TUAN ALKANA {END}✔

Part 20

Saat Kiano tidur dengan tenang. Alkana segera turun dari tempat tidur mereka untuk menenangkan diri nya lebih dulu.

Ternyata memeluk dan berbicara dengan Kiano tidak membuat diri nya merasa tenang sepenuh nya. Biasa nya setiap kali diri nya merasa tidak tenang pria itu pasti akan selalu memeluk Kiano agar diri nya merasa tenang namun sekarang seperti nya itu tidak berfungsi sama sekali.

Diri nya butuh ketenangan seperti yang selalu ia lakukan seperti dulu, baiklah untuk malam ini Alkana akan fokus menenangkan pikiran nya terlebih dahulu agar rasa takut itu tidak terlalu menyelimuti diri nya.

Dengan pelan pria itu mulai menduduk kan diri nya diatas kursi roda milik, sebelum mengarahkan nya keluar dari dalam kamar mereka, pria itu sengaja menunggu Kiano tidur terlebih dahulu agar pemuda itu tidak khawatir jika melihat diri nya seperti sekarang.

Saat sampai di halaman mansion yang terlihat remang-remang, Alkana menghentikan kursi roda milik nya sebelum menatap langit malam yang terlihat sangat gelap diatas sana.

"Yang aku pikirkan sekarang bukan hanya tentang masalah kesehatan diriku saja, perkataan beberapa orang yang membuat diriku semakin takut. Dulu aku pribadi yang sangat cuek tentang apa yang akan terjadi saat pengobatan dilakukan. Mau mati pun tidak masalah karena tidak ada harapan atau pun semangat lagi untuk menjalani semua nya. Namun saat pemuda itu hadir aku takut akan meninggalkan diri nya jika pengobatan itu gagal, serta meninggalkan anak yang selalu aku tunggu kehadiran nya."

Beberapa hari yang lalu saat Alkana tengah sibuk mencari tau bahan apa saja yang baik digunakan untuk proyek perusahaan nya nanti, tiba-tiba ada sebuah artikel yang mengatakan jika orang yang mengidap albino tidak akan pernah bertahan lama, paling lama 30 tahun dan sekarang usia pria itu sudah 30 tahun lebih. Banyak lagi artikel yang mengatakan hal yang serupa membuat Alkana berpikir dengan keras bagimana mana agar diri nya tetap hidup bersama dengan Kiano dan juga anak mereka.

Diri nya tidak ingin meninggal kan kedua nya karena mereka sangat berarti dalam kehidupan Alkana saat ini.

"Apakah bisa aku minta satu kebahagiaan saja sekarang? Mungkin dulu aku mengatakan jika diriku tidak perlu kebahagiaan karena kehidupanku tidak ada arti nya sama sekali. Tapi sekarang saat mengetahui jika bahagia itu sangat menyenangkan walaupun dengan hal yang sangat sederhana, aku tidak ingin kehilangan itu semua. Aku ingin egois sekarang, aku ingin kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang sudahku tunggu 30 tahun ini."ucap Alkana lagi, tatapan pria itu mengarah pada langit malam lagi dengan perasaan campur aduk. 

Pikiran pria itu seperti rekaman yang rusak. Semua memory kebersamaan diri nya dan juga Kiano terekam dengan sangat jelas di dalam sana membuat pria itu semakin takut. Diri nya takut akan meninggalkan Kiano.
______

Hingga beberapa hari sebelum pengobatan itu Alkana mengajak Kiano untuk pergi kesebuah taman yang ada di kota ini hanya berdua saja. Taman yang sangat jarang di ketahui orang-orang karena ini merupakan taman pribadi milik Alkana.

Tempat pria itu menenangkan pikiran nya. Tempat pria itu menyendiri dari rasa kesepian hingga sekarang diri nya datang ke tempat ini lagi bersama dengan istri dan juga anak mereka yang masih didalam kandungan Kiano.

"Kamu suka taman nya?"tanya Alkana dengan nenatap Kiano yang tengah duduk disamping diri nya, tatapan pemuda itu terus mengarah pada sebuah danau di hadapan mereka sekarang.

"Aku suka taman nya dan juga pemilik nya,"jawab Kiano dengan senyuman manis milik nya membuat Alkana terkekeh nendengar jawaban pemuda itu.

"Belajar gombal dari mana hm?"

"Itu kata-kata nya mengalir sendiri dengan bebas nya. Aku gak belajar dari mana pun!"jawab Kiano dengan semangat seperti biasa membuat Alkana meletak kan kepala nya di bahu pemuda itu dengan perasaan nyaman.