Secret Room

2.1K 25 0
                                    

Richard sudah sampai di mansionnya. Sepanjang jalan ia sudah tak sabar ingin menghabisi wanita itu yang sudah kabur dari 'clien'nya.

"Bersiaplah kau manis," Richard menyeringai.

Lalu ia berjalan memasuki mansionnya. Tubuhnya yang maco itu menampilkan kegagahannya. Lengan yang berotot dan juga dada yang bidang itu sangat tercetak jelas di kemejanya. Membentuk tubuh yang perfect.

Sapaan dari istri googlenya itu terdengar di telinganya. Namun ia abaikan dan melanjutkan jalannya. Membuang tas yang ia tenteng dengan asal dan jatuh di sofa.

Richard lalu menggulung lengan kemejanya. Rahang tegas itu menampilkan emosi. Mengeraskan rahangnya sambil berjalan menuju secret room.

Sebelum itu, ia harus menyembunyikan wajahnya dari wanita itu. Supaya tak diketahui bahwa ia adalah El-anak kuliahan itu.

Ia pun memakai topi dan juga masker. Topi itu menutupi matanya. Supaya Castella tidak lihat kearah matanya yang menimbulkan kejelasan identitas aslinya.

Ceklek

Richard memasuki ruangan. Gelap. Cahaya remang-remang. Sunyi. Ia mencari-cari wanita itu. Berjalan perlahan.

Ketemu kau akhirnya, ujar Richard dalam hati.

Richard melihat Castella yang memeluk lututnya. Menutup seluruh wajahnya di atas lutut itu. Suara isakan terdengar jelas ditelinganya. Bahkan senggukan.

Richard mengambil tongkat billiard yang ada di sampingnya. Lalu mendekati wanita itu yang tengah terisak di samping meja billiard.

Disentuhlah ujung tongkat itu ke kepala Castella.

Castella mendongak kala ada sentuhan di kepalanya. Lalu menengok ke arah belakang.

Rambutnya yang digerai itu basah dan acak-acakan. Wajah itu penuh dengan air bekas air mata. Dan juga mata sembabnya itu membuat Richard sangat jengah. Ia malas dengan wanita yang sedikit-sedikit menangis.

"S-siapa kau?"

Castella berdiri dan menjauhi tubuh Richard. Karena tak tahu bahwa tubuh itu milik Richard jadi Castella mundur. Takut dan trauma dengan lelaki berbadan kekar dan bersetelan kemeja kantor.

Richard mendekati komputer. Lalu mengetuk untuk memberi tahu Castella.

"Mengapa kau lari dari clien ku?"

Castella yang membaca itu di layar bingung.

"Clien siapa? Aku bahkan belum bekerja," jawab Castella dengan nada bergetar.

Richard kembali mengetik.

"Mengapa kau kabur semalam?!"

Castella membaca itu lagi. Semalam?
Oh. Sekarang dia mengerti. Jadi lelaki ini yang mengirim pria berbuncit tadi malam.

"Kau yang mengirim pria untuk memperkosaku?" Castella mundur.

Richard berbalik, mengarahkan badannya ke Castella. Berjalan pelan mendekati gadis itu.

"Lelaki brengsek! Pergi kau!" Ujar Castella marah sambil membuang benda di sekitarnya ke arah Richard.

Semua benda yang dilempar selalu berhasil dihindari oleh Richard. Dengan berlari dan menghindar, Richard akhirnya bisa memegang tangan Castella. Tangannya menggunakan sarung tangan hitam itu menyeret Castella ke meja billiard.

Lalu melempar Castella hingga pinggangnya terbentur meja billiard.

"Aww...shhhh,"

Ringisan terdengar. Dibalik masker hitam itu Richard menyeringai. Richard mengetik di keyboardnya.

MAFIA [ COSA NOSTRA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang