5. Mulai Terbiasa

200 46 7
                                    

Dita memulai pagi ini dengan semangat dan positif thinking. Walaupun dia masih merasa aneh dengan pekerjaan yang dia lakukan, tapi dia harus tetap bersyukur karena dia punya pekerjaan, hidup enak tanpa kesusahan. Dia memegang teguh prinsip keluarganya yang mengajarkan bahwa orang harus selalu bersyukur dengan keadaan yang ada pada diri nya, karena dengan bersyukur maka jauh dari rasa iri, dengki, ego, nafsu, kesombongan dan keserakahan yang pada akhirnya rasa itu akan menghancurkan diri sendiri.

Rapat bisnis sekaligus makan siang kemaren berjalan dengan lancar. Namun ada hal yang mengejutkan terjadi selama makan siang itu. Bukan hal buruk, tapi membuat semua orang berpikiran lain mengenai hubungan direktur dengan asisten pribadinya. Baru kali ini Direktur Kim membawa seorang asisten pribadi selain asisten nya.

Entah Dita yang terlalu berdedikasi pada pekerjaan nya atau terlalu polos. Dita benar benar melaksanakan tugas asisten pribadi direktur tanpa cela, dari memasangkan serbet makan, mengelap sisa makanan di mulut Seokjin, duduk si samping Seokjin dan selalu sigap dengan semua keperluan Seokjin selama makan siang.

"Anda sangat beruntung Direktur Kim" Direktur Na tersenyum simpul dengan terus memperhatikan Dita.

Namun yang Seokjin rasa bukan itu. Dengan semua perlakuan Dita, Seokjun merasa sedang diasuh oleh seorang baby sitter dan bukan seorang asisten pribadi. "Apa aku seperti anak balita di mata Dita?"

"Maaf Direktur Na, apa maksud anda?" Seokjin menghentikan gerakan tangannya memasukkan irisan daging ke dalam mulutnya.

"Asisten pribadi mu sangat perhatian, cekatan dan tanggap, terlebih lagi dia manis" Direktur Na tersenyum lebar dengan memandang Dita.

Dita bersikap biasa saja dan santai mendengar pujian dari rekan bisnis bos nya, dia membalas senyuman Direktur Na dengan senyum yang paling manis.

"Terimakasih..." ucap Dita penuh hormat

Seokjin melirik Dita yang tersenyum dari sudut mata kanannya. "Apa aku salah memberi penjelasan mengenai jobdesk nya. Dita terlalu menjiwai...terlalu bersemangat"

"Dia memang asisten pribadi yang tiada duanya. Anda tidak akan pernah menemukan yang seperti dia dimanapun" Ucap Seokjin mencoba memuji Dita sekaligus mengejeknya. Namun yang di ejek bersikap biasa saja, entah karena tidak paham atau tidak peduli.

Jungkook otomatis menendang pelan kaki Dita ketika mendengar ucapan Seokjin. Dita menoleh dan menatap Jungkook heran. "Hei...selamat...jarang jarang bos memuji orang." Bisik Jungkook pelan."

Dita membulatkan matanya "Benarkah....terimakasih." bisik Dita dengan tersenyum simpul tak peduli.

"Dita ssi...apakah kau ada niat pindah kerja? Aku bersedia menerima mu." Direktur Na mengedipkan satu matanya ke arah Dita dan tersenyum membayangkan dirinya dilayani seperti  balita oleh Dita.

"Terimakasih banyak atas tawarannya Direktur Na. Maaf...Saya masih betah bekerja dengan Direktur Kim" Dita menatap Direktur Na Lurus.

"Ahhh....mungkin karena aku sudah tua dan sudah tidak setampan Direktur Kim...jadi tidak cocok punya asisten pribadi yang masih muda dan sangat manis." Goda Direktur Na dan tertawa terbahak bahak.

Dita dan Jungkook terkikik geli, sedangkan Seokjin hanya tersenyum simpul menanggapi candaan Direktur Na.

Makan siang berjalan lancar dan kesepakatan kesepakatan bisnis telah tercapai.

Hari demi hari berlalu, Dan Dita semakin piawai menjalankan tugasnya.  Kopi, makan siang, memakaikan dasi, mengurusi baju baju kerja, memastikan bos nya meminum vitaminnya, mengingatkan jadwal jadwalnya, dan tak lupa mengurusi hal kecil apapun yang berkaitan dengan kehidupan di kantor maupun kehidupan pribadi Direktur Kim.

Kim Seokjin mulai terbiasa, nyaman, dan puas dengan kinerja Dita. Dia puas? Sangat puas malah. Tidak ada cela dalam semua hal yang Dita kerjakan. Dita cepat paham, paham, dan mengaerti semua kemauan dan selera Seokjin. Dita sangat cerdas.

