Bazar Ramadhan -14

290 32 1
                                    

Kecantikan seorang perempuan yang abadi terletak pada adab dan ketinggian ilmu.
Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.
-Buya Hamka
.
.

Sore hari pun tiba,Eliza sudah siap dengan gamis cauple para santriwati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore hari pun tiba,Eliza sudah siap dengan gamis cauple para santriwati. Dengan begini,vibesnya Eliza sama seperti mereka. Seorang santri. Daren menyemprotkan tiga semprot parfum ke tubuhnya,ia memakai kopiahnya dan mendekat ke arah Eliza yang memainkan gadget nya.

"El"

Eliza mendongak ,hidungnya mengendus endus "Uuummm,wangi banget kamu ren"

"Oh ya? Padahal cuma tiga kali semprot doang"

"Dari mana sih parfumnya,aku suka wanginya"

Daren tersenyum "Dikasih ustadzah yang habis pulang dari makkah,kamu suka wanginya?"

Mendengar siapa pemberinya membuat Eliza merasa kesal "Gak jadi,aku gak suka wanginya. Buang aja parfumnya,gak enak wanginya. Bikin mual"

Kening Daren berkerut,tak lama ia terkekeh "Sepertinya,ada yang cemburu"

Eliza mendelik "Gak ya,mana ada Queen El cemburu,yaudah lah ayo kita ke bazar!"

Daren tergelak,ia mendekatkan wajahnya membuat Eliza was was "M-mau apa? Istigfar Daren,kita lagi puasa"

Daren tertawa "Hm,pikirannya ya. Aku lagi liatin kening kamu,takutnya ada rambut keluar,ge'er nih ye"

"Haaa! Gak asik!"

Eliza lebih dulu keluar kamar meninggalkan Daren yang masih tertawa. Daren menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Ia menyusul Eliza yang sudah ada diruang keluarga bersama keluarganya.

"Lebih baik kita segera berangkat,nanti takjil nya keburu habis sama warga luar. Ayo El"ucap Shafi seraya mendekat ke arah Eliza dan langsung mengait jari jari Eliza digenggamannya.

Daren menyodorkan uang berwarna merah "Ini buat beli takjil"

"Gak usah Sein,umi mau traktir Eliza"sahut Shafi.

"Umi,ini nafkah seorang suami untuk istri. Umi jangan menghalangi ya,nanti yang dosa siapa? Sein juga,yaudah ini ambil habibati"

Eliza meringis malu "Ishh,gak usah pake habibatinya juga kali Daren"desisnya.

Shafi tersenyum "Cieee nafkah seorang suami ya ,hm. Yaudah neng kamu ambil uangnya"

Eliza segera mengambil uang yang Daren berikan "Manis sekali kaliann ini,Husein tadi ustadz Farhan ke sini nyariin kamu,pesannya kamu temui dia di gezebo,udah ditungguin loh"ucap Zainab menyampaikan amanah salah satu ustadz.

Husein DarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang