mendengar apa yang dibicarakan kedua gadis itu. Betapa bencinyakah Sakura kepadanya sampai mempunyai rencana yang entahlah...Shikamaru sendiri bingung untuk mendiskripsikannya. Apa maksud Sakura ingin mencampur minumannya dengan pil. Itu pil apa?? 
Apa ia akan berusaha membunuhku dengan pil itu?
Atau ia ingin membuatku lumpuh dengan pil itu?
Sebenarnya pil apa yang dimaksud Sakura?
Semua pertanyaan yang muncul di otak jeniusnya tiba tiba membuat kepalanya pusing. Ia memijit pangkal hidung dengan jarinya.
Ia tidak habis pikir Sakura akan bertindak sejauh itu.
Ya ...ia tau Sakura membencinya sangat membencinya malah. Ia tak tahu alasan apa yang membuat gadis itu benci padanya. Seingatnya dulu ketika mereka kelas satu di sekolah hubungannya dengan Sakura baik baik saja. Mereka biasa mengobrol seperti teman pada umumnya. Ia akui gadis itu sangat mempesona. Cantik menurut shikamaru dan mungkin hanya mata lelaki yang sedang sakit mata yang menganggap Sakura tidak cantik. Banyak teman lelaki dikelasnya yang tergila gila pada Sakura bahkan kelas lain dan kakak kelas mereka banyak yang diam diam menyimpan rasa pada gadis cantik itu. Shikamaru berani bertaruh bahwa Sakura adalah objek fantasi para pengagum rahasianya.
Dengan rambut panjang halus yang indah berwarna pink menambah pesona kecantikannya ditunjang dengan bentuk tubuh yang langsing perut rata dan payudara yang sedikit besar tapi pas menurut ukuran Shikamaru. Tak dipungkiri lelaki itu, Ia adalah salah satu barisan lelaki yang mengaguminya. Bahkan dulu Sakura adalah objek imajinasi yang menemani tiap malam panas Shikamaru. Tapi setelah beranjak kelas dua Sekolah Menengah Atas di sekolahnya sikap Sakura berubah. Ia berubah menjadi benci pada Shikamaru dan Shikamaru menyadari perubahan sikap Sakura. Sakura akan membuang muka bila tak sengaja bertatapan dengannya. Sakura bahkan mendiamkannya tidak pernah mengajaknya bicara. Pernah suatu ketika Shikamaru berusaha menyapa Sakura tapi hanya wajah Sakura yang membuang muka yang dia temui.
Oh ya jangan lupakan pernah suatu ketika Kakashi sensei memberikan tugas kelompok dan mereka berdua berada dalam satu kelompok yang sama. Dengan lantang Sakura menolak satu tim dengannya. Ia meminta pada Kakashi sensei untuk menempatkannya pada kelompok yang lain.
Satu hal yang Shikamaru ingat akan kejadian ketika mereka mulai memasuki kelas tiga sekolah menengah ke atas. Saat itu sedang berlangsung pelajaran olahraga. Mereka sedang melakukan permainan voli tangan di lapangan indoor gedung sekolah mereka.
Sejauh yang Shikamaru ingat waktu itu kelompok siswi putri yang sedang melakukan pertandingan yang dibagi dalam dua kelompok dalam satu kelas mereka. Saat itu salah satu tim melakukan pukulan servis yang sangat kencang. Terlihat Sakura mengejar laju arah bola dengan kepala mengadah keatas tanpa memperhatikan kondisi sekitar lapangan tempat mereka bermain voli.
