2.5 Bolos

163 19 2
                                    

Perkataan Somi benar adanya. Semenjak hari pertama Nathalin diantar sampai ke kelas oleh Jeno, gadis itu mulai menerima surat surat aneh yang memenuhi loker dan laci mejanya dikelas.

Nathalin mengumpulkan seluruh surat surat itu dan menyimpannya. Inti dari keseluruhan surat itu sama. "Jauhin kak Jeno dan kak Jaemin"

Nathalin menghela nafas, melemparkam surat terakhir yang ia baca kedalam kotak yang sudah dipenuhi oleh surat surat lain.

"Nathaliinn, ayo turun dulu sini" Hari ini adalah weekend, Nathalin hanya berdiam diri dirumah bermain dengan Lucy atau sesekali Jaemin mengecek keadaannya dan ikut bermain sebentar lalu kembali mengerjakan urusannya.

Ah iya, selama seminggu ini sekolah, Jeno terus mengantar dan menemaninya kemanapun yang ia inginkan.

Walaupun  dengan wajah murung, cuek, ketus, tapi Jeno tetap menemani Nathalin kemanapun gadis itu pergi. Ancaman sang papa tidak main main untuk Jeno, kalo yang dari Nathalin denger dari Jaemin sih, seluruh aset pria itu akan disita jika tidak menemani Nathalin.

"Okeee" Nathalin menjawab Jaemin dengan riang lalu berlari menuju lantai satu.

Di tangga, gadis itu berpapasan dengan Haechan. Nathalin melirik Haechan sekilas lalu memilih tak peduli dan langsung menuruni anak tangga dengan cepat, sedangkan Haechan berhenti dan menatap gadis yang tersenyum riang hingga punggungnya mulai menjauh dari pandangannya.

Haechan menghela nafas, hampir setiap hari Jaemin tak berhenti mengusik pria itu dan terus bertanya apakah dia ikut andil dalam kejadian dua minggu lalu? Namun, beribu kali pun Haechan menjawab "Tidak", beribu kali juga Jaemin tidak percaya. Belum lagi Nathalin yang juga semakin hari sepertinya semakin tidak menganggap kehadirannya. Haechan merasa hampa.

"Chan?" Panggil Renjun saat melihat Haechan masih berdiam diri ditangga. Haechan tersadarkan dari lamunannya, lalu menoleh pada Renjun.

"Uy? Kenapa jun?"

"Lo ngapain diem disini?" Haechan menggeleng, "Gapapa. Gue mau naik dulu" Renjun menatap kepergian Haechan bingung.

"Kenapa sih tu anak? Aneh banget akhir akhir ini" Gumam Renjun lalu melanjutkan langkahnya untuk menuruni satu persatu anak tangga.

***

"Kakak tinggal sebentar yaa? Nanti sore udah pulang kok" Pamit Jaemin pada Nathalin yang sedang sibuk didapur setelah menyelesaikan makan siangnya, katanya pria itu dipanggil ke sekolah, Nathalin tidak tau ada urusan apa. Yaa paling mengurusi acara acara itu kan?

Nathalin mengangguk menanggapi perkataan kakaknya, "Hati hatiiii. Titip bekal ini yaa kak, buat Chenle Jisung dann kakak" Ujar Nathalin usai memasukkan ketiga bekal yang ia siapkan ke dalam paper bag.

Jaemin tersenyum, mengelus pelan rambut adiknya dengan sayang, "Okee terimakasih tuan putri. Kakak pergi dulu ya?" Lagi lagi Nathalin mengangguk.

"Dimakan bekalnyaa"

"Iyaaa, kamu juga jangan lupa makan siangnya" Ujar Jaemin lalu pergi meninggalkan Nathalin.

***

"NATH! Lo gaboleh jauh jauh dari gue!!" Somi berteriak begitu memasuki kelas, Soobin dan Nathalin menatapnya bingung.

Hari sudah berganti, sekolah kembali dimulai, dan Nathalin baru saja mendudukkan dirinya diatas kursinya, sedikit terkejut ketika Somi berteriak dan dengan cepat berada di hadapannya.

Stepbrothers - NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang