Di meja makan, Richard dan Castella makan bersama.
"El,"ucap Castella membuka suara.
"Hm?" Jawab Richard El saat mengunyah sambil menatap Castella.
"Keknya yang jahat bukan tante Rina deh," ucap Castella berpikir memandang tempat lain.
Richard menghentikan makannya. Diam. Menghela napas kasar. Tak henti-hentinya perempuan ini membicarakan pikirannya. Apa dia salah dosis? Harusnya ia memasukkan obat itu 5 bukan hanya 1.
Richard menatap Castella dengan tatapan datar," terus siapa?!"
Castella meneguk ludahnya kasar saat mendengar nada Richard,"ada seseorang cowok. Dia yang ngirim pria berbuncit ke kamarku," jelasnya.
Lagi-lagi Richard menghela napas. Lalau melanjutkan makannya, tak peduli pikiran Castella. Yang penting Castella tidak mengetahui kalau pria yang mengirim lelaki berbuncit adalah dirinya.
"Lalu?,"
"Emm...abis itu aku lupa. Yang aku ingat aku udah ada di ruangan trus ada meja billiard. Berarti Tante Rina gak jahat dong?" Ujar Castella menatap Richard yang tengah fokus makan.
"Mungkin,"
Castella cemberut. Hanya itu? Hanya itu jawaban Richard?.
"Aku pengin ketemu tante Rina," pinta Castella memegang lengan Richard
Richard yang dipegang itupun langsung menepis tangan Castella pelan," lagi sibuk dia,"
Castella diam. Merenung. Ia ingin sekali bertemu dengan tante Rina. Entah mengapa ia menginginkan walaupun ada rasa tidak suka entah itu karena apa.
Lalu Castella mengusap lengannya yang membiru. Dua lengan itu terlihat jelas. Menunduk sambil mengelusnya.
Richard yang melihat Castella mengelus lebamnya berpikir kalau Castella 'digunakan' dalam kondisi seperti ini dipastikan cliennya tidak akan mau. Karena rata-rata mereka menginginkan yang mulus, bersih, dan tak ada luka apapun. Apalagi jika belum pernah digunakan.
Mau tidak mau dia harus merawat Castella sampai sembuh.
"Masih sakit?" Tanya Richard memegang tangan Castella
Castella menatap Richard," sedikit sih. Cuman kalo dipegang agak sakit. Kakinya juga kalo buat jalan sakit banget,"
Richard yang mendengar itu pun langsung berdiri, mengambil sesuatu.
"Mau kemana?" Tanya Castella penasaran.
"Mau ambil obat," ucap Richard berjalan ke arah ruangan.
Castella bingung. Apakah obat yang tadi Richard masukkan ke dalam saku?
Tak lama kemudian Richard kembali membawa kotak P3K. Lalu duduk di samping Castella. Ia pun mengangkat satu kaki Castella ke pahanya.
"Eh? Mau apa El?!" Ucap Castella terkejut karena tiba-tiba Richard El membawa kakinya ke paha El.
"Mau obatin kakimu," ucap Richard fokus mengolesi salep putih.
Dengan lembut serta telaten Richard El mengolesi membuat Castella nyaman. Senyuman di bibirnya ia terbitkan membentuk bulan sabit.
Entah mengapa kalau ia mendapatkan perhatian dari Richard selalu terbawa ke hatinya. Dan berpikir kalau Richard itu sangat baik dan perhatian.
"Jangan mandi dulu yah, besok pagi aja mandinya supaya salepnya ga kena air," ucap Richard menatap Castella.
Castella mengangguk sambil tersenyum," Iyah, makasih El,"
Richard mengangguk saja,"sini kaki yang satunya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA [ COSA NOSTRA ]
Teen Fiction🚫BOCIL DILARANG BACA🚫 🔴MENGANDUNG UNSUR+++🔴 Tak ada yang bisa lari dariku, termasuk dirimu manis-Alphonse Richard El Capone Aku benci Richard El Capone! - Castella Bernardita