"Bi, kenapa ga bilang kalo Nathalin dan Jaemin di rumah sakit?!" Malam itu, semuanya kembali berkumpul untuk makan malam, begitu juga dengan Bi Nam yang sudah kembali.
Teriakan Suho tak terelakkan, wajahnya merah, marah. Nathalin, Jisung dan Chenle bahkan sampe menutup kedua telinga mereka, kaget.
"Papa, jangan teriak didepan anak anak" peringat Irene lembut. Suho menghela nafas, mengalihkan pandangannya agar lebih tenang.
Bi Nam dihadapannya terdiam kaku, tubuhnya gemetaran akibat teriakan Suho.
"Saya mohon ampun tuan, nyonya. Awalnya saya berniat memberi tahu kalian berdua, tapi anda berdua terlihat begitu lelah jadi saya biarkan untuk istirahat terlebih dahulu. Begitu juga ketika saya selesai membereskan rumah, tuan sudah pergi dan tersisa nyonya sendiri. Saya tidak mau memberitahu nyonya, nanti nyonya bisa shock. Jadi saya menunggu anda berdua berkumpul lagi..." jelasnya panjang lebar, Irene mengangguk mengerti. Bukan sepenuhnya salah bi Nam.
"Gapapa bi, lain kali gimana pun keadaannya tetap kasih tau ya? Mau lagi capek atau lagi sendiri, dalam keadaan apapun tolong kasih tau saya dan suami saya" Bi Nam mengangguk lalu izin mengundurkan diri kembali ke belakang.
"Udah pa, udah selesai kan? Bi Nam gitu juga niatnya baik" Irene mengelus pelan punggung Suho.
Suho mengusap wajahnya, "Papa ga suka cara dia" Irene hanya tersenyum lembut, tak berniat membalas perkataan Suho lagi.
"Iya udah ya?? anak anak juga pasti udah lapar tuh" Ketujuh anak mereka yang sudah berkumpul masih terdiam memperhatikan keduanya, setelah Suho terlihat lebih baik barulah semuanya mulai memakan makanannya.
***
"Paa, beneran ga boleh?" Suho mengangguk dengan tegas.
"Nggak boleh. Istirahat dirumah" Nathalin mengerucut kan bibirnya kesal, dia ingin sekolah!
"Libur dulu yaa? Besok sekolah lagi" Nathalin akhirnya hanya mengangguk pasrah, ya udahlah. Nggak mungkin dilawan juga ini. Berdebat juga ga akan menang.
Jaemin tersenyum lembut, lalu mengelus rambut adik perempuan satu satunya pelan, "Baik baik kamu dirumah, oke?" gadis itu mengangguk, "Kakak yang bener sekolahnya!" Jaemin mengangguk sambil terkekeh kecil, "Oke dah", "DADAAHH KAKAKK" bersamaan dengan Jaemin, Jisung dan Chenle ikut berteriak sambil melambaikan tangannya ke arah Nathalin.
"HATI HATIIII" balas Nathalin ikut melambaikan tangannya juga.
Setelah mengantar seluruh saudara dan ayahnya pergi, Nathalin dan Irene kembali masuk ke dalam rumah.
"Tinggal berdua lagi dong kita, ma?" Irene tersenyum, kemudain merangkul lembut pundak anaknya yang ternyata sudah sedikit lebih tinggi dari dirinya.
"Girls time?" Nathalin mengangguk dengan semangat, "Mama kangen udah lama ga ngobrol berdua sama anak mama"
"Benerrr, ayooo kita girls timeee"
"Yaudah yuk, ke belakang aja" Irene mengubah posisi tangannya, yang semula berada di pundak putrinya, sekarang beralih menggenggam tangan Nathalin, Membawa mereka menuju taman belakang rumah untuk menceritakan banyak hal yang sudah terjadi.
***
"JISUNG" Teriakan Guanlin bersamaan dengan hentakan sepatu sekolahnya menggema dilorong kelas 10. Jisung yang sedang berbincang dengan Chenle menghentikan obrolannya dan menatap Guanlin bersama Soobin dan Somi dibelakangnya.
Seakan tau apa yang ada dipikiran ketiga teman dekat kakak perempuannya, Jisung langsung berujar "Kakak baik kok, sekarang disuruh papa buat istirahat dulu aja sebentar" Guanlin, Soobin dan Soni mendesah lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrothers - NCT DREAM
Teen FictionDisini, di tempat ini, dengan orang orang baru ini. Sejak Mama membawa gue ke rumah baru, dengan orang orang baru, sifat dan tingkah baru yang harus gue hadapin. Apa yang akan gue lakuin? Dan, kapan ini akan berakhir?