Dengan pelan Alkana mulai mengarahkan kursi roda yang ia pakai kearah jendela kaca yang ada didalam kamar milik nya untuk menatap langit malam yang terlihat sangat indah di mata nya.
Setelah pulang dari rumah pemuda itu Alkana merasa ada sesuatu yang aneh terjadi kepada diri nya entah apa itu. Diri nya merasa ada semangat baru untuk memulai kehidupan yang baru juga, kehidupan nya yang suram mungkin secara perlahan akan membaik dengan ada nya pemuda itu nanti nya.
Alkana hanya bisa berharap semua yang ia rencana nya berjalan dengan sangat lancar nanti nya agar sesuatu yang tidak diri nya inginkan tidak terjadi. Semoga saja.
"Bersikap sangat egois kepada pemuda yang tidak tau apa-apa mungkin terdengar sangat pencundang. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Jalan satu-satu nya hanyalah ini."
Pria itu berharap semua nya akan berjalan dengan sangat lancar sebelum diri nya melakukan pengobatan lagi untuk yang kesekian kali nya. Yang mungkin saja akan sangat beresiko untuk keselamatan diri nya. Alkana ragu antara ingin melakukan pengobatan ini atau tidak. Namun jika diri nya tidak melakukan nya maka kemungkinan terbesar ia tidak akan pernah bisa berjalan lagi walaupun hanya sebentar saja. Begitupun sebalik nya jika diri nya melakukan pengobatan itu bisa saja nyawa nya akan menghilang.
"Satu bulan lagi pengobatan itu akan di lakukan. Aku harap semua nya berjalan dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun. Bisa kah aku menjadikan pemuda yang akan mengandung anakku sebagai penyemangat untuk melawan kematian saat pengobatan nanti? Terdengar sangat mustahil karena bermain-main dengan kematian. Tapi aku berharap untuk kali ini akan berhasil seperti yang sebelum nya."
Alkana terdiam saat selesai mengatakan semua yang ia rasakan beberapa hari ini. Pikiran pria itu kosong beberapa hari ini karena mikirkan bagaimana kelanjutan keluarga ini nanti jika sesuatu hal terjadi kepada diri nya saat melakukan pengobatan nanti. Hingga saat mengetahui ada seorang pemuda yang sesuai dengan yang diri nya inginkan Alkana ingin cepat-cepat memiliki nya karena ia merasa jika harapan nya terkabul. Dengan begitu diri nya tidak perlu memikirkan tentang keluarga nya lagi jika terjadi sesuatu kepada diri nya namun saat melihat pemuda itu tadi Alkana merasa jika untuk kali ini ia ingin pengobatan nya berjalan dengan lancar seperti sebelum nya.
"Lebih baik aku beristirahat lebih dulu karena sekarang sudah sangat larut. Akan sangat tidak baik untuk kelancaran pengobatan nya jika aku kelelahan nanti."ucap Alkana sebelum mengarahkan kursi roda nya kearah ruang ganti untuk mengganti pakaian yang ia kenakan sekarang ke pakaian tidur khusus untuk diri nya.
___Beberapa hari berlalu begitu cepat nya membuat Kiano yang dari beberapa hari yang lalu sibuk membereskan barang-barang milik nya sekarang bisa beristirahat dengan tenang karena semua kebutuhan diri nya disana nanti sudah ia bawa semua. Pemuda itu tidak ingin terlalu bergantung kepada pria yang akan membawa nya nanti, karena nanti nya saat sudah tiba disana Kiano akan kembali membuka usaha yang ia lakukan dirumah paman nya sejak dulu untuk mengumpulkan uang untuk diri nya kedepan nya nanti.
"Kiano."panggil Rangga setelah mengetuk pintu kamar milik Pemuda itu beberapa kali. Pria paruh baya itu berjalan masuk untuk melihat semua barang yang sudah di kemasi oleh Kiano dengan seksama.
"Kamu jaga diri baik-baik disana nanti. Kalo kamu merasa tidak nyaman sama suasana disana kamu bisa menelpon paman. Paman akan datang kesana untuk menjemput kamu."ucap Rangga dengan memeluk tubuh kecil Kiano dengan sangat lembut, ia sangat menyayangi Kiano melebihi hidup nya sendiri karena pemuda itu sudah ia anggap sebagai anak kandung nya sendiri. Maka dari itu saat melihat Kiano mengemasi beberapa barang milik nya Rangga merasa jika diri nya akan kehilangan anak nya mulai hari ini.
"Pasti. Kiano pasti bilang semua nya kalo Kiano merasa gak nyaman. Paman jangan khawatirkan aku ya, sekarang yang terpenting itu kesehatan dan juga perusahaan paman yang harus di kembangkan."jawab Kiano dengan melepaskan peluk kan mereka.
Pemuda itu tersenyum menatap paman nya agar paman nya merasa tenang. Walaupun diri nya sendiri merasa ragu.
Sekuat apapun Kiano meyakinkan diri nya jika pria itu merupakan pria yang baik tetap saja diri nya merasa takut karena mereka baru pertama kali bertemu beberapa hari yang lalu dan secara tiba-tiba saja pria itu mengajukan sebuah kontrak yang membuat diri nya harus tinggal bersama dengan pria yang menurut Kiano masih asing untuk diri nya.
Cukup lama Kiano dan juga paman nya berbicara sebelum suara bel gerbang mereka berbunyi menandakan jika Alkana sudah datang sekarang.
"Kamu diam disini dulu selagi paman berbicara dengan Tuan Alkana lebih dulu."ucap Rangga sebelum keluar dari dalam kamar Kiano membuat pemuda itu menganguk karena ia sendiri imgin menghabiskan sedikit waktu lagi untuk berada didalam kamar yang sudah diri nya tempati sejak kecil.
___Alkana mengarah kan kursi roda milik nya untuk mengikuti Rangga yang sudah membuka kan pintu untuk diri nya serta sekretaris milik nya. Hingga saat sampai diruang tengah Alkana langsung menghentikan mesin dari kursi roda milik nya, sedangkan Arlan sebagai sekretaris Alkana mengambil tempat duduk di samping Tuan nya yang ada satu sofa single.
"Ini isi surat perjanjian untuk anda."ucap Arlan dengan mengeluarkan sebuah surat dari tas kerja yang ia bawa, membuat Rangga langsung mengambil surat itu untuk di baca.
[Setelah surat perjanjian ini di tanda tangani oleh Kiano Aksara maka Rangga tidak punya hak untuk ikut campur dalam kehidupan pemuda itu untuk kedepan nya. Selagi kontrak nya masih berlalu, namun jika Rangga melanggar aturan nya maka baik Rangga maupun Kiano akan di kirim ke penjara.]
Rangga langsung menatap Alkana karena surat perjanjian ini menyudutkan diri nya dan juga Kiano selaku pemuda yang tidak tau tentang semua masalah yang terjadi disini.
"Isi perjanjian nya memang seperti itu untuk Anda. Karena disini yang bersalah itu anda, maka dari itu saya membuat surat perjanjian yang berbeda antara anda dan juga Kiano."ucap Alkana memperjelas semua nya membuat Rangga terdiam karena diri nya tidak bisa melakukan apapun disini.
"Panggilkan pemuda itu."ucap Alkana saat Rangga sudah selesai menandatangani surat perjanjian yang ia buat. Membuat pria paruh baya itu langsung beranjak untuk memanggil Kiano yang masih berada didalam kamar.
Hingga beberapa menit kemudian pemuda itu terlihat turun bersama dengan paman nya dengan membawa dua koper di tangan nya.
"Anda bisa membaca surat perjanjian untuk anda."ucap Arlan dengan memberikan surat perjanjian yang berbeda kepada Kiano membuat pemuda yang baru saja duduk itu langsung mengambil surat itu.
Untuk membaca semua nya.
[1. Selama kontrak berjalan Kiano tidak boleh pergi dari mension tanpa memberitahu Alkana.
2. Diantara kalian akan ada kontak fisik nya karena pembuahan nya akan di lakukan secara alami, tidak memakai alat apapun.
3. Kontrak akan berjalan selama satu tahun kedepan tanpa terkecuali sedikit pun. Baik Kiano maupun Alkana tidak ada yang berhak mencampuri urusan masing-masing. Setelah Kiano melahirkan maka anak yang dia lahirkan akan langsung jatuh ketangan Alkana dengan catatan Kiano masih bisa bertemu dengan anak nya beberapa bulan sekali.]Kiano menatap Alkana sejenak sebelum menandatangani surat perjanjian itu karena di surat perjanjian itu tidak ada yang dirugikan, mereka akan sama-sama di untungkan. Alkana mendapatkan keturunan yang ia ingin kan serta Kiano yang akan mendapatkan imbalan berupa uang untuk mengembangkan perusahaan.
Bersambung...
Votmen_
Sejauh ini nyambung gak sih? Gue ngerasa gak pede😓😭
KAMU SEDANG MEMBACA
TUAN ALKANA {END}✔
RomansaAlkana Damarius Arian, seorang pria albino yang terkenal sangat anggkuh serta kasar. Tiba-tiba menyuruh bodyguard nya untuk mencari seseorang yang bisa mengandung anak nya. Namun entah kebetulan atau apa, pria itu malah mendapatkan langsung orang ya...