9. an Aesthetic Adventure Amidst the Chaos

135 20 25
                                    

So Eun kehilangan minat untuk meneruskan obrolan tapi sadar posisi dirinya sebagai pemandu wisata, tentu harus mengesampingkan persoalan pribadi. Sering bercanda dengan Myung Soo, tak membuat dirinya bisa tiba-tiba saja seenaknya mengabaikan pria itu untuk menenangkan dirinya. Apalagi sebelumnya ia sempat sakit dan Myung Soo mengerti untuk memberinya waktu beristirahat.

"Ternyata kau teman Kapten Pilot Park." So Eun berusaha untuk tetap terdengar santai seperti biasanya.

"Tidak bisa dibilang teman juga. Sekedar kenal."

"Kenalan pilot yang kau bilang berpacaran dengan pramugari, berarti bukan dia?"

"Dia yang kumaksud, Park Sung Hoon."

"Sekedar kenal tapi kau tahu kalau dia berpacaran dengan pramugari."

"Aku mendengar dari adiknya."

"Adik," gumam So Eun, ada yang berdenyut nyeri di hatinya.

"Jadi kau penyebab keributan di rumahku. Kakakku bertengkar dengan kedua orang tua kami hanya karena gadis yang disukainya. Apa hebatnya dirimu, huh?"

Park Se Na, So Eun tadinya hanya sekedar tahu nama itu tapi suatu hari, gadis itu muncul di hadapannya. Melemparkan beberapa foto dirinya dan Sung Hoon.

"Tolong kembalikan kedamaian di rumahku. Tahu dirilah."

Tak banyak yang dikatakan Se Na, dan itu juga satu-satunya pertemuan mereka, tapi sudah cukup membuatnya terluka kembali, menyambung luka yang sebelumnya ditorehkan oleh ibu Sung Hoon.

Berniat menghibur Myung Soo supaya tetap tenang ketika pesawat lepas landas, So Eun justru limbung. Namun, ia berusaha keras menyembunyikan kegusarannya. "Jadi, kau teman adiknya Kapten Park."

"Hmm, ya anggap saja begitu."

So Eun jadi mengingat interaksi awalnya dengan Myung Soo, saat lelaki itu bersikap arogan dan merendahkannya. "Kau pasti sama saja dengannya. Kalian, orang-orang kaya menyebalkan. Ah, jinjja, mendapati fakta kau berteman dengan Se Na, jadi membuatku kesal!"

So Eun terus mencerocos kesal dalam hatinya dan baru berhenti ketika terkejut karena tangannya dipegang oleh Myung Soo. Dilihatnya Myung Soo duduk tegak seraya memejamkan mata. "Kalau seperti ini, dia tampak sangat kasihan."

Beberapa saat kemudian, ketika Myung Soo sudah membuka mata, So Eun berkata, "Kau seenaknya memegang tanganku. Ah, kau memang berbuat seenaknya sejak pertama kita bertemu."

"Sudah kubilang kalau aku takut, kenapa kau diam saja?"

"Tapi kau baik-baik saja, kekhawatiran berlebihan dalam pikiranmu-"

"Bukan karena pikiran. Pesawat memang tempat yang sangat tidak nyaman untukku. Ada sebabnya, jangan membuatku harus menceritakannya."

So Eun merasakan tangan Myung Soo yang dingin. Ia pun menyimpan dulu kekesalannya untuk selanjutnya menenangkan Myung Soo. "Sebenarnya, tidak adil juga kalau aku menyamakannya dengan Se Na. Aku tak tahu pertemanan seperti apa yang dijalinnya dengan Se Na dan sedekat apa mereka. Setidaknya, selama perjalanan ini, aku harus melihatnya sebagai Kim Myung Soo, bukan sebagai temannya Se Na." Setelah berucap seperti ini, So Eun merasakan hatinya lebih tenang dan kepalanya tak lagi terasa berat.

"Myung Soo, mau mendengarkanku?"

Myung Soo mengangguk.

"Kau bisa memerhatikan pramugari. Jika mereka tetap tenang saat menjalankan tugas, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tetap jaga pikiranmu juga bahwasannya kau aman saat berada di udara. Kenapa? Aku yakin kau sudah tahu bahwasannya pesawat terbang beroperasi dengan kondisi yang prima dan telah dicek sebelumnya. Pesawat juga didesain untuk menerima banyak tekanan. Jadi, misalnya menemui momen menegangkan seperti turbulensi, tetaplah tenang. Hal tersebut memang menakutkan tapi sering terjadi, dan pilot tahu apa yang harus dilakukan. Tetap duduk tenang, kencangkan sabuk pengaman. Kalau menyebut insiden atau kecelakaan yang pernah terjadi, sebenarnya jumlahnya tidak signifikan. Risiko terbanyak justru ada di transportasi darat. Dan bagian paling penting dari semua penjelasanku adalah ... kau sudah berhasil melalui penerbangan dari Incheon ke Roma, lalu dari Roma ke Amman. Itu bagus. Kau hebat. Saat ini pun, kau bisa menikmati penerbangan." So Eun menepuk-nepuk tangan Myung Soo kemudian perlahan melepaskan pegangan tangan lelaki itu.

The Journey of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang