"Kuat Shan, Lo harus bisa sampek rumah"
Ada kebahagiaan yang harus diwujudkan
Meski dengan jadwal yang padat
Dan tubuh yang ingin diistirahatkan~Author
Beberapa hari ini Shandy disibukkan dengan pembangunan bisnis barunya. Setiap hari sepulang sekolah, ia akan mampir ke lokasi bisnisnya tersebut guna memastikan bahwa pembangunannya sesuai dengan apa yang ia mau. Hal ini tentu saja membuat badan Shandy drop, karena ia belum terbiasa dengan jadwal dan juga kegiatan yang padat. Sehingga setiap jam istirahat, ia akan pergi ke rooftop untuk sekedar memejamkan mata dan mengistirahatkan tubuhnya.
Dua orang pemuda menatap Shandy dari jauh. Keduanya tidak ada yang berani mendekat, takut mengganggu Shandy yang sedang beristirahat. Salah satunya menggenggam sebotol air mineral di tangan. Rasanya ingin sekali mendekat dan memberikan minum tersebut kepada Shandy, tapi nyatanya keduanya hanya menghela nafas dan tetap berdiri di kejauhan, menatap Shandy dan sebotol air mineral secara bergantian.
"Sampai kapan bang?" Tanya seorang pemuda yang tiba-tiba muncul dari arah belakang keduanya, lalu pemuda tersebut berjalan mendekat.
"Sampai kapan kalian berdiri di sini tanpa mau mencoba buat dekat dengan kak Shandy?" Ya, itu Fenly. Ia mengulang pertanyaannya dengan lebih jelas. Kedua pemuda yang ditanya tersebut hanya menggeleng dan justru menyodorkan botol air mineral tersebut kepada Fenly.
"Gue lagi?" Tanya Fenly seolah dia bosan dengan sesuatu yang berulang-ulang. Ya, setiap istirahat Farhan dan Gilang akan selalu menunggu Shandy beristirahat di rooftop sambil membawa air mineral. Tapi setiap istirahat itu pula mereka tidak berani mendekat dan memberikan air tersebut secara langsung kepada Shandy. Mereka akan selalu meminta Fenly untuk melakukannya.
"Gue tau, bahkan Lo sendiri belum secara gamblang maafin gue sama Gilang. Tapi cuma Lo Fen yang bisa lakuin ini ke Shandy. Maaf dari Lo aja belum gue dapetin, gimana Shandy bakal maafin gue?" Kalimat panjang itu akhirnya keluar dari mulut pemuda berambut kribo tersebut.
"Gue udah maafin kalian" jawab Fenly yang membuat kedua pemuda yang berdiri di hadapannya membuka mulut lebar-lebar karena kaget.
"I-ini seriusan? Secara tiba-tiba?" Tanya Farhan yang memang masih tidak percaya. Bukan tanpa alasan Fenly melakukan ini. Melihat Farhan dan Gilang yang sepertinya mempunyai niat tulus untuk meminta maaf bahkan dengan rela setiap harinya menunggu Shandy, membuatnya tidak punya alasan untuk tidak memaafkan kedua kakak kelasnya tersebut.
Sontak saja kedua kakak kelas Fenly tersebut saling berpelukan hingga lupa jika di hadapan mereka ada sang adek kelas. "Ekheeemmm.. kasih sendiri ya air minumnya" ucap Fenly memotong kebahagiaan dua pemuda yang tengah berpelukan di depannya.
"Jangan dong Fen.. Lo aja ya" Farhan berusaha memohon tapi Fenly hanya diam. "Gue kumpulin keberanian dulu ya Fen.. gue usahain besok gue sendiri yang ngasih minumannya ke Shandy" setelah Farhan berkata demikian, Fenly hanya mengangguk dan menerima air mineral yang sedari tadi disodorkan oleh Farhan guna membawanya kepada Shandy.
Fenly berjalan menghampiri Shandy yang sepertinya memang tertidur pulas hingga tidak menyadari ada keributan kecil di sekitarnya. Ia bahkan juga tidak menyadari kehadiran Fenly yang sudah sampai dan duduk di sampingnya. Mengganti soda dengan sebotol air mineral, itu yang dilakukan Fenly saat ini. Ya, Shandy akan selalu datang ke rooftop dengan sebotol soda. Biasa Fenly hanya akan menggantinya tanpa ingin menggangu istirahat pemuda gondrong tersebut. Tapi mungkin hari ini Fenly akan melakukan hal yang berbeda.
"Kak" panggil Fenly berharap kakaknya akan terbangun meski nyatanya suara dia memang sekecil dan selembut itu hingga mata Shandy pun tetap terpejam.
"Lo lagi ngurus apa sih kak? Kayanya banyak banget sampek Lo kecapekan kaya gini" ucap Fenly ketika ia sudah mendudukkan dirinya di samping Shandy. Shandy melalukan pergerakan kecil, kemudian mulai membuka mata. Fenly kaget, apakah Shandy terbangun karena mendengar suaranya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Untitled || UN1TY
Novela JuvenilUntitled || Un1ty Hasil pemikiran random dari @SaidahSitatiZ (Sayyy) @elen_rue (Ellen_Rue) Tak banyak kata yang dapat digunakan untuk menggambarkan Dia Dia adalah paragraf acak yang sempurna Dia adalah sajak puisi penuh makna Dia skenario Tuhan...