Saint menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Perth, menumpahkan semua rasa sakit yang diciptakan oleh Push.Push baru saja menuduhnya ingin memisahkan dari Bai, bahkan dengan sombongnya Push mengatakan membatalkan pertunangan mereka.
"Kau pikir kau akan bisa merebutku dari Bai dengan cara mengambil posisinya di perusahaan?" Push dengan sinisnya melontarkan ejekannya kepada Saint.
Saint yang saat itu masih tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Push hanya mampu mendengarkan ucapan-ucapan Push yang terus menyudutkannya.
"Jangan menganggap dirimu terlalu tinggi hanya karena kedua orang tuaku menyayangimu, Saint. Kau bisa membujuk ibuku untuk memecat Bai dari perusahaan. Tapi, itu tidak akan bisa memisahkan cinta kami," ucap Push dengan nada pongah.
Saint merasakan dadanya mulai sesak, ia mengerti mengapa Push begitu marah kepadanya meski ia hanya menebak jika Lucy melakukan sesatu kepada Bai.
Push selalu menolaknya, tidak dipungkiri oleh Saint jika ia merasa sakit oleh penolakan Push. Tetapi, dituduh melakukan sesuatu yang tidak ia lakukan rasanya seribu kali lebih sakit.
Push menatap tajam ke arah Saint.
"Mulai saat ini, pertunangan kita berakhir." Push menjeda ucapannya.
"Aku akan membicarakan dengan Tante Nuk dan orang tuaku." Push melangkah keluar dari ruangan itu tanpa menatap ke arah Saint bahkan jika hanya sekilas. la meninggalkan Saint yang berdiri terpaku di tempatnya, menunduk sambil merasakan panas di kelopak matanya.
Perlahan-lahan tubuh Saint merosot ke lantai, terduduk sambil berlinang air mata. la sudah sering di tinggalkan oleh Push . la sudah sering dihina oleh Push, ia juga pernah melihat Push dan Bai di atas tempat tidur.
Tetapi, rasa sakit dari semua yang pernah ia rasakan seolah menjadi satu dan menerjang perasaannya hingga Saint seolah tengelam ke dasar jurang bernama kehancuran.
"Saint..."
Suara itu sedikit serak, tetapi begitu lembut.
Saint hanya pasrah saat Perth menariknya ke dalam pelukan pria itu.Saint mencengkeram kemeja di sisi pinggang Perth, membenamkan wajahnya di dada bidang pria yang beberapa menit yang lalu mengisi pikiran liarnya. Akhirnya ia memang merasakan pelukan hangat pria itu.
"Kau bisa masuk angin," ujar Perth lalu mengangkat tubuh ringan Saint dan membawanya duduk di atas sofa.
Perth memeluknya, membelai rambutnya penuh kasih sayang. Pria itu bahkan beberapa kali mendaratkan bibirnya di atas puncak kepala Saint.
"Push memutuskan pertunangan kami," isak Saint.
"Apa kau ingin aku memberi pelajaran pada Push? Aku akan menghajarnya jika kau mau."
Saint menggeleng lemah.
"Lalu?"
"Aku tidak tahu...."
Perth kembali mengecup puncak kepala Saint. "Menangislah hingga kau puas."
Nuk yang sedari tadi berdiri di ambang pintu menyaksikan adegan manis itu, bibirnya tersenyum samar.
'Maafkan mom, Saint. Tapi, cepat atau lambat kau harus melalui ini. Kau harus melihat ada seorang pria yang sangat dekat denganmu dan di matanya ada cinta untukmu.'
Nuk adalah dalang di balik apa yang sedang Saint rasakan, ia sengaja menceritakan kepada Lucy jika Saint telah kembali dari New York tetapi sayangnya hubungan anak-anak mereka masih tidak ada kemajuan karena Push dan Bai masih bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/336020639-288-k893525.jpg)