"Ini tempatnya?" Renjun memerhatikan sekitar, bangunan tua. Banyak rumput yang memenuhi sekelilingnya.
Tempatnya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka, hanya berjarak 20 menit menggunakan kendaraan.
"Firasat gue buruk" ungkap Soobin ikut memerhatikan sekitar.
Sepi, tidak ada suara sama sekali. Jarak antara bangunan dan bangunan lain begitu jauh.
"Mapsnya nunjukin di sini. Kita tinggal masuk kan?" Ujar Jisung.
"Ayo. Biar cepat selesai" Jeno masuk lebih dulu diikuti yang lainnya.
Rumput dan ilalang menjalar dimana mana, sampah berserakan, terlihat seperti bangunan yg sudah tidak terurus selama beberapa tahun.
"Ada beberapa ruangan. Cek satu satu nih?" Tanya Somi.
"Iyalah, emang lo bisa nebak dia dimana?"
"Berisik" Somi menatap sinis Haechan disebelahnya.
Mereka mulai membuka satu persatu pintu yang mereka temui. Tak ada Nathalin. Hingga mereka berjalan ke ujung ruangan, pintu terakhir, pintunya terkunci.
"Disini" ujar Jeno sambil menatap Jaemin.
"Biar gue dobrak" Yang lain melangkah menjauh, sedangkan Jeno mencoba mendobrak pintu yang berada dihadapannya hingga terbuka lebar.
Jaemin bergegas masuk, mendapati adik perempuannya yang terikat diatas kursi, seluruh tubuhnya basah, rambut yang dipotong pendek dengan asal, tangan dan kakinya yang terlihat lebam dan membiru.
"NA!" Jaemin berlari mendekat, menangkup wajah adiknya dengan bergetar. Melepaskan perekat yang menutupi mulut adiknya dengan perlahan.
Nathalin membuka matanya sambil tersenyum tipis, "Kakak..."
***
"Bangsat. Ga akan gue biarin yang bikin Nathalin kaya gitu hidup tenang" Wajah Jaemin memerah, emosi menyelimuti seluruh tubuhnya. Tak beda jauh dengan Jisung, Chenle, Somi dan Soobin.
Renjun dan Jeno hanya termenung, mungkin keduanya kaget dan tidak menyangka hal ini terjadi. Sedangkan Haechan menghilang sejak mereka tiba di rumah sakit.
"Bang, ga ada lagi yang perlu disembunyiin. Gue yang bakal lapor ke papa. Kita gabisa diam gini aja kan?!" Ujar Chenle kesal.
Dia ingin orang yang melakukan hal buruk kepada kakaknya cepat cepat mendapat hukuman yang berat.
"Chenle"
"Sorry bang, gue ga akan dengar apa pun perkataan lo kali ini" Chenle mengalihkan pandangannya dari Renjun.
"Gue bakal bilang ke papa" Ujar Jaemin menyetujui perkataan Chenle.
"Jaemin! Lo mau bikin masalah papa nambah?!" Renjun berdiri, menatap Jaemin dengan marah.
"Lo pikir lo bisa nyelesaiin masalah ini sendiri? Atau lo mau nyelesaiin tanpa sepengatahuan papa? Lo bisa?!" Jaemin ikut menatap Renjun, menantang kembaran tertuanya itu.
"Jun, gue rasa Jaemin bener. Ga semuanya bisa kita handle. Ini udah termasuk kasus penculikan" Jeno menarik baju Renjun untuk kembali duduk disampingnya, mencoba meyakinkan pria itu.
"Gaada yg baik baik aja semenjak cewe itu datang" gumam Renjun.
"Jangan bikin gue mukul lo disini Jun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stepbrothers - NCT DREAM
Teen FictionDisini, di tempat ini, dengan orang orang baru ini. Sejak Mama membawa gue ke rumah baru, dengan orang orang baru, sifat dan tingkah baru yang harus gue hadapin. Apa yang akan gue lakuin? Dan, kapan ini akan berakhir?