Dia pandai memilih dan memadu padankan outfit kerja Seokjin, pilihan menu makanan yang dipilih Dita juga sesuai selera nya. Pokoknya anti gagal, 99 % sukses. Dita orang yang tepat waktu dan juga perfectionist. Sangat mudah menyesuaikan diri dan bergaul. Dita yang ramah dan murah senyum membuat semua kolega bisnis Seokjin yang ketemu dengannya tidak ada yang tidak tertarik. Lengah sedikit, pasti sudah ada yang menggaet Dita untuk mau bekerja dengan mereka.

"Dita...." gumam Seokjin tak sadar

"Ya...saya pak..." Dita berdiri di depan Seokjin dan menatap penuh tanya, menunggu perintah.

"Nanti malam temani aku makan malam bersama kolega bisnis. Tlong siapkan bajuku." Seokjin memberi perintah dengan mata yang masih sibuk mencermati berkas berkasnya.

"Baik...." Dita berbalik ke kursinya dan mulai mencatat apa saja yang diperlukan untuk makam malam nanti.

"Dita ssi...."

"Ya............." Dita mendongak

"Pilih juga gaun untukmu, sesuaikan dengan bajuku." Seokjin menatap Dita lurus

"Eh...." Dita menatap Seokjin sangsi

"Kenapa?" Seokjin menatap Dita penuh tanya

"Gaun...apakah saya perlu pakai gaun? Saya hanya menemani pak direktur, saya rasa tidak perlu gaun khusus." Terang Dita dengan tersenyum kikuk.

"Itu perintah, tidak boleh ada penolakan." Jawab Seokjin tegas dan singkat kemudian kembali sibuk dengan berkas berkasnya.

Dita menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia bingung dengan perintah Seokjin hari ini. Otaknya mulai berpikir aneh. Bayangan bayangan cerita wattpad yang sering dia baca dan drama yang sering dia tonton berseliweran di kepalanya. Cerita Asisten Direktur yang dekat dengan Direkturnya, kemudian jatuh cinta dan menikah mulai memenuhi otaknya. Sungguh cerita roman picisan tapi selalu menarik dan tidak pernah basi. Tanpa sadar Dita tersenyum simpul kemudian menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir pemikiran konyol itu. "Hahahaha...tidak mungkin terjadi padaku..aku orang yang susah jatuh cinta...atau malah belum pernah jatuh cinta..dan yang pasti Direktur spek dewa seperti Seokjin tidak mungkin single...its impossible"

*****

Seokjin dan Dita minus Jungkook berjalan bersisian menuju restoran di hotel bintang lima yang sudah dipesan. Mereka tampak serasi dengan outfit berwarna dark blue. Tampak seperti pasangan muda yang sedang berkencan. Setiap pasang mata sepanjang perjalanan memandang kagum mereka.

"Hoseok ah....."

"Hyung............."

Mata Dita membulat sempurna melihat kakaknya yang tersenyum lebar dan memeluk Seokjin dengan akrab.

"Kau sendirian....mana istrimu...."

"Dia nanti menyusul...." Hoseok duduk kembali dengan nyaman

Sedari awal Dita hanya terdiam, mencoba profesional dengan tidak bersikap akrab dengan kolega Seokjin. Dita tersenyum tipis kepada Hoseok kemudian duduk dengan tenang

"Dita ssi kenapa kau kaku sekali. Apakah kau tidak ingin menyapa kakakmu?" Seokjin menatap heran Dita yang hanya diam saja.

"Eh....." Dita menatap bingung Seokjin

"Dita...apa kau pura pura tidak mengenalku?" Hoseok tersenyum jahil.

"Oppa....bukan begitu...aku tak bermaksud seperti itu." Dita meringis malu. "Tapi....apa kaian saling kenal?" Dita menatap Seokjin dan Hoseok bergantian

"Tentu saja aku mengenalnya. Aku junior nya waktu kuliah di Harvard." Jawab Hoseok santai.

"Kakakmu yang meminta aku untuk menjadikan kau sebagai asisten pribadi." Terang Seokjin tanpa berpikir panjang.

"Eh......" Dita terkejut, sangat terkejut.

"Oppa....." Dita mendengus kesal dan menatap tajam Hoseok. Tak tahan dengan tatapan tajam Dita, Hoseok memalingkan wajahnya dan meringis.

*****
Hi...dah lama ga update...
maafkeun author ya yoroebun
Liburan lebaran membuatku terlena 😅

Semoga chap ini bisa mengobati rasa rindu kalian sama couple JinDita 💞

See u on next chapt 😁

Im Sorry, I Love U [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang