¤
¿
¿Kantor gempar seketika, Gilang dan Gita yang sudah ada di kantor berlari menuju lantai satu mendengar bisikan-bisikan para karyawan, keduanya melongo, mengerjapkan mata melihat di sana Arif tersenyum ke arah karyawan, menyapa mereka dengan ramah, Gilang dan Gita saling pandang.
Terlihat Abel baru masuk ke dalam kantor dengan alis terangkat melihat para karyawan berkumpul dengan wajah melongo, Arif yang melihat Abel semakin mengembangkan senyuman "Pagi sayang", sapa Arif.
"Huaaaaaaaaaaaa", teriakan kompak para karyawan.
Gilang dan Gita sampai tersedak air liur sendiri tidak percaya, Abel bersemu merah meraih uluran tangan Arif ke arahnya.
"Perhatian, perkenalkan dia calon istri gue", ujar Arif mengangkat tangan Abel yang tersenyap sebuah cincin yang begitu indah.
"Huaaaaaaaa baper"
"Tolongg, cocok banget mereka".
Gita dan Gilang masih melongo terlalu shok.
"Wah wah wah, lo mau nikah ngak ngabarin gue Rif", ujar seorang perempuan yang baru saja masuk, semuanya menoleh melihat Sasa berjalan mendekat ke arah Arif dan Abel.
"Hay Abel kita ketemu lagi, lo tau Arif sudah tergila-gila sama lo sejak masih SMA", ujar Sasa lantang membuat suaranya terdengat semua karyawan.
"Wah ternyata bos bucin", ujar para karyawan.
"Makasih Bel, lo nerima sepupu brengsek gue, dan lo Rif ingat perkataan gue sekali lagi lo bikin Abel sakit hati, gue sendiri yang akan memisahkan kalian", ucap Sasa tegas mengancam.
Arif tersenyum menganggukan kepala semakin mengeratkan genggamanya.
Gilang dan Gita kini mendekat "kok lo ngak ngasih tau bos", ujar Gilang manyun.
"Kejutan", ujar Arif, Gilang berdecak kesal.
"Selamat Bel, gue senang banget ternyata doa gue terkabul", ujar Gita terang-terangan memeluk Abel dari samping, Abel tersenyum menganggukan kepala.
"Bel, gue boleh meluk juga ngak", ucap Gilang, Arif langsung menonjok pundaknya.
"Ck calon suami lo posessive banget Bel", ejek Gilang.
"Acaranya kapan ?", tanya Sasa memang belum dapat informasi sama sekali.
"Minggu depan", ujar Arif.
"Woy bos, kok lo nikung gue, anjir gue yang lamaran duluan kok lo yang nikah duluan, ngak asik lo", ujar Gilang tidak terima.
"Gue ngak peduli tuh", ucap Arif menarik lebut Abel menuju ruangannya.
"Setelah nikah kamu ngak perlu kerja ya, kamu di rumah saja", ujar Arif yang kini sudah duduk di sofa ruangannya, tangannya masih menggenggam tangan Abel.
"Kenapa?", tanya Abel.
"Aku ngak mau kamu kecapean, ada aku yang kerja, kamu selama ini sudah berjuang, kink saatnya kamu bersantai di rumah dan aku yang akan berjuang untuk kamu dan anak-anak kita nanti", jelas Arif.
Abel menganggukan kepala mengerti.
Brakkkk
Keduanya terlonjak kaget melihat pintu terbuka kasar, di sana terlihat sepasang suami istri masuk ke dalam ruangan dengan penuh karisma, hanya melihat saja Abel bisa menebak keduanya adalah orang tua Arif.
Abel menunduk takut melihat wajah datar orang tua Arif "ck, ngak usah sangar napa sih, Abel jadi takut", ujar Arif menatap tajam orang tuanya.
Martin dan Fitri memutar bola mata malas melangkah mendekat duduk tepat di sofa seberang, mereka sekarang saling berhadapan.
"Kamu Abel?", tanya Martin, Abel langsung mendongak.
"Iya om", jawab Abel gugup.
"Kamu punya apa?", tanya Fitri, Abel menautkan alis bingung mendengar pertanyaan Fitri, tangannya meremas celana yang dia gunakan.
"Aku ngak punya apa-apa dan ngak punya siapa-siapa tante", ujar Abel jujur.
Martin dan Fitri terdiam, membuat Abel menunduk pasrah jika kedua orang tua Arif tidak merestui hubungan mereka.
"Sekarang kamu punya kami, kamu akan jadi anak kami jadi jangan merasa tidak punya siapa-siapa, dan semua yang Arif punya adalah milik kamu", ujar Martin, Abel langsung mendongak mengerjabkan mata tidak menyangka.
"Tenang sayang, nanti mama ajarin kamu menghabiskan uang suami kamu", ujar Fitri tersenyum manis ke arah Abel.
"Ayah sudah tidak sabar, jadi ayah sama mama sudah sepakat pernikahan kalian di adakan tiga hari lagi", ujar Martin, Abel tersentak kaget, sedangkan Arif tersenyum senang.
"Dan untuk kamu Abel, makasih banyak sudah merubah kehidupan anak ayah, kamu tau dulu Arif tidak mau mengambil alih perusahaan, hidupnya terlalu santai dan bebas sampai akhirnya dia ketemu sama kamu waktu SMA kelas 3, dari sana Arif berubah, Arif pindah ke apartemen agar bisa hidup mandiri, berjuang mati-matian bekerja di perusahaan", ujar Martin.
"Itu semua hanya karena satu alasan, itu kamu, ayah dan mama sudah tau semua cerita tentang kalian, Arif juga terbuka tentang kamu", lanjut Martin.
"Mama sangat bersyukur kamu menerima lamaran anak mama, hehee mama sampai takut jika kamu menolak Arif gimana jadinya anak mama, dari SMA dia udah bucin sama kamu", jelas Fitri terkekeh snediri mengingat semua yang Arif ceritakan pada Martin dan Fitri.
"Aku yang harusnya berterimah kasih om tante sudah menerima aku yang banyak kekurangan", ujar Abel lembut.
"Sekarang kamu manggil ayah dan mama, sebentar lagi kamu sudah jadi istri Arif", ujar Martin.
Abel menganggukan kepala mengerti tersenyum.
"Kami pulang dulu, Arif bawa Abel ke rumah kita, acara di adakan di rumah, tapi kamu jangan macam-macam sebelum sah", peringat Fitri, Arif menganggukan kepala mengerti.
"Ah ngak sabar" ujar Arif memeluk Abel erat.
"Kok aku ngak pernah lihat mama sama ayah?", tanya Abel.
"Semuanya tinggal di london, hanya karena aku mau menikah akhirnya mereka pulang ke sini, kamu tau, ayah minta kita tinggal di london tapi aku menolak, aku ingin tetap di sini", ujar Arif.
"Mama lebih parah, saat mama tau kamu menerima lamaran aku, mama sudah mempersiapkan semuanya, memilih-milih rumah sebagai kado untuk kita", lanjut Arif.
Abel tentu kaget tidak menyangka namun dari lubuk hatinya, Abel benar-benar bahagia mengetahui keluarga calon suaminya sangat baik, awalnya Abel kira mereka tidak akan menerimanya apa lagi saat tau kehidupan Abel yang serba kekurangan, tapi kenyataannya berbanding terbalik dengan fikirannya
¤¤¤¤¤
![](https://img.wattpad.com/cover/336005191-288-k702581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa (Selesai)
Fiksi RemajaBercerita tentang Abel gadis sederhana yang harus banting tulang untuk kehidupannya sendiri, kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan mobil membuat Abel harus berjuang untuk hidupnya. Bagaimana jima Abel akhirnya tahu jika Arif, orang spesial...