Tanpa Sakura sadari dia berlari keluar lapangan dengan kepala masih menengadah keatas. Kejadian begitu cepat hingga "brukkk" tanpa Sakura sadari dia telah menabrak tubuh seseorang. Sakura berada di posisi diatas tubuh orang yang ditabraknya. Dan sialnya atau mungkin beruntung untuk pihak Shikamaru ternyata dialah orang yang ditabrak oleh gadis cantik itu. Dengan reflek Shikamaru memegang pinggul Sakura. Dapat Shikamaru lihat dengan jarak yang sangat dekat betapa terkejutnya Sakura setelah gadis cantik itu membuka kedua bola matanya. Dapat Shikamaru lihat betapa indah mata Sakura dengan iris mata berwarna hijau meneduhkan membuat siapapun yang memandang merasakan kesejukan di dalamnya. Bibir tipis dan berwarna pink yang membuat setiap lelaki pasti ingin melumat manja bibir itu. Hidung kecil yang mancung dan ...ah jangan lupakan lembut putih kulit tangan Sakura yang tidak sengaja Shikamaru pegang. Ah ...entah kebaikan apa yang Shikamaru lakukan sehingga Kami Sama begitu baik padanya. Leher jenjang dan putih Sakura yang membuat Shikamaru menelan ludah saat memandangnya. Pasti sangat indah bila leher putih itu ia beri tanda kepemilikan di sana. Pasti nikmat bila ia bisa menjilat mencium dan menghisap bagian leher jenjang itu. Dan jangan lupakan dua tonjolan didepan tubuh gadis itu yang menekan dadanya. Terasa begitu padat di dada Shikamaru. Semua begitu indah dan nikmat., Ahhh ....tetapi tiba-tiba saja ia melihat Sakura dengan panik dengan sisa kesadarannya segera beranjak dari tubuhnya. Ia menatap nyalang Shikamaru seakan merasa jijik akan interaksi yang terjadi antara tubuh keduanya. Dapat Shikamaru lihat mata itu menyiratkan kebencian. Ditambah dengan sorak sorai suara gemuruh godaan kata kata dan siulan serta tepuk tangan teman temannya yg menyaksikan kejadian itu. Mereka bersorak bersiul tanpa melihat dari dekat reaksi wajah dari si pemilik tubuh langsing itu. Sakura segera berlari pergi meninggalkan ruangan itu. Tapi dapat dilihat walau sekilas di mata Shikamaru bahwa Sakura mengeluarkan air mata. Ya ...gadis itu menangis. Dan terakhir yang Shikamaru ingat sosok gadis itu telah hilang dari pandangan Shikamaru sesaat setelah ia bangkit dari posisi terlentangnya.
     Semua kejadian itu seakan terputar bagai kaset CD dikepala si otak jenius. Ia tidak akan melupakan setiap kejadian itu karena hingga hari ini dan hingga detik ini ia tidak tahu alasan apa yang mendasari Sakura terlihat benci padanya. Hal itulah yang membuat Shikamaru untuk sungkan untuk mengajak bicara Sakura lagi. Ia takut Sakura akan bertambah benci padanya. Ia hanya akan membiarkan semua berjalan seperti air yang mengalir begitu tekadnya tapi semua itu seperti mengusiknya setelah apa yang ia dengar beberapa menit yang lalu.
Sebuah percakapan antara Sakura dengan sahabat pirangnya seakan seperti puzel yang harus Shikamaru susun untuk menemukan jawaban dari semua peristiwa ini. Hal yang membuat Sakuara membenci dirinya dan memciptakan sebuah dinding yang tebal antara mereka berdua.  Dinding yang sangat tebal dan sulit untuk dia tembus.
"Hufff" Shikamaru menghela nafas kasar.
" Ada apa denganmu Sakura?" bisik Shikamaru pelan.
Sesaat dia tersadar dari segala lamunannya. Segera saja dia melangkah menjauh meninggalkan lorong toilet pria. Ia yakin kedua gadis itu telah meninggalkan sekolah.
Dengan gontai ia melangkah menuju pintu keluar gerbang sekolah. Mungkin ia akan menyusun rencana setelahnya atau ahhhh entahlah...
Semua masih samar dan abu abu baginya. Ia akan memikirkan langkah berikutnya sesampai ia dirumah. Mungkin dengan mengisi perutnya dengan makanan dirumah akan membantunya bisa berfikir jernih.
Kita lihat saja,  Shikamaru apa yang akan kau lakukan...hmm

Tentang rasa dan kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang