16. Perundungan

134 27 70
                                    

Entah benar atau salah
Tapi yang sudah ku putuskan
Harus juga aku laksanakan

~Author

Fenly segera turun dari motor ketika Farhan sudah menghentikan motornya di depan rumah. Jika dilihat, rumah Farhan memang cukup besar meski tidak sebesar rumah Shandy. Rumah sebesar ini gue bersihin sendiri? Bisa kog bisa.. semangat Fenly, ucap Fenly dalam hati menyemangati dirinya sendiri.

"Masuk.. Lo bisa langsung bersihin rumah ini terserah mulai dari mana yang penting bersih"

"Dimana gue bisa naruh barang gue dan ganti baju?" Tanya Fenly karena memang Farhan tidak menunjukkan kamar atau tempat istirahat kepadanya.

"Lurus aja di halaman belakang ada satu ruangan yang bisa Lo pake" ucap Farhan yang setelahnya menaiki tangga untuk menuju kamarnya. Sedangan Fenly juga berjalan menuju ruangan yang dimaksud oleh Farhan.

Sesampainya di depan ruangan tersebut Fenly bingung karena dari luar saja sudah nampak jika ruangan tersebut sudah jarang atau bahkan tidak pernah dikunjungi atau dimasuki. Benar saja, ketika Fenly membuka pintu ruangan tersebut, ia dihadapkan dengan banyak barang atau mungkin lebih tepat jika ruangan ini disebut gudang daripada kamar.

"Uhuk uhuk" Fenly bahkan sempat terbatuk karena ruangan ini sangat berdebu. Untungnya ia melihat setidaknya ada kasur di sini yang bisa dibuat alas untuk istirahat meski harus dibersihkan terlebih dahulu. Akhirnya Fenly pun segera mengambil sapu dan alat pel untuk membersihkan gudang tersebut agar ia bisa beristirahat malam ini.

"Fen.. Fenly.." teriak Farhan sambil berjalan mencari seseorang yang ia panggil tadi.

"Gue bebasin Lo buat pilih mau bersihin mana dulu bukan berarti Lo bisa bersihin gudang ini.. Lo bersihin dulu rumah gue baru Lo bisa istirahat.. enak aja Lo bersihin sini dulu.. sekarang cepet masak buat makan malem gue udah laper" perintah Farhan yang setelah mengatakan itu ia pergi dari hadapan Fenly tanpa memberikan pemuda tampan itu kesempatan untuk berbicara. Mau tidak mau Fenly akhirnya meninggalkan gudang yang baru ia bersihkan setengah itu menuju dapur untuk memasak.

Fenly terlihat begitu lihai dengan alat-alat memasaknya. Kerjanya rapi meski ia seorang pemuda. Bahkan potongan sayur yang akan ia masak pun juga beraturan. Setelah beberapa saat, kini Fenly bisa menyajikan masakannya di atas meja makan. Kali ini ia memasak capcay dengan ayam goreng tepung sebagai lauknya. Setelah memastikan semuanya selesai, Fenly mencari Farhan untuk mengabarkan bahwa makan malam telah siap.

"Ambilin!" perintah Farhan ketika sudah duduk di kursi ruang makan. "Gue bosen ayam.. gorengin tempe dong" ucap Farhan ketika melihat Fenly ingin mengambilkan ayam untuknya. Tanpa mengatakan apapun Fenly segera menuruti perintah tersebut. Setelah beberapa saat di dapur sibuk menggoreng tempe, ia kembali ke hadapan Farhan dengan membawa sepiring tempe yang masih panas. Tapi justru ia yang dibuat kaget karena melihat capcay dan ayam goreng yang habis bersih tidak bersisa.

"Lo kelamaan gue keburu laper.. tempe panas juga gue harus nunggu mending Lo makan aja sana" kata Farhan yang kemudian berlalu pergi menuju kamarnya. Tapi baru saja dia sampai di depan tangga, ia kembali berucap "bersihin semua bagian rumah dulu baru Lo boleh istirahat" selanjutnya ia benar-benar menaiki tangga tersebut.

Fenly segera mengerjakan tugasnya agar cepat selesai. Mulai dari membersihkan meja makan dan lantai yang ada di rumah Farhan. Kini jam menunjukkan pukul 9 malam dan Fenly baru selesai beberes rumah belum gudang yang tadi sempat ia tinggal.

"Huft.. akhirnya selesai semua" helaan nafas Fenly mewakili bahwa ia lelah dan ingin segera istirahat setelah tadi melanjutkan untuk beberes gudang dan memaksa tubuh dan otaknya untuk mengulang materi serta mengerjakan pr yang diberikan.

Untitled || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang