dua 🌻

15 4 0
                                    

¤
¿
¿

Abel merenggangkan tangan, mengucek mata, mencoba menatap jam dinding di kamarnya, sudah menunjukan pukul setengah lima subuh, dengan semangat Abel bengkit melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, setelah selesai, Abel membersihkan rumah terlebih dahulu sebelum Abel menuju kedapur memasak nasi, sayur dan prekedel jagung.

Abel memasak seadanya untuk porsi satu orang, Abel masak untuk pagi dan juga untuk makan malam, setelah semuanya selesai Abel menuju kamar membersihkan tubuh, menggunakan celana dan baju kemeja, menyisir rambut sebahunya dengan rapi, memoles sedikit bedak bayi, dan pelembab bibir.

"Semangat Abel", ujar Abel di depan cermin.

Dengan semangat Abel berangkat menggunakan motor, motor yang mampu di beli sendiri dari jerih payah Abel sendiri, setelah kedua orang tua Lisa memberi rumah akhirnya Abel bisa menabung untuk membeli kendaraan, setidaknya beban Abel sedikit berkurang, tidak pusing lagi jika mendekati waktu pembayaran kos.

"Pagi Gita", sapa Abel ramah.

"Pagi Bel, yuk bareng", ajak Gita.

Keduanya menuju lantai 9, ke ruangan mereka, Abel dan Gita berpisah, Gita yang langsung duduk di depan ruangan bos, dan Abel melangkah menuju lorong samping ruangan bos.

"Pagi"

"Pagi Bel", sapa rekan kerjanya di sana ada 4 orang yang sudah duduk di kursi masing-masing.

Kursi sengaja di jauhkan dan di beri sekat dengan pembatas sepinggang, agar mereka bisa fokus mengerjakan pekerjaan masing-masing, Abel melangkah di meja kerja paling pojok, di sana sudah ada namanya di atas meja.

Semuanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Bel, ini gue udah selesai, seperti yang dikatakan ibu Gita kemarin, kamu sebagai perantara kita berempat ke bos agar tidak terlalu merepotkan ibu Gita yang juga banyak kerjaan", ujar Jojo.

"Baik Jo, taro di situ saja, ini juga gue tinggal print, yang lain gimana?", tanya Abel menatap yang lain

"Gue juga udah Bel, tinggal di print dan minta tanda tangan pak Arif", ujar Beni.

"Ini Bel", ujar Sinta melangkah menuju meja Abel.

"Tungguin gue, ini tinggal susun", ujar Caca.

Abel menganggukan kepala tersenyum.

"Akhirnya ada perwakilan untuk minta tanda tangan, atau menghadap ke bos biasanya gue ciut banget minta tanda tangan ke pak Arif, lagi-lagi harus minta ibu Gita untuk menemani", ujar Beni, ketiganya menganggukan kepala.

Abel langsung mengambil semua berkas di mejanya yang sudah rapi di dalam map masing-masing, Abel melangkah menuju ruangan Arif untuk meminta tanda tangan.

"Git, gue boleh masuk ngak", tanya Abel.

"Masuk aja Bel, pak Arif ngak ada tamu", ucap Gita tanpa mengalihkan pandangan dari komputer di hadapannya.

Tok

Tok

Tok

Tentang Rasa (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang