‧͙⁺˚*・༓☾20☽༓・*˚⁺‧͙

2.7K 161 19
                                    

Lanjut.

Mundur Waktu.

Di sebuah malam yang gelap, mansion yang megah berdiri dengan Kokoh di tengah keheningan. Seorang pria berjalan dengan hati-hati menuju pintu depan mansion, dia memakai setelan jas hitam dan sepatu fantofel yang terlihat elegan.

Ketika dia meraih gagang pintu dan menariknya, pintu itu dengan perlahan terbuka, mengungkapkan kemegahan mansion itu di dalam. Pria itu masuk ke dalam mansion, dan seketika itu suasana mansion menjadi hidup. Cahaya lampu Masion terpancar.

Pria itu berjalan di sepanjang lorong, saat Melawati dapur pria itu berpapasan dengan adik laki-laki yang sedang membawa beberapa botol alkohol di tangannya.

"Phi Mile! Oi kau sudah pulang." Ucapnya yang terkesan tidak sopan dan disertai bau alkohol yang menyengat disekitarnya.

"Dimana Apo?" Tanya Mile.

"CK, kau pulang-pulang bukannya tanya huekk!!...ouhh ma-maaf maaf. Apo dia...." Sebelum menjawab pertanyaan dari Mile, lelaki yang mabuk itu sudah jelas adalah Bright langsung tidak sadar kan diri karena tidak kuat oleh pengaruh alkohol.

"Ck, menyusahkan."

Mile yang melihat itu langsung memapah Bright ke kursi yang berada di dekatnya setelah itu ia meninggalkan adiknya sendiri disana. Setelah itu ia melanjutkan jalannya menuju lantai atas.

***
Mile berada tepat di depan pintu kamar Apo di malam yang begitu larut. Tanpa mengetuk, ia mencoba membuka pintu yang untungnya tidak terkunci dan langsung masuk ke dalam kamar.

Namun, ketika ia mulai berjalan ke arah tempat tidur Apo, ia mendengar suara seseorang ketakutan. Hal itu yang membuatnya semakin panik. Tanpa berpikir panjang, Mile segera mengunci pintu kamar untuk memastikan keamanan.

"Apo!" Dengan perasaan yang gelisah, ia mendekati Apo yang terlihat ketakutan di tempat tidur. Tanpa ragu, Mile memeluk Apo dengan hangat dalam upaya untuk menenangkan dan menghilangkan rasa cemas yang dirasakan oleh Apo.

Mile mencoba menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa Apo jadi seperti ini. Ini tidak mungkin jika tidak ada alasannya kan.

"Apo hei, hei lihat aku. Hai kamu kenapa?" Mile merasakan jika Apo membalas pelukannya tanpa menjawab satu katapun. Yang hanya dia ucapkan hanya kata "takut" dengan berulang-ulang.

"Hiksss...P' Mile takut." Mile menunduk untuk melihat wajah sembab Apo. Ia langsung menghapus semua air mata yang menggenang di pelupuk matanya.

"Shhttt jangan takut, phi ada di sini."

****

Mile berhasil menenangkan Apo yang menangis selama hampir dua jam lamanya. Sekarang, Apo tidur di sampingnya tanpa menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran sebelumnya.

Mile merasa sedih karena bisa-bisanya ia lupa ulang tahun Apo, dan ia berencana untuk meminta maaf kepadanya keesokan paginya. Namun, dengan suasana yang masih tegang, ia memutuskan untuk menunda permintaan maafnya.

Mile akhirnya ikut tertidur di samping Apo, tanpa sadar memeluk pinggangnya yang terasa nyaman di pelupuk.

***
Sebelum fajar muncul di kepermukaan. Terdengar suara handphone yang berdering dari saku celana yang Mile gunakan.

Mile sempat terkejut dari tidur dan langsung melepaskan pelukannya dari Apo karena dering Handphonenya itu. Ia melihat jam yang menunjukkan setengah lima pagi.

Dengan nyawa setengah sadar Mile mengambil Handphone dan menekan tombol hijau untuk menerima telfon.

"Hallo mi, kenapa?"
....
"Enggak ganggu sama sekali. Kenapa Mami telfon? Apakah Ada yang terjadi sesuatu sama Davika?"
.....
"Beneran Davika sudah membaik?"
.....
"Iya, nanti siang selesai dari kantor Mile langsung ke rumah sakit."
.....
"Iya sudah Mile tutup telfonnya."

Setelah perbincangan singkat itu dengan ibu Davika. Mile tidak lagi lanjut tidur. Ia memilih untuk menyandarkan tubuhnya di punggung kasur. Entah kenapa rasanya seperti ada yang ganjal dan rasa tidak nyaman di dalam dirinya. Satu sisi ia senang mendengar jika Davika mulai membaik namun satu sisi seolah menolak semua apa yang terjadi saat ini. Namun alasan di balik itu semua Mile tidak tau kenapa dan apa masalahnya.

Ia juga bimbang dengan perasaannya sendiri....

"Apa yang aku pikirkan!"
Mile sempat mengusak rambutnya dengan acak sambil mencoba menghilangkan rasa gunduh yang tiba-tiba bersarang di hatinya.

Saat akan kebimbangan itu melanda hati Mile, ia melihat Ke arah Apo yang tidur menghadap tepat kearahnya yang terlihat sangat damai dan tenang. Hal itu membuat nya merasa hatinya mulai menghangat tanpa ia sadari.

"Sepertinya aku mulai gila." Gumam Mile sebelum beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan Apo sendiri di kamar.

TBC
Kalau gak nyambung besok aku revisi lagi!
Maaf banyak typo Udah ngantuk bed sumpell, lanjut besok deh kalau sempet Yee😅🙏

TBCKalau gak nyambung besok aku revisi lagi!Maaf banyak typo Udah ngantuk bed sumpell, lanjut besok deh kalau sempet Yee😅🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby PoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang