Don't Cry,Eli -03

405 27 1
                                    

Daren menyugar rambutnya kasar,ia berlalu menyusul Eliza. Tangan nya pun yang terluka ia biarkan demi mengejar Eliza. Sungguh,ia tidak berniat membuat Eliza menangis. Ia hanya ingin dihargai. Jika pun Eliza yak mau memakan bekalnya,lebih baik tidak usah diterima.

Kini amanat yang diberi Huda hilang.

Huda bangun pagi pagi sekali demi membuatkan bekal untuk menantunya,dan Eliza akan mengecewakan abi nya karena membierikan bekalnya kepada oranglain.

Sedangkan disisi lain,Eliza menangis tersegu dibelakang sekolah. Entah kenapa ucapan Daren adalah sebuah sayatan pedang untuk hatinya. Katakan ia lebay,namun inilah yang terjadi.

"Hiks...m-masalahnya apa sih kalo gue hiks....gak makan bekalnya,emangnya dosa hiks..."

Bahunya bergetar,Eliza membuang ingusnya menggunakan sapu tangan miliknya. Tak lama ia merasakan tepukan dibahunya "El"

Eliza mendongak,ia menepis tangan itu "Hiks...g-gue gak mau ketemu sama lo,pergi sana hiks.."

Daren berdiri dihadapan Eliza dan mensejajarkan tingginya dengan gadis itu,Eliza menyembunyikan wajahnya di sela sela tangan. Daren menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Don't cry Eli"

Eliza mendongak dan menaatap tajam Daren "Hiks...jangan panggil gue hiks....Eli!"

Daren mengulum bibirnya menahan senyuman,tangannya terulue mengacak acak gemas rambut Eliza "Gue minta maaf,gue gak maksud buat bikin lo nangis karena ucapan gue cuma gak suka lo ngasih pemberian gue ke elo"

Eliza mendengus lirih "Gue kan bukan siapa siapa lo"

Daren terdiam.

"Jadi pacar gue"

Eliza mendongak dan tersenyum sinis "Ooohh,ternyata muka adem lo gak menunjukan ilmu pengetahuan agama lo,rumornya sih lo lulusan pesantren dan anti banget sama cewek,dan sekarang lo malah nembak gue nih?"

Rahang Daren mengeras "Gue gak suka penolakan,you are mine!"

Eliza mengusap matanya kasar dan berdiri,gadis itu melipatkan tangannya didada "Dan gue juga gak suka pemaksaan"

Daren ikut berdiri "Lo gak bisa nolak gue!"

Eliza terkekeh sinis "Jadi lo punya pemikiran kesetiap cewe,kalo mereka semua itu sama iya? Lo ngerasa paling ganteng gitu? Hah,lo ngerasa paling sempurna dan gak adasatupun cewek yang nolak pesona elo? Hello,itu semua gak berlaku buat gue!"

"Daren!"pekik Eliza ketika Daren menarik tangannya dan meleyakan dileher lelaki itu,salah satu tangan Daren menahan pinggang Eliza sedangkan satutangannya memegang kedua tangan Eliza dibelakang lehernya.

"Gue gak suka penolakan!"desis Daren tajam.

"Dan gue gak suka dipaksa,lepasin!"

Srek.

Daren mengikis jarak keduanya,tangannya memegang kepala Eliza seraya melafadzkan do'a diubun ubun gadis itu.

Cup.

Daren mencium kening Eliza,untuk sesaat Eliza mematung. Bahkan kakinya terasa berat untuk ia langkahkan. Tangannya terasa lemas untuk mendorong Daren.

"You are mine!"

"SEDANG APA KALIAN?!"

Daren refleks mendorong Eliza sampai Eliza terjungkal. Dengan sigap Daren memegang pergelangan tangan Eliza. Dewa keberuntungan tak berpihak keduanya,Daren terjatuh diatas tubuh Eliza. Tak sepenuhnya,karena Daren menahannya dengan siku.

Eliza memejamkan matanya ,menahan napas menatap wajah Daren dengan jarak sedekat ini. Posisi ini sangat dekat.

"DARENDRA! ELIZA! KERUANGAN SAYA SEKARANG!"

Husein DarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang