Daren mengelus lemgan seorang wanita yang terbaring lemah dibrankar rumah sakit,matanya selalu terpejam. Daren menciumi punggung tangan wanita yang telah melahirkannya,wanita yang tak lain Shafi Halimahtuzahro.
Daren tersenyum tipis melihat wajah damai yang terlelap tak sadarkan diri "Umi,Husein sudah menikah dengan gadis yang umi inginkan,Husein sudah menjadi seorang suami"
"Husein sudah memenuhi keinginan umi,sekarang umi bangun hm? Husein kangen sama umi"
"Husein janji gak akan nakal lagi,Husein akan turuti semua kemauan umi,tapi umi harus bangun dulu,umi gak kasian sama abi? Nanti abi cari yang lain mi"ucap Daren seraya terkekeh.
"Umi,menantu umi belum bisa kesini. Karena ini pernikahan tersembunyi,pernikahan rahasia,lucu banget ya mi,Husein belum genap 18tahun sudah menikah"
"Tapi Husein tidak marah sama umi,umi kehidupan Husein,semua keinginan umi Husein turuti,Husein sayang sama umi"
Cup.
Daren mencium kening Shafi,lelaki itu berdiri dan keluar dari ruangan menuju rumahnya. Sedangkan disisi lain,Eliza membanting tubuhnya keatas kasur king size,gadis itu memejamkan matanya.
Tak lama terdengar ketokan dari arah pintu,Eliza berdecak dan dengan berat hati membuka pintu "Kenapa yah?"
Anam masuk kedalam kamar putrinya dan dusuk ditepi ranjang "Ayah mau bicara sama kamu"
Eliza patuh,ia duduk didekat Anam "Ayah mau bicara apa sama El?"
Anam terdiam.
Eliza melambaikan tangannya kedepan wajah sang ayah "Yah? Jadi gak mau ngomong apa,kalo enggak El mau tidur"
"Kamu sudah sholat El?"
Eliza menggeleng menyengir "Belum yah,nanti aja besok El sholat"
Anam menghela napas pelan,mengusur anak tanpa bantuan sang istri cukup sulit. Terlebih ia harus bekerja demi memenuhi semua kebutuhan Eliza,sampai ia lalai mengajarkan pondasi agama pada putri semata wayangnya.
"Sholat dulu El,baru tidur"
"Nanti aja yah,El capek mau tidur"melas Eliza.
"Eliza Syaquena!"
Eliza berdecak "Ayah tuh ya gak capek nyuruh aku sholat terus? Tuhan mana mau nerima aku yah,aku tuh pendosa akut!"
"Yang ada cuma capek doang sholat,diterima enggak"
Anam memegangi dadanya perih "Eliza,ayah merasa gagal menjadi seorang ayah,Eliza tau kan pentingnya sholat didalam agama kita? Sekarang ayah tanya kamu,sholat rukun islam ke berapa?"
Eliza tampak berpikir "Satu Syahadat,dua Sholat. Kedua yah"
Anam tersenyum,ada perasaan sesak yang tak bisa ia jelaskan "Coba El bayangin,sebuah batu bersusun berbeda ukuran,anggap saja batu terbawah adalah syahadat,dan batu susun kedua berukuran sedang dan lebih besar dari batu susunan pertama adalah sholat,lalu batu ketiga diatas sholat adalah zakat,dan ditumpuk batu ke empat adalah puasa,dan terakhir batu kelima adalah naik haji"
Eliza menumpu tangannya di dagu.
"Batu kedua lebih besar dari batu pertama bukan?"Eliza mengangguk.
"Kalo El ambil batu kedua lalu apa yang terjadi?"
"Apa yang terjadi yah?"bukannya menjawab,Eliza malah mengajukan pertanyaan.
Anam tersenyum "Karena batu kedua lebih besar,maka ke empat batu itu akan rubuh kecuali batu pertama yaitu syahadat,El tau artinya apa?"Eliza menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husein Darendra
General FictionHusein Darendra Al-Manaf harus menikahi seorang gadis pendiam yang ternyata menghanyutkan dalam keterdiamannya itu. Mampukah Daren mengubah sikap gadis yang akan menjadi istrinya kelak? "Jadi pacar gue!" "Ooohhh,ternyata muka adem lo gak menunjukan...