15. official

100 16 0
                                    


Seminggu berlalu siswa siswi SMA 22 telah selesai mengikuti ujian kenaikan kelas. Kebanyakan dari mereka akan membolos sekolah karena setelah ujian lebih banyak free class dan class meeting saja. Sama halnya dengan Florence. Gadis itu memilih menghabiskan waktunya di rumah membantu Renata membuat kue. Maksudnya bantu makanin adonan kue.

Renata memukul kepala anaknya dengan gemas menggunakan sodet. Sudah berkali-kali wanita paruh baya itu mengomeli putrinya untuk tidak memakan adonan yang belum jadi karena nanti bisa sakit perut. Tapi Florence hanya mengangguk-nganggukan kepalanya sambil terus menyolek adonan dengan jarinya.

Florence mengerucutkan bibirnya ke bawah dengan raut wajah yang dibuat memelas, "Sakit Mami," Seperti anak kecil yang mengadu ketika di jahili temannya.

"Kan Mami udah bilang jangan di makanin adonannya, adek." ujar Renata tanpa memperdulikan anaknya yang masih memasang wajah melas.

"Enak tau Mih, nih Mami cobain," Florence kembali mencolek adonan dan menyodorkannya ke Renata. Renata refleks memundurkan badannya. Kali ini bukan pukulan, melainkan tatapan mematikan ia berikan kepada Florence.

Florence tertawa dengan canggung. Ok kali ini dia harus beneran berhenti atau Renata akan melempar adonan kue itu kepada Florence.

"Kamu main aja gih sana sama bestie kamu itu," Raut wajahnya mendadak lesu, ia menyilangkan tangannya di atas meja lalu menjatuhkan kepalanya. "Cayla ada acara keluarga, Aera lagi ngedate sama Sadam." sahutnya sambil menggerutu.

Seharusnya hari ini Florence, Cayla dan Aera menghabiskan waktu mereka bersama atau yang biasa mereka sebut dengan girls time. Itu adalah kegiatan rutin yang mereka lakukan untuk menghilangkan stress sehabis ujian. Namun tiba-tiba saja semalam Cayla memberi kabar lewat grup whatsapp kalau dia ada acara keluarga. Papanya memaksa Cayla untuk ikut. Awalnya Cayla memberi ide untuk Florence dan Aera tetap melakukannya tanpa dirinya. Tapi justru ia malah mendapat amukan dari Aera, katanya kalau satu gak jadi semuanya juga gak jadi dan Florence juga setuju dengan Aera. Jadi mereka harus menjadwalkan ulang kembali agenda girls timenya.

"Kamu gak jalan juga sama pacar kamu?" Pertanyaan Renata sukses menimbulkan kerutan di dahi anak perempuannya itu. Siapa yang dimaksud Maminya itu?

"Siapa Mih?"

"Nak Hugo, dek. Oh apa belum pacaran ya? Semoga cepet pacaran ya."

"Mulai deeh. Aku sama Kak Hugo gak pacaran Mih,"

"Loh, waktu itu bukannya nak Hugo udah ngajak ya? Waktu nak Hugo kesini pas kaki kamu sakit. Maaf yaa Mami waktu itu cuma lagi lewat gak sengaja denger. Mami cuma denger itu aja kok, suwer." ujar Renata sambil memberikan tanda dua jari seperti mengisyaratkan bahwa Renata memang tidak mendengar apa-apa lagi setelahnya.

Florence terdiam cukup lama. Dia gak masalah Renata denger obrolan mereka waktu itu, namanya mereka duduk di ruang tamu yang udah pasti kalau ada orang lewat bisa denger obrolan mereka. Ada sesuatu yang cukup ganggu Florence.

"Aku mau kedepan beli es krim. Mami mau nitip sesuatu gak?"

"hmm.. apa ya? Kayaknya gak ada deh Flo. Mami lagi gak pengen apa-apa juga."

"Okay, aku keluar dulu ya. Aku gak bawa handphone ya Mi, lagi di charger." Setelah mendapatkan anggukan dari Renata, Florence beranjak dari kursi pantry berjalan ke arah kamar untuk mengambil selembar uang.

Sambil bersenandung kecil Florence berjalan menuju salah satu minimarket terdekat. Jalanan yang basah sehabis diguyur hujan membuat suasana begitu tenang di tambah dengan bau tanah basah.

Dari arah belakang terdengar seseorang meneriakkan namanya, "Florence!" Seperti sebuah perintah Florence menghentikan langkahnya dan memutarkan badannya ke belakang. Terlihat seorang laki-laki tengah mengayuh sepeda sambil melambaikan tangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang