10. Salah Paham

97 24 7
                                    

Muka Florence tertekuk sejak masuk kedalam cafe. Bagaimana tidak? Orang yang dia hindari seminggu ini muncul di depannya tanpa rasa bersalah. Tapi tunggu– memangnya kenapa juga harus merasa bersalah? 

"Sorry sebelumnya, gue disini mewakili adek gue Aera yang berhalangan hadir hari ini." Ujarnya dengan nada yang sengaja dibuat-buat.  

Florence merotasi bola matanya. Dia yakin banget ini semua cuma akal-akalannya Hugo aja, biar Florence mau ketemu sama dia. 

"Kalo gitu gue cabut. Lagi orang yang janjian sama gue juga ga dateng."

"Loh gak bisa gitu dong. Kan udah di wakilin sama gue?" Timpal Hugo dengan cepat. Kali ini dia gak akan biarin Florence pergi gitu aja.

"Lo pikir ini rapat, pake di wakilin segala,"

"Ya iya, ini rapat meja persegi. Duduk dulu, gue yakin ada salah paham disini,"

"Sok tau."

"Emang tau. Kalo gak kenapa harus ngehindar?"

"Gue males ketemu lo. Muka lo tengil, nyebelin," 

Hugo tertawa kecil mendengar ucapan gadis di depannya ini, di tambah raut muka Florence yang bener-bener keliatan udah males banget ketemu Hugo. 

Laki-laki itu membenarkan kacamatanya yang sedikit merosot. "Itu namanya gue lagi caper sama lo, Flo"

"Ga jelas. Urusin aja cewek lo deh kak, gue balik" Florence hendak berdiri, namun karena gerakannya terburu-buru ia tak sengaja menumpahkan minuman yang Hugo pesankan untuknya. 

"Kan tumpah kan. Dah duduk diem yang anteng disitu gue mintain tisu lagi," 

Mau tak mau Florence menurut, Kan gak mungkin juga dia keluar dengan keadaan celana dan bajunya yang setengah basah di tambah lengket. Setidaknya dia juga harus membereskan sedikit kekacauan yang dibuatnya. 

Tak lama kemudian Hugo kembali dengan sekotak tisu di tangannya. Dia  membantu mengelap meja yang terkena tumpahan minuman. 

"Lo ke kamar mandi gih, bersihin pake air juga biar nodanya aga ilang," Florence mengangguk dan bergegas pergi ke toilet. 

Sekitar 20 menit kemudian, Florence kembali dan duduk di tempatnya tadi. "Makasih ya kak," Ucapnya. 

"Santai, makannya jangan buru-buru kaya di kejar satpol aja," Ucap Hugo diselingi candaan. 

Florence mengangguk, dia juga gak enak sama Hugo. Karena ulahnya sendiri Hugo jadi kerepotan juga.

"Oiya maksud lo tadi tuh gimana dah? Gue gak ngerti,"

"Yang mana?"

"Urusin aja cewek lo,"

"Bagian mana yang lo gak ngerti dari kalimat sejelas itu?"

"Bagian 'cewek lo' boro-boro punya cewek, lagi pdkt aja doi malah ngehindar terus."

Kali ini Florence yang dibuat bingung sama ucapan Hugo. Jelas-jelas kemarin dia liat sendiri Hugo makan berdua sama ceweknya. Dan sekarang cowok itu malah bilang gak punya cowok. Florence jadi makin kesel sama Hugo.

"Lo jahat banget sih kak. Jelas-jelas lo udah punya cewek,"

"Astaga, siapa orang yang lo pikir cewek gue? Mana gue pengen liat,"

"Cewek yang lo post di insta story lo waktu lo pulang nganter gue dan cewek yang makan bareng sama lo kemarin," Hugo semakin di buat bingung sama Florence. 

Demi Tuhan, Hugo sama sekali gak ngerti siapa yang di maksud Florence. Karena seingatnya dia gak pernah post cewek di insta selain Aera dan Helen. Kalau Aera gak mungkin, jelas Florence tau siapa Aera. Atau Helen? 

Hugo mengambil ponselnya, lalu membuka gallery dan menunjukan foto Helen kepada Florence, "Ini maksudnya?"

Florence bungkam dia menolehkan kepalanya kesamping. Dan kenapa juga Hugo malah nunjukin fotonya coba? Sengaja mau bikin Florence cemburu ya?

Dari respon yang diberikan oleh Florence, Hugo sangat yakin bahwa perempuan yang dikira kekasihnya adalah Helen. 

"Kamu cemburu sama adik ipar?" Tanya Hugo yang sontak mendapat perhatian penuh gadis di depannya. 

"Namanya Helen dia adik aku, Flo. Mungkin kamu yakin dia pacar aku karena denger obrolan kita kemarin ya? Helen emang gitu, kebalikannya Aera. Kalo Aera bringas Helen ini kalem orangnya." Jelas Hugo sambil menatap kedua mata Florence.

"Helen?" Florence merasa gak asing sama nama itu. Dia yakin pernah denger tapi lupa dimana. 

Ah ingat! Aera pernah mengundangnya keacara ulang tahun Helen, namun Florence gak bisa ikut karena bertepatan dengan pernikahan tantenya. 

Wajah Florence merah padam. Dia beneran malu banget sama Hugo. Seharusnya waktu itu dia langsung coba tanya ke Aera, bukan main ngejauh gak jelas. Tapi wajar, namanya orang sakit hati kan. 

"Merah amat tu muka. Blush on nya berapa kilo, bu?" Ejek Hugo. Florence langsung menyembunyikan wajahnya dengan cara menutup menggunakan telapak tangannya. 

"Hahaha, yah kok ditutup sih?"

"Diem deh lo!"

Tawa Hugo lepas begitu saja. Akhirnya dia tau penyebab gadis itu menghindar seminggu ini. Sejujurnya Florence bukan orang pertama yang mengira Helen adalah pacarnya. 

"Buka dong, masa aku ngobrol sama tangan sih?" Perlahan Hugo menarik kedua tangan Florence dari wajahnya kemudian ia genggam, sesekali mengusapnya lembut. 

Terlihat wajah Florence yang masih memerah, "Dari pada salah paham lagi, sekarang ada lagi gak yang ganggu pikiran kamu?" Tanya Hugo.

Florence menggelengkan kepalanya, "Mau ketemu Helen?"

Sontak Florence menggelengkan kepalanya lagi. "Gak mau. Gila ya? Gue masih malu banget, kak" 

Hugo tertawa kecil, dia juga cuma isengin Florence aja sebenernya. Lucu, mukanya merah.

"Lain kali kalo penasaran itu di tanya Flo, kalo kamu malu nanya ke aku kan ada Aera,"

"Iyaa maaf ya kak, gue nuduh main asal nuduh lo aja.  Btw, ini kenapa lo jadi aku kamu coba?"

"Ya namanya juga lagi usaha,"

"Usaha ngapain?"

"Ngedeketin kamu lah."

Florence diem, kaget sedikit campur salting sebenernya. Ini dia beneran PDKT sama Hugo? 

"Kak, ini sekarang kita PDKT?" Tanya Florence dengan polosnya membuat Hugo gemes.

"Iya sayang,"

"Apa deh sayang sayangan gitu?"

"Lah kenapa? Kan aku sayang sama kamu, gak boleh?"

"Ya... bukan gak boleh. Aduh kak, boleh gak balik biasa aja pake gue-lo?" Hugo menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Dia suka aja ngeliat Florence yang salting, warna pink dari kedua pipi chubby gadis itu belum hilang sedari tadi. 

Gemes, kalo nggak inget tempat Hugo pasti udah makan itu pipinya Florence. Beneran gemes banget. 

"Eh kak, gue balik duluan ya. Gue lupa siang ini ada latihan dance," Ucap Florence dengan nada sedikit panik. 

Dia beneran lupa kalo hari ini ada latihan dan sekarang dia udah telat 10 menit. Bisa-bisa kena semprot Faye.

"Bawa kendaraan?" Tanya Hugo yang mendapat gelengan dari gadis di depannya. Tadi Florence berangkat bareng Renata, karena perempuan itu sekalian ingin bertemu klien dan Florence juga lagi males bawa kendaraan.

"Gue anter aja kalo gitu biar cepet,"

"Malah ngerepotin lo ga sih kak?"

"Nggak ngerepotin sayang,"

"Ih kak Hugo!"

"Hahaha, dah ayo cepet nanti makin telat"

To be continued.... 














ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang