18. Rencana Shandy

161 33 34
                                    

Akan ku pastikan ia aman
Gimanapun caranya
Karena yang kutahu
Aku hanya hanya ingin melindunginya

~Author

Minggu pagi yang cerah. Suara kicauan burung menghiasi kegiatan seorang pemuda yang sudah sibuk dengan peralatan dapurnya pagi itu. Ya, pemuda itu adalah Fenly. Ia sengaja bangun lebih pagi agar bisa menyiapkan sarapan untuk Shandy.

Wangi aroma nasi goreng buatan Fenly memang tidak ada duanya dan akan tetap menjadi favorit Shandy. Terbukti, saat ini ia sudah keluar kamar dan menuruni tangga menuju dapur meski matanya masih setengah terbuka menandakan bahwa nyawanya belum kembali seutuhnya.

"Enak banget Fen.. jadi laper" ucap Shandy serak dan lirih khas orang bangun tidur. Bahkan saat ini ia sudah duduk di kursi dengan kepala yang ia letakkan di atas meja. Sepertinya masih mengantuk setelah semalam menjaga Fenly yang masih demam.

"Kalo masih ngantuk tidur di kamar kak" sahut Fenly sambil terus fokus terhadap masakannya. Merasa tidak mendapat respon dari Shandy, membuat Fenly menoleh ke belakang untuk mengecek kakaknya. Ternyata sang kakak sudah kembali ke alam mimpi pantas saja jika tak mendengar apa yang Fenly katakan. Akhirnya Fenly hanya bisa tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran dengan tingkah kakaknya itu.

Setelah beberapa saat berkutat dengan peralatan dapur, kini Fenly telah berhasil menyajikan nasi goreng buatannya di atas meja. Tapi herannya, kenapa Shandy belum juga membuka mata padahal nasi goreng terblsebut sudah berada di depannya. Hal tersebut membuat Fenly mau tidak mau membangunkan Shandy.

"Kak bangun kak" kata Fenly sambil menggoyangkan tangan Shandy lembut takut jika kakaknya itu kaget.

"Heuumm" Shandy hanya bergumam tanpa ada niat membuka mata. Entah ide dari mana, tapi kali ini Fenly ingin menjahili kakaknya itu. Ia mengambil sesendok nasi goreng dan ia dekatkan kepada mulut Shandy seolah akan menyuapinya.

"Kak bangun.. nasi gorengnya enak nih.. aaaaa" ucap Fenly dan hap! Shandy berhasil menerima suapan Fenly dan mengunggahnya dengan keadaan mata yang masih terpejam.

"Ah Lo boongin gue ya? Bangun ga Lo!" Protes Fenly tapi ia tak mendapat respon dari Shandy. Hingga akhirnya ia berinisiatif untuk mengambil segayung air dan membawanya ke depan Shandy.

"Kak bangun iiihhh.. gue tau ya Lo boong" ucap Fenly sambil menarik tubuh Shandy agar berganti posisi menjadi bersandar di kursi. Setelahnya ia mencipratkan air yang tadi ia bawa. Tenang, Fenly yang anak baik ini tidak mungkin mengguyurkan satu gayung penuh kepada Shandy secara langsung.

"Mulai nakal ya sama kakaknya" ucap Shandy yang sudah membuka mata dan mengambil alih gayung yang dibawa Fenly. Kemudian memulai balas dendamnya dengan mencipratkan air kepada Fenly juga. Fenly yang tidak mau pun berusaha menghindari Shandy sehingga terjadilah aksi kejar-kejaran mengitari meja makan yang tanpa mereka sadari ada sepasang mata memperhatikan mereka dan tersenyum.

"Aduuuhh mas Shandy mas Fenly.. udah ya main airnya nanti lantainya jadi licin.. kalo keple-"

Bruk! Belum juga bi Siti selesai berbicara, tapi kedua pemuda itu sudah terjatuh. Ya keduanya terjatuh dengan posisi Shandy yang memangku Fenly. Tadinya Fenly memang sudah hampir terpeleset dengan Shandy yang ingin menolongnya. Tapi dikarenakan Shandy yang juga tidak seimbang membuat mereka justru terjatuh secara bersamaan.

"Aaawww" pekik Shandy yang langsung saja membuat Fenly berdiri karena takut kakaknya kesakitan.

"Sakit kak? Sini gue bantu" ucap Fenly sambil mengulurkan tangannya berniat membantu Shandy berdiri. Setelahnya ia menuntun Shandy untuk duduk di kursi.

"Sorry ya kak gara-gara gue jadi Lo yang jatuh" ucap Fenly sambil menuangkan air minum ke gelas kemudian memberikannya kepada Shandy.

"Ngga papa Fen kan gue udah bilang selama ada gue ngga akan gue biarin Lo luka lagi" ucap Shandy setelahnya ia meminum air yang diberikan Fenly.

Untitled || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang