1 ❤️

369 31 2
                                    





Barcelona, 09.00 p.m.

"Sepertinya ada yang spesial, tidak biasanya kau mengajakku bertemu, biasanya kau tidak bersedia bertemu di tempat seperti ini karena segan kepada kekasihmu." ejek Perth sambil memberikan kode kepada bar tender untuk menambahkan wiski di gelasnya.

Mereka berdua di dalam lounge yang berada di dalam sebuah hotel bintang lima. Susana terbilang cukup santai untuk mengobrol, hanya ada beberapa pengunjung yang juga sedang menikmati cocktail dan juga wiski mereka.

Push mengguncang pelan gelas wiskinya yang masih utuh seolah agar es batu dan wiskinya menyatu.

"Sialan, aku tidak bisa bercinta dengan Bai dengan leluasa lagi." Push mengeratkan rahangnya.

"Kalian bertengkar?"

"Kami pasangan yang paling bahagia..." Push tertawa kecil, hambar. la menyesap wiskinya lalu meletakkan gelas itu kembali ke atas meja.

"Saint kembali."

Perth menaikkan kedua alisnya.

"Oh, ya? Luar biasa, kau memiliki tunangan juga kekasih. Aku sangat iri padamu, Dude." Ada sedikit nada sinis terselip dalam ucapan Perth, sayangnya terlalu tipis sehingga Push dipastikan tidak menyadarinya.

"Jangan bercanda, aku hanya mencintai Bai."

Perth mengedikkan bahunya.

"Jadi, kau mengajakku bertemu di sini hanya untuk mendengarkan kau mengatakan rasa cintamu kepada Bai?" tanyanya sinis. Kali ini benar-benar sinis, sangat jelas.

"Saint menekanku, ia terus saja mengancamku setiap keinginannya tidak kuturuti."

Bibir Perth mengulas senyum tipis.

"Dia pandai membalas dendam." Nadanya terdengar puas meski juga nyaris tidak kentara.

"Ya, dia membalas dendam padaku karena orang tuaku sangat menyayanginya." ujar Push.

Empat tahun yang lalu tiba-tiba keluarga besarnya berkumpul di rumah Saint yang berada tepat di samping rumah keluarga Push, tidak ada yang menyangka jika malam itu adalah malam di mana orang tua Push melamar Saint.

Perjodohan.

Push saat itu benar-benar terpojok apa lagi Saint dengan malu-malu mengangguk menerima perjodohan yang di anggap sinting oleh Push, ia benar-benar dibuat geram oleh Saint karena bertingkah seolah-olah pria yang amat patuh, menurut dengan apa pun yang diperintahkan oleh kedua orang tuanya.

"Kenapa kau tidak belajar mencintai Saint?" celetuk Perth membuat Push yang hendak menyesap wiskinya menghentikan gerakannya.

"Dia tidak cocok untukku. Demi Tuhan, dia pria yang manja, kekanakan, dia tidak bisa berdandan apalagi berfashion. Dan dia...."

"Kau hanya bisa mengatainya seolah kau tidak memiliki kekurangan." sela Perth.

Push menyesap wiskinya.
"Aku berbicara fakta."

"Aku rasa otak dan matamu harus di cuci." ujar Perth, ia serius.

Di mata Perth, Saint adalah pria yang manis meski sedikit manja bukankah itu mengemaskan? Saint juga terlalu acuh pada dirinya sendiri. Pria itu memang sedikit tertutup dan tidak mudah di dekati oleh siswa atau siswi di sekolah mereka karena begitu tampak oleh Push jika Saint bersama murid laki-laki/gadis, Push akan menggunakan cara apa pun untuk menghalau siswa/wi yang dianggap menganggu Saint.

"Aku ingin kau menolongku." Push menatap Perth, sangat serius.

Perth mengerutkan keningnya. "Aku?"

"Ya, kau. Aku ingin kau merayu Saint, jauhkan dia dariku."

Me & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang