🦄 Resilience - 11 🦄

1.4K 220 48
                                    

"Ragie--"

Alter, Shiro, beserta Neron kompak menggeleng dengan mulut yang kembali terkatup rapat setelah setengah detik yang lalu kompak memanggil nama sang keponakan. Rahang mereka juga terlihat kian mengetat dengan dua telapak tangan yang terkepal sempurna.

Terlebih tadi, begitu Leo mengatakan kalimat permintaan maaf. Barye yang saat itu masih berada di dekapan Alter, melepas diri hingga kini dia dan Kakak sulung Ayahnya itu berjarak, meski hanya selangkah.

"Papa--"

"Ma--maaf Ragie, ma--maaf! Papa yang salah! To-tolong maafkan Papa!" serobot Leo dengan meraih kedua telapak tangan Barye. "Papa minta ma--maaf, Ragie--"

Kali ini kalimat Leo terhenti begitu Barye dengan cepat mendudukkan diri dan langsung memeluk tubuh sosok Ayah kandungnya itu. "Pa--" Barye menggeleng dibalik pelukan. "Pa--papa nggak salah-" lanjutnya yang kemudian menelan ludah kelu. Karena apa yang dia ucapkan ini, sangat berbanding terbalik dengan perasaannya yang masih didominasi rasa kecewa. Teringat Ragie yang begitu menginginkan kasih sayang dari sosok Ayah mereka ini, lagi-lagi berhasil membuatnya mematahkan keinginannya sendiri yang sebenarnya ingin memaki-maki dan segera mengangkat kaki dari tempatnya berpijak saat ini.

"RAGIE!" Neron yang tadinya terdiam. Kini bergerak untuk menarik Barye secara paksa hingga pelukan antara adik bungsu dan keponakannya itu terlepas begitu saja. "KAU TIDAK WARAS, HA?!" bentaknya penuh amarah.

Belum mendengar seluruh cerita mengenai Leo yang menolak kehadiran Barye saja membuat Neron sudah semarah ini, apalagi mendengar keseluruhan jika selama ini Leo tidak menganggap kehadiran sang anak. Karena meski seatap, mereka benar-benar tidak pernah sekalipun berinteraksi. Ragie yang takut, dan Leo yang sengaja menjauh. Bahkan jarang terlihat di dalam Mansion.

Ragie, -remaja yang akan menginjak usia 16 tahun Desember nanti itu terkenal suka beramah-tamah ke seluruh pekerja yang ada di Mansion. Meski keramahtamahannya itu kadang mendapat respon, kadang juga tidak. Karena kenyataannya, selama ini dirinya tidak mengenal orang lain selain para pekerja dan seorang guru yang mengajarnya ketika homeschooling. Itu juga yang membuat pola pikirnya mengenai dunia luar sangat-sangat terbatas. Karena memang sejak kecil, kalimat ini seolah menghantuinya ketika dirinya mengeluh ingin melihat bagaimana suasana di luar sana. Bunyi kalimatnya seperti ini, "Tuan muda Ragie tidak boleh keluar dari sini. Itu perintah tuan Leo, kalau tuan muda Ragie tidak menurut, tuan Leo tidak akan pernah kembali!"

Saat itu, Ragie bahkan bisa menghitung dengan jari seberapa banyak dia bisa melihat Leo dalam setahun. Meski melihat di depan mata, atau tanpa sengaja berpapasan, tidak ada interaksi diantara mereka berdua. Meski sebelumnya Ragie pernah mencoba bertanya, namun tatapan tidak suka dan kebencian yang menjadi balasan. Belum menyadari jika sosok Ayah kandungnya itu membenci dirinya, Ragie selalu menanyakan pertanyaan yang sama setiap kali bertemu. Jawabannya pun juga tetap sama.

Sejak saat itu, Ragie tidak bisa lagi menatap sang Ayah secara terang-terangan. Saat Ayahnya berada di ruang makan, dia akan sembunyi di dapur. Itu semata-mata dia lakukan agar memenuhi keinginannya yang mendambakan suasana makan bersama, meski di tempat yang berbeda.

Lalu saat usianya menginjak angka 13 tahun. Kehadiran Leo yang berada di Mansion hampir setiap hari menimbulkan kebahagiaan tersendiri bagi Ragie, dan itu bertahan sampai ketika mereka tanpa sengaja bertabrakan di depan lift. Puncaknya, ketika Ragie berani mengungkapkan segala unek-unek yang dia pendam selama bertahun-tahun, nyatanya tidak membuahkan hasil dan justru membuat luka yang ditorehkan oleh sosok Ayah kandungnya itu semakin menganga lebar, hubungan mereka juga nyaris hancur tanpa sisa jika saja Neron tidak membawa sosok Barye kembali untuk menggantikan posisi dirinya.

"RAGIE!" bentak Neron, lagi. Karena kini, dia yang berniat menyeret paksa Barye dari sini justru mendapat penolakan secara terang-terangan berupa gelengan. 

RESILIENCE ; ||Slow Update||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang