Bagian 17 : Antara Dua Pria

3.2K 265 19
                                    

Minggu kalian ngapain gaes? 😀

Jangan lupa olahraga ya. Olahraga jari, ramein kolom komentar dan jangan lupa vote di part ini dan sebelumnya 😁

-Happy reading-


"Bi, untuk sementara Alisa di rumah Maira dulu, ya."

"Nanti ngerepotin orang rumah, Neng."

Maira tersenyum dengan gelengan kecil di kepalanya, "ngga kok, bi. Malahan nenek pasti senang ada Alisa di rumah."

Maira merasa tidak enak jika harus merawat Alisa di rumah Randy, tapi ia juga tidak ingin membiarkan Alisa begitu saja.

Meski ada Bi Minah yang lebih dulu bersama Alisa, merawat Alisa saat sakit, tapi sekarang Maira sudah merasa terikat olehnya. Ia ingin merawat Alisa.

"Ya sudah kalau sekiranya ga ngerepotin. Nanti bibi beritahu Nak Randy."

"Gak usah, bi. Biar Maira aja yang ngasih tahu."

Bu Minah ragu beberapa saat dan tak lama senyumnya terbit.

"Baiklah. Kalau Neng Maira butuh sesuatu telepon bibi saja."

Setibanya di rumah, Maira langsung membawa Alisa ke kamarnya, dibaringkan tubuh kecil itu di kasur. Matanya masih tertutup rapat, ia terdengar mengigau, napasnya keluar masuk dengan hawa panas.

"Mai. Ini air kompresannya."

Nenek membawa air hangat di mangkuk kaca besar beserta kain untuk mengompres.

"Kasian dia," lirih nenek sembari mengusap lembut pipi Alisa.

"Setiap liat Alisa, nenek jadi teringat kamu saat kecil, Mai. Sejak bunda kamu meninggal, kamu juga sering sakit."

Maira hanya tersenyum pahit sambil melihat Alisa. Ia masih merasa sangat beruntung punya Ayah dan Neneknya.

Alisa tak seberuntung Maira. Masih kecil, Alisa harus kehilangan ibunya dan saat tumbuh besar, ia juga harus ditinggal jauh oleh papanya.

"Nek, Maira titip Alisa dulu sebentar ya. Maira mau menguhubungi Pak Randy dulu."

Ia harus segera menghubungi Randy sebelum pria itu marah seperti sebelumnya. Baru Maira mengambil ponselnya di meja rias, panggilan masuk ia terima dari Randy.

"Bagaimana keadaan Alisa?"

"Sudah baikan. Panasnya turun"

"Alisa elergi paracetamol jangan beri dia itu untuk menurunkan panas. Saya sudah minta ke bi Minah untuk membelikan obat."

Maira hanya diam mendengarkan, "jika demamnya tinggi lagi, panggil dokter. Nanti saya kirim beberapa nomornya. Jangan beri dia jeruk, Alisa alergi." Randy memecahkan rekor kalimat terpanjang yang pernah ia katakan pada Maira.

"Saya titip Alisa. Hari ini, saya harus keluar kota." jeda beberapa saat.

"Jangan teledor. Saya masih ingat ucapan kamu."

Imam Menuju SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang