22 ❤️

259 34 5
                                    





Pagi yang indah karena perasaan bahagia yang memenuhi rongga dada Perth hingga seolah rongga dadanya tidak mampu menampung kebahagiaan itu. la menatap Saint yang masih memejamkan mata, mengagumi kecantikan pria yang kini menguasai jiwanya.
Pria biasa yang mengubah dunianya dan akan menjadi sosok ibu dari anak-anakya kelak.

Perth menyentuh salah satu alis Saint.
"Terus saja berpura-pura tidur."

Saint tertawa kecil, lalu membuka matanya, langsung menatap mata Perth yang sedang menatapnya dengan sorot lembut dan semakin melembut saat kedua mata itu bersobok.

"Selamat pagi, sayang."
Suara Saint terdengar pelan dan serak.

"Aku mencintai kalian."
Bibir Perth mengulas senyum, ucapannya terdengar sangat lembut.

Saint menyentuh wajah Perth, mempermainkan rahang pria itu menggunakan ujung jemarinya.

"Kami juga mencintaimu, Daddy."

Perth meraih telapak tangan Saint, mengecupnya beberapa kali.

"Sekarang mulai interogasinya."

Saint terkekeh, ia menarik tangannya dari Perth.

"Aku masih mengantuk."
la memejamkan matanya lalu hendak berbalik membelakangi Perth.
Namun, Perth menahannya.

"Jangan coba-coba lari dari masalah," geramnya.

Saint membuka kembali matanya sambil menyeringai jail.

"Jadi, tersangka memasrahkan diri meminta diadili?"

Perth menatap Saint penuh peringatan.

"Jangan tunda masalah ini."
la adalah tipe pria yang tidak menyukai menunda pekerjaan, masalah, dan apa pun itu.
Bisa dibilang ia tidak memiliki kesabaran berlapis untuk menunggu.

"Baiklah, kita mulai."
Saint menatap Perth, ia menyentuh jakun pria yang ia cintai menggunakan jari telunjuknya.

"Siapa yang merencanakan reuni?"

"Itu ide Push."

Saint menggeram di dalam benaknya,
jengkel karena Push benar-benar kejam terhadap dirinya.
Tetapi, ia lebih bersyukur karena ia didorong kepada pria yang tepat.
Perth tidak mempermainkannya,
pria itu memperlakukannya dengan sangat baik.
Dibanding menyebut dirinya malang, ia lebih suka menyebut dirinya beruntung.

"Lalu kue itu?"

Perth mengerutkan keningnya karena pertanyaan Saint.

"Kue?"

"Kau datang membeli kue ke toko kami."
Tangan Saint turun ke dada Perth yang tidak lagi mengenakan pakaian, pria itu selalu bertelanjang dada setiap kali tidur.
Menyentuh kulit yang ditumbuhi bulu-bulu halus dengan cara menggoda.

"Tentu saia rencanaku."

Tangan Saint perlahan bergerak ke bagian perut Perth.

"Kau mencari informasi tentang diriku?"

Perth menyingkirkan anak rambut dari kening Saint.

"Seperti seorang detektif."
Tentu saja ia menyelidiki Saint secara detail sebelum ia menjalankan serangannya dengan berpura-pura datang ke Saint Bakery untuk membeli kue.
Telapak tangan Saint menyusup masuk ke dalam celana kain yang dikenakan oleh Perth, menyentuh kejantanan Perth yang tegang, keras, dan besar. Menggenggamnya lalu perlahan bergerak dari pangkal ke ujungnya.

"Oh, Tuan Detektif, apa hanya itu?"
Mata Saint menatap Perth, menggoda.
la menggigit bibir bawahnya sementara ujung jemarinya mengelus ujung benda yang ada di tangannya.

Me & You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang