14. Cute Bickering, Another Lie, and The Show Goes On

152 25 38
                                    

Menyadari semua mata terarah padanya, So Eun coba tersenyum. "Aku terbawa emosi. Maaf, ya. Myung Soo, aku ingin kembali ke hotel sekarang." So Eun berdiri dan berpamitan, lalu beranjak untuk meninggalkan restoran.

Myung Soo masih dibalut rasa terkejut tapi cukup sigap merespon. "Eoh, baiklah. Myung Ji, kau yang bayar. Kami pergi dulu."

"Iya. Eh, apa? Oppa, apa maksudnya pergi dulu?"

"Aku mau bicara berdua dengannya."

"Ah, begitu. Aku mengerti." Myung Ji coba tersenyum, ia belum pulih sepenuhnya dari rasa kaget melihat So Eun yang baginya tampak sungguhan marah pada Se Na.

"Aku tidak tahu detil masalahnya, hanya menyimpulkan percakapan kalian tentang seseorang bernama Se Na. Aku berkomentar bukan mau ikut campur, tapi tadi So Eun-ssi mengatakan 'apa kau bilang? Kau yang jalang penggoda,' artinya, So Eun-ssi lebih dulu dihina. Jika aku jadi dia, juga akan melawan," ucap Won Hee.

"Se Na memang keterlaluan. Oppa dan aku berusaha bersikap baik padanya, tapi malah begini," sahut Myung Ji.

"Maaf, ya, jadi menjelekkan adik sepupumu," kata Myung Ji lagi, kali ini ditujukan pada Ae Rin.

"Tabiatnya memang menjengkelkan banyak orang. Aku mengerti kau dan kakakmu tidak bisa setegas itu pada Se Na. Karena jika dibanding diriku, Se Na ada di posisi yang membuat kalian berat untuk menyerangnya langsung. Hubungan baik yang dijalin ibu kalian dengan orang tua Se Na, tentu jadi pertimbangan utama. Tapi, Kim So Eun seberani itu. Aku terkejut."

"Ah, iya, kurasa kesabarannya sudah habis." Myung Ji asal membuat alasan.

"Dia tahu Se Na dan obsesinya terhadap Myung Soo. Hubungan mereka sepertinya bukan sekedar main-main?"

"Untuk apa menjalin hubungan kalau hanya untuk bermain-main?"

"Benar juga." Ae Rin menghela napas. "Kurasa sudah cukup, kita berpisah jalan di sini?"

"Tak masalah."

Ae Rin dan Won Hee lebih dulu meninggalkan restoran, hingga tinggal Myung Ji dan Jun Young.

"So Eun Eonni tampak sungguhan memarahi Se Na. Itu mengejutkan. Tidakkah itu terlalu nyata untuk disebut sebagai pura-pura? So Eun Eonni terlalu mendalami peran."

"Dia sungguh marah," timpal Jun Young.

"Hah? Apa kau bilang?"

"Tidak jelas mendengar yang kukatakan barusan?"

"Sungguh marah, kau seyakin itu."

"Aku sudah lama mengenalnya, tadi itu dia benar-benar marah."

"Tapi kenapa? Se Na menghinanya, tapi itu karena Se Na pikir sungguh sedang bicara dengan pacarnya Oppa. Jadi, hinaan itu bukan secara langsung ditujukan pada So Eun Eonni."

"Aku melihat sorot matanya, seperti ada dendam saja pada yang bernama Se Na itu. Aku memerhatikan juga tindakannya usai bertelepon. Terlalu mendalami peran, apa benar seperti itu atau ada alasan lain?"

"Alasan lain ... hmm, sudah kenal dengan Se Na sebelumnya atau ... suka sungguhan pada kakakku, jadi tadi itu dia meluapkan kecemburuannya. Aku suka alasan yang kedua. Mungkinkah? Omo, kenapa hatiku jadi berdebar."

Jun Young mengembus napas. "Dasar comblang, tak tertolong lagi."

"Oh ya, kau jadi bertanya pada kakakmu soal mereka?"

"Eoh. Ceritanya sama, berawal di bioskop."

"Jadi, memang tidak saling kenal sebelumnya. Tapi, dirangkai dengan semua kejadian setelahnya, mereka memang berjodoh, aku yakin itu."

The Journey of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang