Pukul 01.00 malam. Castella sudah berjalan jauh. Ia berhasil kabur dari hotel itu.
Jalanan sepi membuatnya sangat takut. Ia tak pernah berjalan sendirian apalagi disaat malam seperti ini.
Selalunya ia berjalan bersama mamah dan papahnya. Namun karena ia sudah tak tinggal bersama mamahnya lagi, ia merasa tersiksa atas kejadian ini.
Perut yang belum terisi semenjak tadi sore dan juga tenaga untuk melawan lelaki berbuncit itu membuatnya sangat lemah.
Kakinya sudah tidak kuat untuk menopang tubuhnya berdiri.
"Mamah..hiks...aku kangen mamah,"
Castella terduduk lemas. Di jalan sepi itu tak ada satu kendaraan pun yang lewat. Meskipun di jalan raya.
Di pinggir jalan itu ia menangis. Hanya menangis yang ia lakukan sekarang. Tidak tahu arah jalan menuju ke rumah aslinya.
Tiba-tiba ada mobil berhenti di sampingnya. Castella menoleh. Melihat seseorang yang turun dari mobil.
"Siapa kau?" Tanya Castella.
Tak dijawab. Lalu lelaki itu membawa saja tubuh Castella.
"Kamu siapa?! Castella gamau!"
Percuma. Tak ada kelemahan di tenaga lelaki ini. Karena besar dan berotot jadi dirasa seperti angin saja.
Lalu Castella dipaksa masuk. Namun tetap saja memberontak hingga akhirnya...
Dughhh
Satu pukulan menggunakan pistol itu di pukulkan ke kening Castella. Hingga ia pun pingsan.
...
Di suatu tempat, Castella terbangun dari pingsannya. Nampak agak gelap, hanya cahaya remang-remang.
"Dimana aku?" Tanyanya sendiri sambil memegang keningnya yang sakit.
"Darah?" Castella menyentuh keningnya lagi. Ternyata mengeluarkan darah. Kemungkinan hasil pukulan benda tajam oleh seseorang tadi.
Lalu Castella berdiri, perlahan. Berjalan menuju pintu dengan tertatih.
"Tolong! Siapapun tolongin Castella!"
Castella menggedor-gedor pintu itu. Tak ada sahutan sama sekali. Entah dimana ia sekarang ia bingung. Dirinya sangat takut kegelapan.
Apalagi ketika menemui lelaki berperut buncit tadi.
Lalu tanpa aba-aba pintu itu terbuka dengan sangat kasar sehingga tubuh Castella terdorong ke belakang.
"Aww....sshhhhh,"
"Hei kau! Bisa diam tidak hah?! Mau kupukul kau?" Ujar lelaki berbadan besar.
Castella sangat takut, menggeleng cepat. "Castella ngga mau! Aku pengin pulang, kumohon..hiks" dia menangis.
"Tidak secepat itu, setelah tuanku mengizinkanmu keluar," jelasnya.
"Panggilkan dia sekarang! Siapa tuanmu hah?! Kenapa kau takut padanya, padahal sesama manusia!" Ujar Castella yang menangis sambil emosi.
"Kau tak tahu apapun. Mau kukirim ke club' malam?Biar disantap yang lebih tampan?" Ujar lelaki bertubuh besar, menyeringai.
Tidak. Ia tak mau menjual dirinya sendiri. Sudah cukup ia hampir saja diperkosa tadi. Ia tak mau.
"Ngga! Aku mohon lepasin aku om," ujar Castella sambil memegang kaki lelaki itu.
"Akhhhhh, pergi kau dari kakiku!"
Castella ditendang. Menimbulkan sakit di lengannya.
Ia menangis sejadi-jadinya, lalu ditutup kembali pintu itu.
"Tolong.....hiks...Castella takut,"
...
Di lain tempat, tepatnya di perusahaan Richard El Capon. Dirinya sedang menunggu kedatangan seseorang. Sedari tadi malam ia belum pulang ke mansionnya. Masih betah di perusahaannya. Untung sudah mandi di perusahaan ini.
"Kenapa kau melakukan ini?! Ayahmu sudah membawa kabur uangku, lalu kau malah tak mematuhi perintahku." Richard bergeming. Mengepalkan tangannya di depan jendela. Ingin sekali ia memecahkan kaca itu namun ia juga berpikir-pikir terlebih dahulu.
Drrtt
Drrtt
Richard menoleh ke arah hp nya. Di sana tertera nama bawahannya.
"Ada apa?"
"Gadis ini sudah saya temui tuan. Tadi malam,"
"Benarkah? Lalu dia sedang apa sekarang?"
"Saya kurung di 'ruangan khusus' seperti yang tuan minta,"
"Bagus, kau tunggu aku. Kalau perlu, selama kau menungguku....siksa dia,"
"Baik tuan"
Telephone itu diputuskan di pihak Richard. Entah mengapa emosinya belum hilang juga. Apakah dia harus menemuinya secara langsung dan menghukumnya dengan tangan sendiri?.
Namun ia masih ingin menyamar menjadi anak kuliah. Supaya dia menurut kepadanya.
Kalau menggunakan indentitas mafia apalagi perusahaan dipastikan gadis itu akan takut padanya sehingga akan ada percobaan kabur dari mansionnya.
Tidak. Itu tidak akan terjadi. Cukup dia kabur dari 'clien' nya saja. Tidak untuk lari dari mansionnya.
Setelah ia berpikir lagi, ia pun memutuskan untuk pulang. Berberes dan bergerak menuju mansionnya. Pikirannya sudah matang apa yang akan dilakukan oleh gadis itu nanti.
4 Maret 2023
18.56
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA [ COSA NOSTRA ]
Teen Fiction🚫BOCIL DILARANG BACA🚫 🔴MENGANDUNG UNSUR+++🔴 Tak ada yang bisa lari dariku, termasuk dirimu manis-Alphonse Richard El Capone Aku benci Richard El Capone! - Castella Bernardita