Buaian mimpi indah yang menghanyutkan So Eun, tiba-tiba saja harus berakhir karena guncangan yang dirasakan tubuhnya serta suara berisik yang menyertainya. Mau tak mau, So Eun pun membuka mata. "Eomma, kenapa brutal sekali caramu membangunkanku?"
Ha Eun mendesah kesal. "Brutal, huh? Kau lebih brutal lagi. Tak mengatakan apapun soal keluar dari pekerjaan. Pantas saja dua hari ini di rumah terus, kupikir libur."
"Oh, siapa yang memberi tahu Eomma?"
"Saat berbelanja bahan makanan tadi, aku bertemu ibunya Mi Ran, dia-"
"Aish, dasar Mi Ran bermulut besar. Perkara aku resign saja diceritakan pada ibunya," gerutu So Eun di tengah omelan ibunya.
"Yah! Kim So Eun! Aku akhirnya merelakanmu jadi pramugari, tapi apa sekarang? Kau lepas begitu saja?"
Dengan malas-malasan So Eun bangkit dari posisi tidurnya, lalu berteriak memanggil ayahnya.
"Astaga, anak ini! Cepat bangun dan jelaskan apa yang terjadi!"
So Eun pun beranjak dari tempat tidurnya yang nyaman. Sebelum bicara, ia memberi hormat pada kedua orang tuanya.
"Tak perlu basa-basi, duduk dan jelaskan pada kami kenapa kau berhenti dari pekerjaan yang sudah mati-matian kau perjuangkan itu?" Kesal Ha Eun.
"Eomma, aku baru menyadari jauh dari keluarga itu sangat menyiksa."
"Eiyy, kubilang tak perlu basa-basi."
"Itu bukan basa-basi. Bukankah Eomma sering mengeluh betapa jarang bertemu denganku? Momen ulang tahun, Chuseok, natal, dan lain-lain, aku sering tidak di rumah."
"Sembilan tahun lamanya dan kau baru sadar akan ketidakhadiranmu di setiap momen penting, huh? Jangan-jangan kau terlibat masalah lalu dipaksa mengundurkan diri."
So Eun cemberut lalu merajuk pada sang ayah. "Appa, putrimu yang cantik dan anggun ini apakah mungkin membuat masalah di tempat kerja? Aku bahkan pernah terpilih jadi pegawai teladan."
Ayah So Eun, Kim Dae Seong tertawa. "Itu tidak mungkin. Berbalut seragam pramugari, kau berjalan dan bicara dengan begitu anggun. Benar-benar mewarisi-"
Ha Eun memotong ucapan suaminya, "Hentikan. Kau lupa, dia bisa bertindak sebaliknya?"
"Ah, tapi tidak saat bertugas."
"Bela saja terus."
Dae Seong berdehem. "Kembali ke topik, kenapa kau berhenti, So Eun-ah?"
"Aku mau mengatakan soal ini pada Appa dan Eomma akhir pekan nanti. Tak disangka Eomma lebih dulu tahu dari orang lain. Sebenarnya, aku tak berencana menghabiskan waktuku menjadi pramugari. Ada banyak hal lain yang bisa kulakukan. Aku mau mengeksplor minat dan bakatku yang lain."
"Masih ada bakat tersisa?" Canda Ha Eun.
"Eomma," rengek So Eun.
"Baiklah, aku tak akan menggodamu lagi. Jadi kenapa dan apa rencanamu selanjutnya? Kalau tidak mau lagi jadi pramugari, berarti kau tak akan melamar di maskapai lain. Mau cari kerja apa? Kau tahu mencari pekerjaan itu sulit."
"Pelan-pelan saja, sekarang aku mau menikmati kebebasan." So Eun kemudian melesat menuju kamar mandi.
"Anak itu ... pembicaraan belum selesai, 'kan?" Ha Eun geleng-geleng.
"Biar saja dia pilih apa yang diinginkannya, selagi bukan hal negatif, mari dukung."
"Tak ada kalimat lain? Kau mengucapkan itu sembilan tahun lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey of Love [Completed]
Fanfictionpetualangan Myung Soo dan So Eun menjelajahi tujuh keajaiban dunia 😃