g & a

327 18 6
                                    

Ini lanjutan yang versi book , karena yang di book khusus cuman poto-poto chat-chat an doang itu singkat banget sampe ga jelas alur sama tokoh-tokoh nya , jadi gwe bikin yang book pendek nya biar lebih paham.



































































"Anda mengidap gagal ginjal kronis"

Deg!

Tidak adil , kenapa aku saja yang terjerumus di kesialan ini? Mereka semua merasa bahwa aku lah yang paling merasa bahagia di semesta, bohongg , mereka serakah , mengambil semua keadilan tanpa menyisakan secuil untuk ku, manusia memang serakah.

"Apakah bisa sembuh, dok?"

Dokter dengan bertulis nama tag , Helsa Triwibowo , itu tersenyum prihatin kepada pemuda yang baru saja ia tangani.

Alden Narendra, seorang siswa di Achievert High School , yang menetap di kelas 12 Fisika 1. Ia tinggal sendiri, meskipun begitu ia tak pernah merasa kesepian, karena memiliki tetangga yang ia anggap sebagai keluarga nya sendiri. Lengkap dengan Pak Raden yang ia anggap sebagai ayah nya yang sudah menghilang sejak ia berusia 5 tahun , Bu Desita yang ia anggap sebagai bunda nya yang meninggal beberapa tahun silam,dan Gavin yang ia anggap sebagai adik kandung nya sendiri.

Untuk biaya sekolah ia tanggung sendiri, ia bekerja sambilan di sebuah supermarket, sepulang sekolah ia selalu tepat waktu untuk datang bekerja saat sore , dan malam nya ia gunakan untuk belajar , hingga tengah malam ia bekerja mengemasi barang yang ia jual di online shop. Sungguh Alden ada seorang yang pekerja keras sampai lupa dengan waktu dan kesehatan dirinya sendiri.
Hingga pada saatnya ia merasa mual , dan seringkali pusing mendadak, entah saat sekolah, bekerja, dan aktivitas lainnya. Karena merasa aneh , akhirnya ia meluangkan waktu untuk datang ke rumah sakit memeriksa kan apa yang terjadi pada diri nya sendiri. Dan disinilah, ia tau. Alden mengidap gagal ginjal kronis.

"Lakukan cuci darah dengan tepat waktu, nak. Dan selalu berdoa kepada Tuhan agar keajaiban terjadi"

"Saya...Tidak bisa sembuh ya ,dok?"

"Biar saya panggil kan wali kamu saja ya"

"Saya tidak punya wali"

Hening. Dr.Helsa seakan tau apa yang dialami oleh Alden.

"Saya tidak bisa memberitahu kamu , nak. Saya orang nya tidak tegaan"

"Beri tau saja , dok. Lagipula saya tidak akan mewek dan membuat anda bersalah"

Dr.Helsa terkekeh gemas setelah perkataan Alden tadi.

"Jawab saja iya apa tidak , dok"

"Tidak"

Nyesshh!

Hati Alden terkupas , pahit , sangattt pahit. Ia salah menaruh harapan pada semesta.

"Maaf..." Dr.Helsa menghela nafasnya kasar. Ia menatap Alden yang melamun dengan tatapan kosong.

"Alden , kamu tidak apa-apa?" Dr.Helsa menepuk pundak Alden untuk menyadarkan dari lamunannya.

"Al-"

"Saya paham, dok. Terimakasih" Alden tersenyum sedikit tertawa, padahal ia baru saja mendengar kabar yang seharusnya membuat menangis bagi orang normal, berbeda dengan Alden ia tersenyum sumringah seperti mendapat kabar baik.

"Ini yang saya mau , dok. Kelelahan demi kebaikan saya sendiri, dan akhirnya penyakit itu kembali kepada diri saya sendiri" Alden tersenyum miris. Diriku yang malang.

SOPE SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang