17. Kembali

150 31 62
                                    

"Selama ada gue, ngga akan gue biarin Lo luka lagi"
"Tetap begini, jangan jauh lagi"

~Author

Sesaat setelah Shandy pulang, ketakutan Fenly terjadi. Farhan kembali memerintahnya melakukan sesuatu. Belum juga Fenly mencuci peralatan bekas makan Farhan dan teman-temannya, tapi Farhan sudah memintanya untuk membelikan buku geografi yang akan ia pakai mengerjakan tugas besok.

"Nih duitnya.. gue gamau tau ini duit harus cukup dan Lo harus sampek rumah sebelum jam 10.. kalo lebih Lo bakal tau sendiri akibatnya" ucap Farhan sambil memberikan dua lembar uang seratus ribuan.

"Pake motor Lo bang? Kalo segini sama ongkos kurang" Ucap Fenly yang memperkirakan jika uang tersebut sudah termasuk ongkos, pasti akan kurang.

"Enak aja pembantu kaya Lo pake motor majikan.. ngga ada.. terserah Lo mau naik apa.. mau naik ojol naik onta atau jalan kaki juga gue ngga peduli yang penting Lo pulang tepat waktu" Farhan kembali menegaskan bahwa Fenly tidak boleh pulang lebih dari waktu yang telah ia tentukan. Hingga Fenly akhirnya memutuskan untuk segera berangkat.

Lain halnya dengan Shandy yang saat ini tengah kesetanan mengemudikan mobilnya. Ricky yang memang tadi berangkat bersamanya pun sudah mengucap istighfar berkali-kali dan berkali-kali itu pula Ricky meminta agar ia saja yang menyetir.

"SHAN LO DENGER GUE NGGA SIH? GUE BILANG BERHENTI YA BERHENTI!! Teriak Ricky yang sudah kehabisan kesabaran bahkan ia juga mencoba merebut kendali setir dari tangan Shandy hingga akhirnya..

Ciiiiitttt! Bruk!

Shandy mengerem mobilnya secara mendadak dan menepikannya. Hal itu membuat ujung depan mobilnya menabrak pembatas jalan dan akhirnya penyok. Namun ia tidak peduli toh mobilnya di rumah tidak hanya satu. Langsung saja ia keluar mobil dan membanting pintunya secara keras meninggalkan Ricky yang masih menetralkan detak jantungnya.

"Aaaaaaarrrgggghhh" teriak Shandy seolah sedang mengeluarkan semua kekesalannya. Pikirannya kacau dan lagi-lagi hanya karena satu pemuda yang bahkan dulu tak ia kenal namanya. Ricky segera mendekati Shandy ketika Shandy kembali berteriak dan mengacak serta menjambak rambutnya.

"Shan Shan udah dong.. Lo kenapa sih?" Tanya Ricky sambil berusaha melepas tangan Shandy yang masih setia mengacak rambutnya.

"KENAPA DIA NGGA CERITA KE GUE? KENAPA HARUS FARHAN? BAHKAN SEKARANG DIA KERJA DI SANA? KENAPA? AAAAKKKGGGHHHH" Entah Shandy bertanya kepada Ricky atau ia hanya ingin mengungkapkan semua yang ia rasa tapi sekarang Ricky tau dan paham apa yang membuat Shandy bisa seperti ini.

"Minum dulu.. gue bakal ngomong kalo Lo udah tenang" ucap Ricky seraya memberikan sebotol air mineral yang sebelumnya telah ia ambil dari mobil. Langsung saja Shandy menyambar botol tersebut dan meminumnya hingga tersisa setengah sedangkan setengahnya lagi ia gunakan untuk mengguyur rambut dan juga wajahnya.

"Mau ngomong apaan Lo?" Tanya Shandy yang sudah terlihat jauh lebih tenang.

"Gue minta Lo tenang ga cuma sekarang.. tapi juga setelah denger apa yang gue omongin" minta Ricky karena bagaimanapun ini menyangkut teman-temannya, ia tidak mau jika setelah ini ada lagi perpecahan di antara mereka.

"Oke" jawab Shandy singkat.

"Sebenarnya bukan Fenly yang cerita ke Farhan soal dia dipecat tapi Farhan yang minta bos Fenly buat pecat dia.. itu sebabnya kenapa Farhan tau sedangkan Lo engga.. gue yakin Fenly ngga mau ngrepotin Lo makanya dia memilih buat diem dan ngga cerita ke Lo.." cerita Ricky dengan pandangan lurus ke depan.

"Bangsat!" Umpat Shandy setelah mendengar fakta tersebut.

"Dengan Lo bersikap jauhin Fenly, Lo udah buat temen Lo seneng tapi engga dengan Fenly yang bahkan ia bingung dimana letak salah dia.. tapi plis jangan rusak pertemanan kita.. tahan emosi Lo.. kita bisa cari jalan lain yang harus berantem sama temen sendiri.. kali ini gue mohon" lanjut Ricky yang akhirnya menghadap ke arah Shandy menandakan bahwa ia serius.

Untitled || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang