16. Dealing with Pain, Insecurity, and Fear

138 27 32
                                    

So Eun merasakan sesuatu yang lembut juga hangat menyentuh bibirnya dan tak seharusnya ia biarkan itu, tangannya pun bersiap mendorong Myung Soo. Namun, membuat pertunjukan di depan Sung Hoon lebih menggodanya, setidaknya itu alasan yang terlintas di benak hingga akhirnya berubah pikiran dan alih-alih digunakan untuk mendorong, tangan itu kini melingkar di leher Myung Soo.

Myung Soo yang tak paham kenapa sampai sejauh ini, cukup kaget karena So Eun merespon dan itu membuatnya terhanyut sesaat, sampai ia menyadari kalau So Eun menangis. Ia pun menyudahi ciuman. "Yah, kubilang jangan menangis."

Namun, So Eun malah makin sesenggukkan.

Myung Soo bingung dan panik, tak ada lagi yang terpikir olehnya selain menarik gadis itu dalam dekapan. "Kenapa malah makin menjadi-jadi," bisiknya geram sembari berharap Sung Hoon dan Na Yeon pergi saja.

Tapi, Sung Hoon dan Na Yeon malah mendekat.

"Tadinya mau ke meja lain, tapi Na Yeon melangkah ke sini," ucap Sung Hoon.

"Kalian mesra sekali, membuat iri saja," Komentar Na Yeon seraya duduk. "Oh, tunggu, apakah So Eun Eonni menangis? Ada apa?"

"Myung Soo pun memaksa otaknya untuk berpikir cepat. "Begini ... dia ... dia hanya terharu, makanya menangis. Tangisan bahagia."

"Benarkah?" Sung Hoon menatap tajam pada Myung Soo.

"Eoh, kenapa dengan tatapanmu?"

"Hanya merasa beberapa hal tampak terlalu dibuat-buat."

"Oppa..." Panggil Na Yeon.

"Oh, mungkin hanya perasaanku, karena masih sulit untuk percaya."

"Apa maksudmu?" Myung Soo memicingkan mata.

"Mari blak-blakan saja. Aku sudah cukup lama mengenal So Eun. Sejak bertemu di Istanbul, dia tidak seperti dirinya "

"Tentu sudah lama saling kenal, kalian bekerja di tempat yang sama. Namun, bukan berarti kau sangat mengenalnya hingga bisa mengkritisi tingkah lakunya saat ini."

"Dia tahu soal obsesi adikku padamu. Dia juga bilang sudah cerita tentangku."

Myung Soo menyeringai samar. "Lantas?"

"Apa kau sedang membantu So Eun untuk membalas sakit hatinya padaku?"

"Yang benar saja. Kenapa berpikiran seperti itu?"

"Jika tidak seperti itu, lantas, kapan bertemu So Eun? Di mana? Sejak kapan kalian berkencan?"

"Oppa, haruskah membahas ini?" Sela Na Yeon.

"Aku tidak berkewajiban menjawabnya, karena semua itu bukanlah sesuatu yang mesti kuberi tahu padamu." Myung Soo berucap tegas.

"Tidak berkewajiban menjawab atau memang tidak ada jawaban?"

"Park Sung Hoon-ssi, apakah sesuatu yang sulit kau percaya adalah hubunganku dengan So Eun? Tapi, jika ini hanyalah pertunjukan untuk membalas sakit hati, untuk apa kami bepergian bersama ke berbagai negara? Bukankah lebih praktis jika langsung pamer padamu?"

"Perjalanan ini, bisa jadi hanya liburanmu sendiri."

"Mworagu?"

"Atau setidaknya, ada kesepakatan. So Eun juga bisa membantumu lepas dari adikku."

"Orang ini sulit dibohongi. Apa karena begitu mengenal So Eun? Aish, So Eun juga, kenapa terus saja menangis? Huf," keluh Myung Soo.

"Oppa, tidakkah tudingan ini berlebihan?" Na Yeon menyela lagi.

The Journey of Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang