12. D-Day

86 16 0
                                    

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Florence. Jika biasanya ia akan mengikuti lomba secara berkelompok, kali ini hanya ia seorang saja hal tersebut membuat Florence semakin gugup di tambah dengan jumlah penonton yang terhitung sangat banyak. 

Faye menggenggam kedua tangan Florence erat, mencoba menyalurkan rasa tenang melalui genggaman tangannya. 

"Buset, ini tangan atau es batu? Dingin banget." Ujar Faye diiringi dengan kekehan. 

"Gue takut banget kak, sumpah. Biasanya yang nonton gak sebanyak ini," 

"It's okay Flo, relaks yaa. Lo udah pasti bisa, gue yakin banget soalnya yang ngajarin gue, hehehe"

"Peserta selanjutnya siap-siap, langsung tunggu di luar aja ya," Ucap salah satu panitia acara. 

Florence semakin mengeratkan genggaman tangannya kepada Faye. Setelah satu orang lagi adalah gilirannya untuk maju. 

"Tunggu diluar aja gih, gue ke bangku penonton ya gabung sama yang lain.  Lo jangan gugup oke, Mau dapet juara berapapun lo tetep keren. Semangat dah pokoknya!" 

"Oh iya jangan lupa berdoa dulu sebelum tampil." Ucapnya dan kemudian berlari kecil kearah teman-temannya.

Florence menganggukan kepala dan menghela nafas untuk merilekskan tubuhnya sebelum keluar dari ruangan tempatnya menunggu.

Kalau kalian penasaran dengan Hugo, cowok itu beneran gak bisa dateng hari ini. Pagi tadi sebelum Florence berangkat, Hugo menyempatkan diri untuk melakukan panggilan video. Dia memberi semangat kepada Florence dan meminta maaf karena gak bisa hadir. 

Sejujurnya Florence juga sedih, dia pengen banget Hugo ngeliat penampilan dia hari ini. Tapi ya.. gak mungkin juga kan Florence ngerengek dan maksa Hugo buat nonton dia. 

"Peserta selanjutnya adalah Florence Helcia dari SMAN 13" Jantung Florence berdetak dua kali lebih cepat ketika mendengar namanya disebutkan.

Langsung saja ia berjalan ke tengah lapangan, acara lomba hari ini di adakan disebuah gor. Sorak sorai memenuhi seisi gor. Aera, Cayla, dan keluarnya juga turut meramaikan acara, memberikan semangat dukungan kepada Florence. 

Florence tersenyum lebar ke arah penonton seraya melambaikan tangannya, sebelum akhirnya dia bersiap keposisinya karena telah diberi aba-aba oleh panitia. Suara musik mulai menggema diudara, diikuti dengan suara tepuk tangan penonton. 

Kehebatan Florence dalam menari tidak perlu diragukan lagi, sepertinya gadis itu memang ditakdirkan untuk menari. Tempo yang sesuai dan detail dari tiap gerakan yang sangat rapih. Penonton yang hadir di buat terkesima.

Hingga di akhir penampilannya Florence tidak sengaja menginjak tali sepatu, padahal seingatnya dia sudah mengikatnya dengan benar. Florence seharinya melakukan gerakan salto namun karena kejadian tidak terduga dia malah tersungkur ke tanah.

Teman-teman dan keluarganya yang melihat kejadian itu sontak berdiri dengan cemas, namun Florence tetap tersenyum seolah mengatakan dia baik-baik saja dan mengakhiri penampilannya dengan baik.

Setelah memberi salam kepada para juri, gadis bersurai hitam itu berlari kecil keluar dari lapangan.

"Flo, you okay?" Tanya Cayla khawatir sambil membantu Florence berjalan.

"Iyaa, cuma ke sandung doang elah,"

"Cocot lo, lo gatau ya kita pada panik tadi"

"Gue gapapa asli dah, eh gue ke toilet dulu ya. Nanti kalo mami nanyain bilang aja gue ke toilet oke." Florence menepuk lengan Cayla pelan sebelum menghilang memasuki toilet.

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang