Perth berbalik,
dengan langkah kaki panjang ia mendekati Saint, dan membawa pria itu ke dalam pelukannya.Dengan posesif ia mendekap tubuh Saint seolah hanya pria itu yang ia miliki di dunia ini.
"Sudah kukatakan jika aku tidak peduli siapa dirimu,"
ucap Perth dengan suara serak."Jangan tinggalkan aku,"
erang Saint.
la tidak ingin kehilangan Perth,
ia hanya ingin menjadi orang yang dicintai oleh Perth sebagai pasangan,
bukan saudara.Karena setelah apa yang terjadi antara dirinya dan Perth,
mereka tidak akan pernah bisa menjadi saudara yang normal.Perth merenggangkan lengannya yang melingkar di tubuh Saint,
ia menangkup kedua pipi pria yang ia cintai."Bahkan jika benar kau adalah adikku, aku tetap akan menikahimu."
"Janji?"
Saint menatap Perth penuh harap.Perth mengangguk. "Aku berjanji."
"Aku ingin menjadi istrimu, bukan saudaramu." Saint menangkup telapak tangan Perth,
telapak tangan itu lebar dan terasa hangat.Perth tersenyum, senyum yang dipaksakan tetapi di matanya penuh kebahagiaan dan kasih sayang menatap Saint.
"Aku mencintaimu."
"Kalau begitu jangan pergi."
"Aku hanya ingin berbicara dengan Daddy dan Mommy."
Saint menggelengkan kepalanya,
ia menatap Perth gamang."Aku tidak ingin mendengar penjelasan apa pun lagi."
Perth mengusap salah satu sudut bibir Saint.
"Kita perlu penjelasan mereka."
"Aku tidak ingin melihat Mommy."
Perth mengecup kening Saint.
"Kau tidak seperti Saint yang aku kenal."
Air mata kembali mengalir dari kelopak mata Saint. "Aku sangat takut kau meninggalkan aku karena perbuatan Mommy."
Perth memeluk erat tubuh Saint.
"Kita tidak tahu siapa yang bersalah di masa lalu. Aku ingin mendengarkan penjelasan mereka, kita tidak boleh egois."
"Bagaimana jika Mommy memang bersalah?"
Perth menghela napasnya.
"Perselingkuhan tidak hanya melibatkan satu orang, jika mommy Nuk melakukan kesalahan, ayahku juga salah, bukan kau, bukan kita dan itu tidak akan mengubah perasaanku padamu, Amor."
"Kumohon, bawa aku pergi dari sini,"
erang Saint, tangannya mencengkeram erat pakaian yang dikenakan oleh Perth."Aku tidak siap menghadapi mereka."
"Tapi, kita harus menghadapi ini, Amor."
Saint diam beberapa detik."Beri aku waktu."
Perth menyapukan bibirnya di kepala Saint beberapa kali.
"Baiklah."
Pada akhirnya Perth tidak bisa mengesampingkan ketakutan Saint menghadapi kenyataan yang mungkin saja seperti apa yang ada di dalam pikirannya.
Terlebih lagi, Saint sedang mengandung.
Perth tidak ingin menekan Saint karena khawatir membuat pria itu semakin stres."Aku ingin menemui tante Lucy,"
gumam Saint."Lucy?"
"Ibu Push."
"Saint..."
Perth menangkup kedua pipi Saint.
![](https://img.wattpad.com/cover/336020639-288-k893525.jpg)